Pesantren Kilat

Oleh: KH. Dr. A. Mustofa Bisri



Ramadhan adalah bulan mulia yang memberikan kesempatan kepada kamu untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Nah, gunakan
sebaik-baiknya waktu kamu pada bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak ibadah
dan pengetahuan keagamaan.



Pada awal-awal bulan ramadhan yang telah lewat, kita menyaksikan dan melihat
banyak lembaga-lembaga pendidikan dan takmir/remaja masjid sibuk untuk
mengadakan kegiatan-kegiatan yang bernafaskan islami pada awal-awal bulan
ramdhan. Tradisi mengadakan kegiatan-kegiatan islami selama bulan ramadhan,
khususnya pada awal minggu pertama, agar bulan yang penuh berkah ini diisi
dengan ibadah.

Kegiatan selama bulan ramadhan sudah pasti bernuansa rohani, seperti siraman
rohani dan bimbingan khusus untuk menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.
Salah satu kegiatan positif yang dapat memperdalam ilmu-ilmu agama adalah
pesantren kilat. Pesantren kilat sering diadakan oleh lembaga-lembaga
pendidikan formal, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) dengan cara mewajibkan para siswa/siswinya untuk
mengikuti pesantren kilat.


Tempat untuk mengadakan pesantren kilat tidak hanya dilaksanakan di dalam
gedung-gedung sekolah atau ruang masjid tetapi ada juga yang mengadakan
pesantren kilat di ruang terbuka, seperti pegunungan dan di
padepokan-padepokan taman wisata yang jauh dari kerumunan orang-orang banyak
yang tujuan utamanya adalah supaya bisa khusyuk dan serius dalam menjalankan
ibadah.


Pesantren kilat umumnya dilaksanakan selama satu atau dua minggu pada awal
bulan ramadhan. Materi yang diberikan pada pesantren kilat biasanya
kegiatan-kegiatan yang bernafaskan rohani dan pendalaman ilmu-ilmu agama,
misalnya membaca Al-Qur'an, praktik wudlu, shalat, tayamum, adzan, menghafal
surat-surat pendek dan ayat-ayat pilihan, doa-doa, mendengarkan ceramah, dan
berdiskusi tentang keislaman. Tetapi pada akhir-akhir ini, materi pesantren
kilat tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu religius tetapi juga ada
materi-materi umum seperti, psikologi yang menenkankan pentingnya mengetahui
siapa manusia itu sebenarnya dan bagaimana harus berintraksi antara satu
dengan yang lain, *outbound *atau permainan di luar ruangan, pentas musik,
pentas teater, dan sebagainya.


Misalnya saja pesantren kilat yang dilaksanakan oleh RISKA (Remaja Islam
Sunda Kelapa) yang dilaksanakan di daerah Cisalak, Bogor, Jawa Barat. Dengan
bertempat di alam terbuka peserta diharapkan bisa mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa dengan merenungkan ciptaan-Nya. Pesantren kilat yang
laksanakan oleh RISKA tidak hanya diisi materi-materi agama tetapi peserta
juga akan diajak untuk mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (LP) khusus wanita
di Tangerang.


Manfaat mengikuti pesantren kilat adalah selain mendapatkan ilmu agama dan
dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusus juga memperoleh banyak
pengalaman berharga misalnya, berlatih mandiri, rasa sosial dan setia kawan
jadi lebih meningkat, serta memupuk rasa kebersamaan.


Pesantren kilat tampaknya dapat dijadikan alternatif pendidikan islami bagi
siswa sekolah umum di kota-kota besar yang relatif kurang mendapatkan
pelajaran keagamaan.  Pesantren kilat selama bulan Ramadhan diharapkan dapat
meningkatkan ketakwaan para siswa sekolah serta menanamkan kepedulian
sesama.  Akan lebih baik lagi bila para pengelola pondok pesantren juga pro
aktif menyelenggarakan pesantren kilat bagi para siswa sekolah umum selama
bulan ramadhan sehingga para siswa sekolah umum di kota-kota besar dapat
menyelami kehidupan asrama (mukim) di pesantren yang sarat dengan nilai
kebersamaan dan kebersahajaan.



Pesantren kilat yang diselenggarakan langsung oleh Pondok Pesantren yang
sehari-hari memang menyelenggarakan pendidikan keagamaan diharapkan dapat
memberikan pemahaman keislaman yang menyeluruh *(kaffah)* dan tidak *instant
* sehingga para siswa sekolah umum dapat memahami substansi ajaran agama dan
tidak tejebak pada simbolisme agama yang seringkali bermuara pada
ekstrimisme, radikalisme dan anarkisme.  Kita tentunya prihatin dengan
kecenderungan ekstrimisme dan radikalisme yang melanda kaum muda pelajar dan
mahasiswa di sekolah dan kampus umum yang salah satunya disebabkan pemahaman
agama yang simbolik dan *instant**.*



KH. Dr. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar
Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


-- 
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke