---------- Forwarded message ----------
From: andri tri kuncoro <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Jun 20, 2006 5:04 AM
Subject: tabayyun ketua kamda surabaya
To: [EMAIL PROTECTED]

TABAYYUN PEMBEKUAN KOMSAT UNESA KETINTANG

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahilladzi `allafa baina quluubina fa ishbahna bi ni'matihii
ikhwana
Allahumma shalli `ala Muhammad wa `ala alihi wa shahbihi ajma'in.

Bersyukur kita kepada Allah Swt, yang mengaitkan hati kita dalam
persaudaraan, jama'ah dan da'wah kepadaNya.

Pada kesempatan ini, saya, Andri Tri Kuncoro, sebagai Ketua Kamda
Surabaya akan memberikan tabayyun berkaitan dengan kebijakan Kamda
Surabaya membekukan Komsat Ketintang yang kemudian di milis KAMMI
nasional menjadi polemik yang cukup panas, bahkan melebar ke wilayah
yang tidak seharusnya. Saya rasa ini akan menjadi kontra produktif
terhadap produktifitas dakwah kita semua.

Ikhwah sekalian, kronologis pembekuan Komsat Ketintang telah
diungkapkan oleh beberapa kader dari Kamda Surabaya yang saya cintai
karena Allah Swt. Sebagiannya benar, sebagiannya lagi terkesan terlalu
didramatisir dan terkesan emosional. Saya pahami sikap mereka.
Mayoritas kader KAMMI Surabaya memang tidak sepakat dan puas dengan
kebijakan ini.

Pertama kali saya ingin mengklarifikasi kasus pembekuan ini.
Rencana Dakwah Kampus (DK) Unesa untuk memfokuskan perhatian ADK
terhadap dakwah intrakampus dimulai pada pertengahan tahun 2005.
Mereka memobilisasi sebagian kader Komsat Unesa ke LDK untuk
memaksimalkan capaian DK. Manuver ini memang tidak melalui pembicaraan
dengan Kamda Surabaya. Alias sepihak. Kebijakan ini diambil melalui
forum syura kampus yang melibatkan Komsat Unesa secara struktural.

Saat itu saya tidak terlalu mempermasalahkan kebijakan itu meskipun
kita paham semua bahwa hubungan KAMMI dan LDK hanya bersifat
koordinatif, bukan instruktif. Namun saya coba memahami kebutuhan
mendesak DK terkait dengan penguasaan lembaga kampus walaupun akibat
objektifnya, Komsat Unesa tidak lagi bergerak lincah.

Pada awal bulan Maret 2006, atas inisiatif saya, saya bertemu dengan
para pengelola DK Unesa untuk membicarakan masa depan dakwah di Unesa,
sekaligus bicara tentang LDK dan Komsat Unesa. Tanpa di sangka dalam
pertemuan itu terlontar rencana mereka membekukan Komsat Unesa demi
memaksimalkan LDK. Perdebatan cukup alot terjadi sampai tengah malam.
Akhirnya disepakati jalan tengah, Komsat Unesa dibatasi gerak dan
programnya dengan harapan konsentrasi ADK terfokus pada pemenangan DK.
Program yang tetap berjalan sebatas kaderisasi dan diskusi saja.
Sedangkan kegiatan besar yang populis untuk sementara divakumkan.

Perlu saya jelaskan bahwa sejak sepuluh tahun bergulir, DK Unesa masih
belum beranjak dari level Kampus 0. Belum ada penguasaan lembaga
Kampus satu pun sampai saat ini. Sedangkan DK memproyeksikan
pemenangan DK tahun 2006 ini.

Saya coba mendiskusikan hal ini dengan beberapa teman di Kamda, secara
informal memang, karena saya rasa permasalahan ini harus segera
dipecahkan. Sedangkan forum resmi (syuro) seringkali tidak berjalan
efektif.

Hasil kesepakatan itu saya sosialisasikan kepada Ketua Komsat Unesa.
Kemudian dalam temu kader Komsat Unesa menjelang Muskom, saya
sampaikan kembali kesepakatan itu. Saya tekankan, bahwa kesepakatan
itu dilakukan dalam kontek saling menguatkan antara kita (KAMMI) dan
DK. Mereka bersepakat.Tidak ada kontradiksi yang berarti.

Dalam arahan yang saya sampaikan di Muskom, sekali lagi saya sampaikan
kesepakatan itu dan proyeksi dakwah di kampus Unesa. Saya tekankan,
kader KAMMI harus menjadi kader terbaik dalam LDK, memberikan yang
terbaik untuk perkembangan dakwah di Unesa. Tidak ada upaya memancing
konfrontasi dengan DK. Semuanya sepakat.

