Bagaimana menurut pendapat Anda tentang tudingan bahwa ESQ sesat?

Kriteria sesat yaitu apabila mengubah, menambah, atau mengurangi Rukun Islam 
dan Rukun Iman. Di ESQ tidak ada perubahan sama sekali akan hal itu. Justru 
banyak orang yang tidak membaca syahadat, jadi bersyahadat. Yang tadinya tidak 
shalat dan puasa, jadi rajin shalat dan puasa. Yang mampu jadi rajin membayar 
zakat dan pergi haji.

Shalat wajibnya tetap lima waktu, menghadapnya tetap kiblat, puasa wajibnya 
tetap di bulan Ramadhan, hajinya tetap pergi ke Mekkah. Semua sesuai aqidah dan 
syariah Islam. Iman dan kecintaan pada Allah justru makin kuat. Begitu juga 
dengan keimanan dan kecintaan pada Rasulullah yang makin tinggi. Membaca Al 
Qurannya juga makin sering.

Guru saya, Bapak HS Habib Adnan adalah ulama yang hafidz Al Quran dan sangat 
dihormati di Indonesia. Beliau penasihat MUI Pusat bersama KH Ali Yafie, dan 
lebih dari 25 tahun menjadi Ketua MUI di Bali.

Kita harus mampu membedakan isi substansi dan metode. Substansi ESQ sangat 
sesuai dengan kaidah dan syariah Islam. Dari sisi metodologinya memang baru. 
Karena ini training sumber daya manusia dan mana-jemen, saya menggunakan 
teknologi tinggi seperti komputer, multimedia dan alat canggih lainnya. Jadi, 
harus dibedakan antara isi dan metode.

Bagaimana sikap Anda terhadap Mufti Wilayah Persekutuan yang mengeluarkan fatwa 
pelarangan ESQ dan apa kira-kira latar belakangnya?

Saya menghargai mufti wilayah Persekutuan, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wan Teh, 
yang mengeluarkan fatwa pelarangan ESQ di wilayah tersebut. Berbeda pendapat 
itu merupakan hak setiap manusia. Tapi saya juga menghargai keputusan 
mufti-mufti lainnya yang bukan saja membolehkan bahkan mendukung ESQ. Saya 
maklum kalau mufti wilayah Persekutuan mengeluarkan fatwa larangan terhadap 
ESQ, karena beliau tidak per-nah ikut training ESQ sebagaimana delapan mufti 
lainnya. Beliau juga belum pernah berdialog langsung dengan saya menanyakan 
hal-hal yang dianggap meragukan. Saya memaklumi sebagai manusia biasa beliau 
belum memahami apa yang diajarkan ESQ karena memang tidak meminta penjelasan 
dulu sebelum membuat fatwa.

Pak Ary mohon dijelaskan sebenarnya ESQ itu seperti apa, dan apa 
latarbelakangnya?

ESQ Leadership Center adalah lembaga training sumber daya manusia yang 
bertujuan membentuk karakter, melalui penggabungan 3 potensi manusia yaitu 
kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Selama ini, saya sudah 
mengikuti berbagai pelatihan sumber daya manusia dan kepemimpinan dari berbagai 
negara, namun umumnya pelatihan tersebut bersumber dari teori-teori Barat yang 
hanya bertumpu pada kecerdasan in-telektual dan kecerdasan emosi. Saya pun 
merasakan ada sesuatu yang kosong, karena kering dari nilai-nilai spiritual. 
Lalu kita bisa lihat bagaimana kerusakan moral yang luar biasa terjadi. Karena 
itu dalam buku ESQ yang kemudian dikembangkan menjadi training, saya memasukan 
nilai-nilai spiritual berlandaskan pada Al Wuran dan al hadits.

Saya kira apa yang saya lakukan baru sedikit, yaitu membawa nilai-nilai Al 
Quran pada dunia manajemen dan sumberdaya manusia. Masih banyak bidang lain 
yang juga perlu sentuhan dan nilai Quran seperti ilmu ekonomi, hukum, sosial, 
politik, kedokteran, dan lain-lainnya. Selama ini, sudah terlalu lama 
nilai-nilai Al Quran dipisahkan dari kehidupan nyata, dari dunia usaha, 
perkantoran, industri.

Tuduhan pertama dari mufti wilayah Persekutuan menyatakan bahwa ESQ mendukung 
faham liberalisme dan pluralism, bagaimana menurut pendapat Anda?

ESQ sama sekali bukan aliran liberal maupun plural. ESQ justru mengajarkan 
tauhid yang sangat kuat berdasarkan rukun islam, rukun iman, dan ihsan. Di 
Indonesia banyak orang yang shalat dan pergi haji, tapi mi-skin dari 
nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin. Karena itu ESQ mengembangkan 
pendidikan karakter yang berdasarkan akhlaq mulia yang dinamakan 7 Budi Utama 
yaitu jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli.

ESQ sebagai lembaga training bisa dimanfaatkan untuk seluruh bangsa Indonesia 
bukan hanya untuk kalangan umat Islam. Tapi hal itu bukan berarti ESQ juga 
mengajarkan semua agama sama. Training ESQ terbuka bagi siapa saja yang ingin 
belajar. Hal itu sebagaimana dianjurkan dalam Al Quran bahwa Islam rahmatan lil 
alamin menjadi rahmat bagi semesta alam.

Di Indonesia ESQ sudah berlangsung selama 10 tahun dengan hampir 1 juta alumni 
dan diikuti oleh para ulama maupun masyarakat dari berbagai kalangan. Kalau 
memang ada hal yang sesat dan menyimpang, tentu sudah sejak dulu ulama dan 
masyarakat bereaksi.

Di Malaysia ESQ memiliki panel syariah dan aqidah yang menjamin bahwa ESQ tidak 
keluar dari aqidah dan syariah. Panel syariah terdiri dari lima orang ulama 
terkemuka yang diantaranya adalah mantan ketua Jawatan Kemajuan Islam 
Malaysia(JAKIM setingkat MUI di Indonesia, Red), 3 orang mantan mufti dan dekan 
fakultas pengajian Al Qur'an dan As-Sunnah University Sains Islam Malaysia. 
Panel Syariah ini berlaku juga untuk menjaga training ESQ di seluruh dunia.

Bagaimana dengan tuduhan kedua dari fatwa tersebut bahwa ESQ mengajarkan bahwa 
para Nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian?

Kenabian dan kerasulan mutlak pilihan Allah SWT. Pencarian yang dilakukan para 
nabi seperti Nabi Muhammad saw, Nabi Musa as, dan Nabi Ibrahim as, adalah 
pencarian yang berdasarkan bimbingan Allah. Nabi Muhammad mendapat wahyu di 
usia 40 tahun, tapi sebelumnya Nabi Muhammad tidak duduk diam di Mekkah, namun 
bolak-balik ke Gua Hira. Kepergian Nabi Muhammad ke Gua Hira atas bimbingan 
Allah, dorongan pencarian itu dari Allah, sehingga akhirnya beliau mendapatkan 
wahyu. Perjalanan para Nabi itu dikisahkan dalam Al Quran, dan itu kita ambil 
hikmahnya bahwa untuk mencapai keyakinan itu harus diusahakan, tidak bisa 
tinggal diam.

Dalam tuduhan ketiga fatwa tersebut dikatakan bahwa ESQ mencampuradukkan ajaran 
kerohanian bukan Islam dengan ajaran Islam?

Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya ilmuwan Barat tidak mengakui keberadaan 
Tuhan sebagai Pencipta. Penemuan VS Ramachandran seorang pakar neurology, 
direktur Center for Brain and Cognition, Profes-sor neurosains di Universitas 
California dan dikenal juga sebagai Marcopolo of Neurology, menemukan secara 
ilmiah bahwa manusia selalu mencari dan ingin bertuhan. Penemuan tersebut 
mendasari Danah Zohar untuk merumuskan SQ atau kecerdasan spiritual pada diri 
manusia. Kedua hal itu membuktikan secara empiris bahwa Al Quran benar bahwa 
manusia senantiasa mengabdi pada Allah, sebagaimana yang dikatakan dalam surat 
Adz-Dzariyat: 56, "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi 
kepada-Ku."

Bagaimana dengan tuduhan keempat fatwa tersebut yang mengatakan bahwa ESQ 
menekankan konsep `suara hati' atau conscience sebagai sumber rujukan utama?

Konsep suara hati dalam psikologi disebut conscience atau dalam manajemen 
disebut inner value. Suara hati itu diajarkan dalam Al Quran dan Hadits. Saya 
menyampaikan tentang suara hati karena justru berpegang pada Al-Quran dan 
Hadits dan menjadikan Al Quran dan Hadits sebagai rujukan utama.

Dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dikatakan bahwa di dalam jasad ada 
segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya dan jika rusak, 
maka rusaklah seluruh jasadnya. Segumpal daging itu ialah hati. Lalu dari 
hadits Imam Nawawi dikatakan: "Mintalah fatwa pada hatimu."

Bagaimana dengan tuduhan kelima yang mengatakan bahwa Pak Ary menjadikan logika 
sebagai sumber rujukan utama?

ESQ tidak menjadikan logika sebagai sumber utama. Dalam buku dan pelaksaanaan 
latihan ESQ, rujukan utama adalah al-Quran dan al-Hadits. Dalam ajaran Islam, 
logika diperlukan untuk berpikir dan memahami kebenaran. Dalam Al Quran surat 
pertama diperintahkan untuk iqra', membaca dan menggunakan pikiran. Begitu pula 
banyak disebutkan dalam Al Quran kalimat, "Apakah kamu tidak berfikir?"

Dalam tuduhan keenam dari fatwa tersebut dikatakan bahwa Anda mengingkari 
mukjizat dan menganggapnya tidak dapat diterima oleh akal serta tidak sesuai 
dengan zaman.

Saya tidak pernah mengingkari mukjizat baik dalam buku maupun training ESQ. 
Justru dalam training saya mencoba menunjukkan berbagai fenomena supaya peserta 
meyakini mukjizat Allah. Saya percaya akan adanya mukjizat yang dikurniakan 
oleh Allah kepada para Rasul-Nya. Dalam training juga digambarkan tentang teori 
penciptaan alam semesta, tentang lempeng bumi yang senantiasa bergerak 
(continental drift) yang telah ditunjukkan dalam Al Quran sejak 1400 tahun yang 
lalu, sebagai mukjizat yang kebenarannya telah terbukti oleh ilmu pengetahuan.

Berdasarkan tuduhan ketujuh, Anda menggunakan kode 19 buatan Rasyad Khalifah 
untuk mentafsirkan al Qur'an, bukankah Rasyad Khalifa mengaku dirinya sebagai 
rasul dan membawa agama baru yang dinamakan `submission'?

Tentang angka 19 saya ingin menunjukkan Al Quran sebagai mukjizat. Dengan 
menggunakan referensi buku "Membumikan Al Quran", saya hanya mengutip buku 
tersebut tentang keajaiban Al Quran. Di sana dikatakan bahwa kata Allah, Ar 
Rahman, dan Ar Rahim memiliki jumlah yang habis dibagi 19. Ism Allah ditulis 
2.698 9 kali (2.698:19=142) Ar Rahman 57 kali (57:19=3), dan Ar Rahim 114 kali 
(114:19=6) .

Dengan kutipan tersebut saya hanya ingin menunjukkan bahwa Al Quran sebagai 
mukjizat dibuat sedemikian rupa oleh Allah dengan penuh perhitungan, sehingga 
tak mungkin manusia mampu membuatnya. Tetapi saya sendiri tidak pernah mengenal 
dan membaca buku Rasyad Khalifah, hal tersebut hanya saya kutip dari buku 
"Membumikan Al Qur'an".

Dalam Al Quran dikatakan, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan 
kamilah yang memelihara dan menjaganya" (Surah Al Hijr : 9) Al-Quran adalah 
satu mukjizat bagi Rasulullah saw yang kekal sampai hari kiamat. Mukjizat ini 
tidak mampu ditolak oleh saintis maupun ahli matematik.

Pada tuduhan kedelapan fatwa tersebut, Anda menyamakan bacaan al-Fatihah 
sebanyak 17 kali sehari dengan Bushido orang Jepang yang berlandaskan ajaran 
Buddha, apakah demikian?

Saya mempelajari bagaimana bangsa Jepang membangun karakter masyarakatnya. 
Ternyata salah satu caranya adalah dengan mengucapkan Bushido yaitu jujur, 
loyal, disiplin, berani, dll secara berulang setiap hari. Ternyata metoda 
pengulangan tersebut berhasil membentuk karakter masyarakat Jepang. Fakta 
tersebut dapat memberi gambaran mengapa saat shalat kita harus mengulang-ulang 
bacaan al-Fatihah sebanyak 17 kali sehari, agar nilai-nilai dalam ayat tersebut 
menjadi karakter dan mendarah daging pada umat Islam.

Dalam tuduhan kesembilan dari fatwa tersebut dikatakan bahwa Anda menganggap 
kekuatan luar biasa seperti mukjizat nabi berlaku melalui rumus Zero Mind 
Process (ZMP)?

Saya tidak pernah menyatakan bahwa kekuatan luar biasa seperti mukjizat kepada 
para Rasul dapat terjadi pada manusia biasa melalui rumus ZMP. Saya mengangkat 
kisah Kapten Rozak adalah untuk menunjukkan bahwa ketika kita hanya berpasrah 
pada Allah dan menzerokan ilah-ilah selain Allah, saat itulah pertolongan Allah 
SWT datang. Ini bukan berarti manusia memiliki mukjizat namun menanamkan 
ketauhidan pada Allah dengan hanya meminta pertolongan padaNya.

Pada tuduhan kesepuluh tertulis bahwa Anda menafsirkan makna kalimah syahadah 
dengan `triple one', bukankah `triple one' digunakan oleh Kristian untuk 
menguraikan konsep "Trinitas"?

Ha.. ha.. ha.. Ini menggelikan, `triple one' yang ditulis di buku ESQ itu nomor 
HP GSM saya yaitu berakhiran 2111 hadiah dari Bapak Garuda Sugardo atas 
prestasi saya. Menurut saya nomor ini cantik karena berakhiran triple one (111) 
yang mengingatkan ucapan Bilal saat ditindih batu ia hanya mengatakan 
AhadÂ…AhadÂ…Ahad... yang artinya satu, satu, satu... Ini sama sekali tidak ada 
kaitannya dengan trinitas. Inilah akibatnya jika tidak bertanya atau berdialog 
secara langsung, pengertiannya jadi sangat jauh berbeda.

Pak Ary bagaimana dengan statement dari Pak Amin Djamaluddin yang mengatakan 
ESQ menyimpang?

Saya menghargai dan berterima kasih pada Pak Amin Djamaluddin yang telah 
memberikan masukan secara langsung. Saya bertemu beliau di Lembaga Penelitian & 
Pengkajian Islam (LPII) pada tanggal 17 Juli 2010. Yang dikritisi oleh Pak Amin 
adalah buku ESQ bukan training ESQ.

Dalam penulisan buku, saya terbuka terhadap kritik dan saran. Saya berharap 
jangan karena ada kesalahan di bagian tertentu, lalu semuanya dianggap salah 
dan sesat. Untuk perbaikan, saya selalu terbuka pada semua kritik dan masukan 
dari siapapun.

Bapak Amin Djamaluddin telah menunjukkan beberapa hal yang menurut beliau 
meyimpang dari buku itu, dan kami akan melakukan perbaikan pada edisi yang akan 
datang. Masukan dari Pak Amin adalah: arti surat Al Furqan ayat 57 `mencari 
Allah' diganti dengan `menuju Allah'; `zakat sanubari' diganti dengan `shodaqah 
sanubari'; arti shiratal mustaqiim yaitu `jalan yang lurus dan luas' diganti 
dengan `jalan yang lurus', penulisan `hati nurani Allah' diganti dengan 
`kehendak Allah'; dalam tabel akhir tentang Asmaul Husna, kata `acuan' diganti 
dengan `dzikir', serta saran untuk memasukkan hadits secara jelas sumbernya.

Kami juga menerima masukan empat poin dari Majelis Mujahidin Indonesia, di 
antaranya:

1. Hal. viii, alinea 1, berubah menjadi:
Saya melihat bahwa sesungguhnya pencarian itu juga dicontohkan dalam kitab suci 
Al-Qur'an, ketika proses tiga Nabi besar dipilih Allah menjadi Nabi dan Rasul.
2. Hal. 18, alinea 3, berubah menjadi:
....Setelah saya memperdalam teori-teori kontemporer dan bukti-bukti empiris 
sejarah Rasulullah Saw dan Al Qur'an sebagai referensi utama. Kemudian saya 
mencoba memadukan logika serta suara hati secara sungguh-sungguh yang merupakan 
referensi pemberian Allah SWT.
3. Hal. 47, alinea 3, berubah menjadi:
....Bukti adanya perjanjian ini, menurut Muhammad Abduh ialah adanya fitrah 
iman dalam diri manusia. Hal ini ternyata juga disampaikan oleh Prof DR N 
Dryarkara SJ, seorang pakar filsafat yang bukan beragama Is-lam, berpendapat 
tentang adanya suara hati manusia yang beliau istilahkan sebagai suara Tuhan 
yang terekam dalam diri manusia. Hal ini membuktikan kebenaran firman Allah di 
atas, yang tidak bisa ditolak oleh agama apapun.
4. Hal. 280, alinea 3, berubah menjadi:
.... Kita perlu relaksasi sejenak dengan melakukan shalat, mendengar kembali 
suara hati yang menjadi perantara ilham kebaikan dari Allah SWT.

Yang ramai dibicarakan saat ini adalah tentang pengertian Asmaul Husna Pak Ary 
yang dikatakan menyimpang. Penafsiran Asmaul Husna yang harus diikuti oleh 
manusia bukankah menandingi sifat Allah?

Saya merujuk pada Surat Al Qashash ayat 77 yang mengatakan bahwa berbuat 
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu". 
Allah memiliki sifat-sifat yang tercermin dalam Asmaul Husna, manusia harus 
menghormati sifat tersebut tapi bukan untuk menandingiNya. Allah memiliki sifat 
kasih sayang, manusia juga harus memiliki sifat kasih sayang pada sesama. Tapi 
kasih sayang manusia tidak akan sebanding dengan kasih sayang Allah. Allah Maha 
Adil, dan manusia juga harus bersifat adil pada sesama manusia.

Sekarang saya bertanya, apakah kita tidak boleh adil, karena itu adalah sifat 
Allah Al Adl? Apakah kita tidak boleh memiliki sifat kasih sayang, karena itu 
adalah sifat Allah Ar Rahmaan? Lalu kita harus belajar dari sifat siapa? Ini 
bukanlah menyaingi sifat Allah, karena Adil-nya Allah tak tertandingi, namun 
manusia harus adil kepada sesama, sebatas manusia.

Menurut saya, kecenderungan manusia untuk menyukai sifat-sifat kebaikan seperti 
kasih sayang, keadilan, kejujuran, tanggung jawab, keindahan, adalah bukti 
bahwa manusia telah melakukan perjanjian dengan Allah sebelum mereka dilahirkan 
sebagaimana ayat Al Quran QS. al-A'raf (7): 172.

Apa pesan Anda?

Saya menyarankan agar sebelum menyimpulkan, sebaiknya mengadakan dialog dulu 
dan jangan langsung memutuskan. Sekali lagi ESQ bukan aliran ataupun mahzab 
melainkan training SDM, kalau tidak ada yang substansial menyimpang tidak perlu 
difatwa sesat. Kalau ada yang dianggap meragukan sebaiknya tidak menghukum 
tetapi membimbing. Kalaupun ada kritik dan masukan, silakan saya sangat 
terbuka. Mari kita berlomba-lomba berbuat kebaikan, melakukan perbaikan dalam 
kehidupan umat.(www.esqmagazine.com)

Kirim email ke