Namun, kesepakatan pertama dengan pengelola DK tersebut berjalan hanya
beberapa minggu saja, sebab setelah itu, pada bulan Mei 2006, ada
pemberitahuan dari pengelola DK Unesa bahwa mereka akan (tetap
bersikukuh) membekukan Komsat Unesa. Saat itu juga saya minta
klarifikasi. Tiga hari kemudian saya, mereka, dan perwakilan dari
Komsat dan LDK Unesa bertemu. Agendanya membahas proyeksi dakwah di
kampus Unesa. Dalam forum itu perdebatan masih saja terjadi. DK tetap
bersikeras dalam pendiriannya. Dengan alasan kesepakatan pertama tidak
berjalan efektif dan tidak ada perkembangan yang signifikan. Mereka
menjanjikan pembekuan berlaku sampai dua tahun saja, setelah itu
Komsat Unesa bisa diaktifkan kembali. Sedangkan kami dari KAMMI coba
tetap menawarkan jalan tengah, membatasi gerak Komsat dengan maksut
mempertahankan sistem kaderisasi dan eksistensi struktur. Akhirnya
forum syuro itu berakhir tanpa kesepakatan. Mengambang.

Hasil forum itu memang mengambang, tapi pada prakteknya DK telah
menjalankan kebijakan yang mengarah pada pembekuan Komsat Unesa.
Sekali lagi saya coba membicarakan perkembangan masalah ini dengan
beberapa teman di Kamda, secara informal memang, karena saya rasa
permasalahan ini harus segera dipecahkan. Sedangkan forum resmi
(syuro) seringkali tidak berjalan efektif.
Perkembangan ini juga saya bicarakan dengan Ketua Komsat Unesa,
bagaimana baiknya sikap kita. Dengan beberapa pertimbangan dan upaya
memahami kondisi objektif Unesa, akhirnya Ketua Komsat Unesa, Akh Fuad
Hanif Hasan (semoga diistiqamahkan di jalanNya) menyatakan menerima
kebijakan DK.

Dalam temu kader Komsat Unesa untuk yang terakhir kalinya, saya
sampaikan bahwa ini bukan masalah menang-kalah karena mereka (DK-LDK)
adalah ikhwah kita, partner dakwah kita. Di forum itu saya ingin
memahamkan bahwa pembekuan atau pengalihan SDM ke LDK bukanlah
kekalahan bagi KAMMI. Karena kader KAMMI masih bisa beramal dakwah di
kampus dengan spirit KAMMI. Untuk meyakinkan, saya harus bertanya
kepada Akh Fuad beberapa kali tentang penerimaan mereka atas kebijakan
ini. Ya...teman-teman Unesa telah menerima kebijakan itu dengan
ikhlas. Bahkan ada selebaran yang mereka buat, mengajak menerima
tantangan di dalam dakwah kampus. Allhamdulillah, mereka tidak down.
Mereka tetap semangat, Allahu Akbar.

Setelah itu, saya sampaikan di syuro pleno Kamda Surabaya. Memang
hanya sosialisasi. Sebab saya hanya memperjelas duduk
permasalahan,bukan untuk berkonsultasi dengan mereka. Meskipun pada
akhirnya, mayoritas dari mereka tetap menolak kebijakan ini. Sulit
bagi saya memuaskan semua ikhwah di saat saya harus menentukan sikap
di antara dua opsi yang sama-sama sulitnyanya. Beku atau aktif
sempurna. Sedangkan jalan tengah tidak lagi menjadi opsi. Dan
negosiasi telah berakhir.

Polemik di Kamda Surabaya akhirnya menasional, ketika Akh Prapto Hari
Cahyono, yang saya cintai karena Allah Swt, Kadept. Kastrat Kamda,
sekaligus mantan Ketua Komsat Unesa 2004 – 2005, melempar polemik ini
dalam portal dan milis KAMMI. Disusul oleh Akh Helmy Sang Pembelajar,
yang saya cintai juga karena Allah Swt, Kedept Binsat Kamda. Saya
memahami sikap mereka. Merekalah pihak yang merasa
bertanggungjawab—selain saya tentunya—terhadap eksistensi Komsat
Unesa. Saya mengakui adanya kecacatan secara prosedural dalam
pengambilan kebijakan dengan tidak mengadakan syuro resmi Kamda. Atas
kesalahan ini saya mohon maaf. Tidak ada maksud lain kecuali untuk
mengambil kebijakan dengan cepat dan tuntas.

Pro-kontra di milis juga saya ikuti. Tidak seperti yang di sampaikan
Akh (nama pinjaman) Yadi Syahid—yang saya cintai karena Allah, saya
tahu kok siapa sebenarnya antum. Seperti yang dijelaskan oleh Akh M.
Andres Irawan, SP, bahwa saya telah mengirim email kepada owner milis,
dan berjanji mengklarifikasi hal ini pada saat yang tepat.

Dan sekarang adalah saat yang tepat, setelah saya melihat sejauh mana
kedewasaan kader KAMMI secara nasional—bukan berarti saya merasa telah
atau lebih dewasa. Dan juga konsistensi kita atas konfrehensifitas
makna kata independensi. Ingat, independensi bukan hanya sebatas
sikap, tapi juga sistem kaderisasi, koordinasi, kebijakan, fikroh dan
tentu saja dana. Untuk hal ini, kita memang gagal bersikap independen.

Tanpa meremehkan cinta antum sekalian terhadap KAMMI, saya selaku
Ketua Kamda Surabaya berharap polemik tentang "berita duka dari
Surabaya" segera diakhiri. Mengapa? Karena, pertama, saya lebih
berharap ikhwah sekalian memberikan support terhadap kader KAMMI Unesa
untuk berdakwah dengan semangat di lahan dakwah baru mereka, LDK.
Memberikan kontribusi terbaik semampunya. Kedua, karena banyak
statement yang—maaf, menurut saya—tidak bijak. Kita mulai bersikap
fanatik dan menuhankan KAMMI. Bahkan saya tidak sepakat dengan kata
LAWAN yang ditulis beberapa ikhwah di milis. Siapa yang mau kita lawan
? Kalau ikhwah sekalian mengganggap Kamda Surabaya—atau khususnya saya
sebagai Ketua Kamda Surabaya—bertindak pengecut dan menganjurkan
perlawanan, maka sebenarnya kami bukan pengecut akan tetapi  juga
bukan perlawanan yang kami inginkan.

Saya sepakat dengan statement bijak Akh R JAKA ARYA PRADANA (kader
dari STT Telkom-Bandung-Jawa Barat). Nampaknya kita harus—sekali
lagi—memahami hakikat dakwah kita dan KAMMI. Bukan bermaksut
menggurui, bukankah ghayah adalah tsawabit, sedangkan wasilah adalah
mutaghayyirat. Jika begitu, kepada apakah kita boleh bersikukuh,
tsawabit atau mutaghayyirat ? Alhamdulillah, dalam hal ini saya masih
melihat tujuan yang lurus dari DK yang saat ini harus didahulukan.

Cukup sudah pergesekan dengan DK kita akhiri karena energi kita akan
terkuras habis hanya untuk menyelesaikan masalah ini. Tidak lagi
berfikir secara produktif . Kita sudah lelah dengan persitegangan.
Kalaupun saat ini Kamda Surabaya memilih mengalah, insya Allah akan
memberikan dampak positif bagi dakwah kita semua. Sekali lagi, ini
bukan masalah menang-kalah atau berani-pengecut.

PR penting bagi kita—terutama kami di Surabaya---adalah memperjelas
posisi KAMMI terhadap DK yang berlaku secara nasional sekaligus
disepakati oleh kedua pihak, KAMMI dan DK. Komunikasi antar kedua
pihak nampaknya juga harus diperbaiki dalam rangka menciptakan pola
koordinasi yang efektif dan egaliter.

Demikian tabayyun yang bisa saya sampaikan. Saya berharap mampu
meluruskan segala persilangan sekaligus mengakhiri polemik di antara
kita. Kami, Kamda Surabaya tetap optimis mampu bersumbangsih positif
terhadap dakwah Islam, di KAMMI atau bukan di KAMMI.

Semoga Allah Swt mengistiqamahkan kita semua dalam persaudaraan dan
dakwah di jalanNya dan kepadaNya. Amin
Wassalamu'alaikum

Salam Ukhuwah,

Andri Tri Kuncoro
Ketua Umum Kamda Surabaya





__._,_.___

Keluar dari milis, kirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
Bergabung ke milis Pengurus, kirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
Ikuti selalu yang terbaru di http://www.kammi.or.id.





SPONSORED LINKS
Indonesia Indonesia calling card Indonesia diving
Indonesia flower Indonesia hotel Indonesia phone card


YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke