Saya tidak anti kritik! Dan KAMMI Pusat juga tidak anti kritik. Tapi yang
selama ini kami terima bukan sebuah kritik. Hanya keluhan, curhat dan
ketidakpercayaan tanpa dasar.

Sampai sekarang, tidak ada yang menjelaskan apa yang menyebabkan ada mosi
tidak percaya. Bagian apa yang tidak dipercaya, bagaimana penjelasaannya,
dan apa dasarnya? Kalau hanya bilang "mosi tidak percaya", tanpa tahu apa
yang tidak dipercaya, maka itu bukan kritik. Kritik adalah penjelasan,
solusi dan kesiapan untuk menggantikannya.

Saya sadar, kami belum bisa bekerja secara optimal karena berbagai
keterbatasan. Makanya yang kami butuhkan ada aliran dukungan yang kuat dari
daerah, doa dan ukhuwah dari kaum muslimin semua, terutama kader-kader
semuanya. Kegagalan KAMMI Pusat menyusun kebijakan politik karena masih
besarnya jurang perbedaan dalam memandang visi KAMMI di berbagai daerah.

Lalu mana kebijakan politik nasional KAMMI?

Ok saya buka semuanya. Biar tidak terus menerus menuduh KAMMI Pusat mandul.
Saya siap menghadapi resikonya membuka informasi ini. Ini pernyataan pribadi
saya, tidak ada sangkutnya dengan organisasi.

Kebijakan itu sudah ada. Itu sudah disusun dan dipresentasikan di Mukernas.
KP KAMMI Pusat punya agenda menurunkan SBY-JK. Apa jawaban peserta mukernas?
Kebijakan KAMMI Pusat di tolak mentah-mentah. Lalu terjadilan perdebatan
panjang, tarik-menarik kepentingan di forum komisi A (Komisi Politik) dalam
menyusun sikap KAMMI terhadap SBY-JK. Komisi gagal menyusun sikap, lalu
dibentuk formatur. Formatur gagal lagi, lalu disusunlah  tim yang makin
lebih kecil lagi untuk menyusun sikap KAMMI. Lalu keluar- lah  sikap "SBY-JK
Gagal" yang kontroversial itu, sikap malu-malu kucing (banci) dalam
mengkritisi pemerintahan SBY-JK. Sikap yang tidak terlalu keras itu- pun banyak
dari daerah enggan mengimplementasikannya. Kebanyakan lebih menyukai
mengambil isu kelokalan yang lebih aman (safety).

Banyak yang bilang itu sikap KAMMI Pusat yang banci. Saya luruskan, itu
bukan sikap KAMMI Pusat, tapi sikap KAMMI. Sikap KAMMI Pusat sudah di
presentasikan di forum tapi gagal di jadikan sikap nasional.

Lalu setelah itu...

Penutupan Mukernas dilakukan oleh Hidayat Nurwahid. Saat itu, pak Hidayat
baru saja menghadiri acara Salimah (Organisasi perempuan sayap PKS) yang
juga berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede. Sebelum acara penutupan, pak
Taufik Amrullah berpesan pada anak-anak Humas agar press release diadakan
setelah pak Hidayat meninggalkan Asrama Haji khawatir pak Hidayat tidak mau
menutup Mukernas karena mendengar sikap KAMMI yang melawan SBY-JK. Mengapa
sampai Taufik bicara seperti itu, karena beliau sadar tidak banyak dukungan
terhadap sikap ini, termasuk dari internal KAMMI sendiri.

Begitu pak Hidayat keluar dari Asrama Haji, wartawan langsung bubar.
Akhirnya, pernyataan sikap yang sudah banci itu pun tidak bisa di
publikasikan ke media. Lagi-lagi beberapa daerah memprotes Humas KAMMI Pusat
tidak bekerja karena sikap KAMMI nggak ada gaungnya di media. Satu-satunya
media yang sempat meliput adalah OkeZone, dari grup media MNC, dan
Alhamdulillah sempat saya pertemukan dengan Taufik untuk wawancara tentang
pernyataan sikap KAMMI.

Yang saya rasakan saat mukernas adalah begitu kuatnya ketakutan kader-kader
daerah jika kita terlalu keras terhadap SBY-JK. Lagi-lagi pertimbangan
musyarokah / koalisi PKS dengan SBY-JK. Dan teman-teman sumatera termasuk
yang memiliki sikap tiarap dalam melawan SBY-JK.

Rupanya kita semua lupa dengan pesan bang Fahri Hamzah saat pembukaan
Mukernas sebelumnya. Beliau berpesan KAMMI jangan takut kritis! Jangan
ikutan-ikutan PKS!  Fahri cs, dan anak-anak muda PKS yang duduk di parlemen
tidak bisa bebas mengkritik SBY-JK, karena partai mereka terikat kontrak
politik dengan SBY-JK sampai 2009. Lha, KAMMI kan tidak terikat kontrak
apapun, harusnya lebih bebas mengeluarkan sikap! Terbersit secara implisit
harapan dari Fahri Hamzah bahwa mukernas KAMMI dapat mengeluarkan sikap yang
keras terhadap SBY-JK.

Ternyata di komporin begitu oleh bang Fahri tidak membuat teman daerah punya
keberanian. Dari komentar bang Fahri, saya menangkap ada kegelisahan dari
beliau dan mungkin sebagian anggota Fraksi PKS di DPR RI tentang betapa
buruknya pemerintahan SBY-JK. Manuver-manuver Fahri Hamzah yang sering
berselisih dengan kebijakan PKS sudah mengindikasikan kegelisahan anak-anak
muda PKS soal musyarokah ini. Apa jangan-jangan nasib Fahri Hamzah akan
seperti Samsul Balda. Antum tahu siapa Samsul Balda? Beliau anggota Fraksi
Reformasi dari PK yang di recall karena tuduhan korupsi. Apa yang dulu
dilakukan Samsul Balda, sekarang dilakukan seluruh anggota dewan PKS di
Indonesia. Tapi tidak ada lagi recall. Karena kebijakan dulu berbeda dengan
kebijakan sekarang. Kebijakan PKS dulu adalah "Peduli dan Bersih", maka-nya
Samsul Balda kena recall. Kebijakan PKS sekarang adalah musyarokah, makanya
Fahri Hamzah yang terima dana DKP tidak kena recall. Berbagai argumen bisa
disusun untuk membenarkan ini. Samsul Balda dan Zirli Rossa hanya orang yang
dikorbankan untuk membangun citra PKS yang peduli dan bersih. Atau mungkin
orang yang dikorbankan karena kebodohan / kegagapan PKS berpolitik di awal
kiprahnya.

Lalu apa hubungannya Samsul Balda? Banyak yang tidak tahu bahwa Samsul Balda
adalah orang dibelakang berdirinya KAMMI. Beliau yang menyuruh Fahri Hamzah
berangkat ke Malang dan mengawal pendirian KAMMI. Kedua orang itu adalah
anak Rohis FE UI. Kalian semua percaya kan teori konspirasi berdirinya
KAMMI. Samsul Balda-lah otaknya. Wallahu alam, siapa lagi di belakang Samsul
Balda. Mungkin si Zulkiflimansyah yang juga anak Rohis FE UI. Saya harap tim
Jejak Rekam KAMMI yang dipimpin Muthia berani menuliskan sejarah yang benar
soal KAMMI, baik putih maupun hitamnya. Jangan ragu sister, ini demi
kebaikan adik-adik kita kelak.

Saya bicara Samsul Balda dan Fahri Hamzah, karena mereka adalah
senior-senior kita di KAMMI yang banyak memberi pengaruh di KAMMI untuk
berani mengambil sikap beda dari kebanyakan orang. Demi kebenaran mereka
berani menjadi martir untuk menyibak kesadaran kita yang dihantui ketakutan
dan kebodohan.

Dalam sebuah diskusi tidak resmi di sekretariat KAMMI Pusat yang dihadiri
beberapa pimpinan tinggi KAMMI, seseorang-nya bertanya, siapa kali ini yang
mau jadi martir? Yaitu menjadi martir dengan masuk partai selain PKS dan
tahun 2009 menjadi anggota DPR dari partai selain PKS. Hahaha, tidak ada
yang berani menjawab. Mungkin khawatir dengan kasus Vijaya Fitriyasa (Sekjen
KAMMI Pusat 2000-2001) yang memilih bergabung ke PAN, dan hingga sekarang
dikucilkan dari pergaulan di KAMMI dan katanya sudah tidak diakui lagi
sebagai kader KAMMI. Itu baru PAN, yang saat itu PKS dan PAN masih
saudara-an.

Catatan: Vijaya Fitriyasa (Sekjen) dan Andi Rahmat (Ketum) dipaksa turun
melalui MLB (Muktamar Luar Biasa) yang dramatis di Jogjakarta. Di kemudian
hari pasca pemilu 2004, banyak kader yang mulai percaya, manuver-manuver
yang dulu dilakukan Andi Rahmat dan Vijaya adalah benar, meski mereka nyaris
disingkirkan dari Jamaah. Andi Rahmat dengan cepat mampu merekondisi
hubungannya dengan PKS (dan kini malah menjadi anggota dewan PKS), sedangkan
Vijaya gagal merekondisi-nya dan akhirnya lari ke PAN dan menjadi caleg PAN
tahun 2004 lalu.

Kesimpulan dari bahasan saya diatas, sikap mandul bukan datang dari tim di
KAMMI Pusat. Kalian meminta kami menjadi tuhan untuk merubah semuanya
sendirian, seolah-olah kami punya ilmu kun fayakun, sementara yang lain cuma
menonton dan ikut bersorak gembira saat peradaban sudah di tangan kita.
sambil bercerita kepada anak-cucu, "dulu... Islam memiliki peradaban yang
besar, bla.. bla.. bla.. " Lalu apa yang mau dijawab jika anak cucu
bertanya, "kontribusi apa yang dilakukan bapak waktu mewujudkan peradaban
itu?" Apakah hanya kita jawab, " Tidak ada yang bisa bapak berikan. KAMMI
Pusat lah yang melakukan perubahan itu sendirian, sedangkan bapak hanya
cukup menuntut KAMMI Pusat.".

Artinya, dukungan dari daerah itu penting terhadap setiap kebijakan KAMMI
Pusat. Tetapi tidak semua daerah memberikan loyalitasnya kepada KAMMI Pusat.
Sejujurnya, banyak daerah yang lebih loyal kepada DPW PKS di daerahnya.
"Nggak udah ditutup-tutupi lagi, anak kecil juga sudah tahu hubungan
PKS-KAMMI.". Itukah yang mau kalian jawab sebagai pembenaran? Sadar karena
kurangnya loyalitas ini, saya akui sebagai humas saya sering memberi masukan
kepada Taufik agar sering-sering mengeluarkan sikap pada hal-hal yang
kecil-kecil saja dan lakukan sesering mungkin. Sebab percuma membuat sikap
terhadap isu besar dan strategis yang justru malah pembahasannya
berbelit-belit dan belum tentu diimplementasikan aksinya oleh daerah. Kan
malu... isunya besar dan strategis namun di daerah aksinya tidak ada. Lebih
baik isu kecil sekalian tokh sama saja tidak ada aksinya. Daerah sibuk
dengan agenda politik masing-masing entah siapa yang mengendalikan daerah.
Bagaimanapun, Pusat itu tidak punya kader. Yang punya kader adalah daerah.
Aksi itu adanya di daerah.

Ingat, KAMMI adalah organisasi KESATUAN AKSI. Artinya isu besarnya satu,
aksinya satu hentakan langsung menggema, dan loyalitasnya satu. Dulu Fahri
Hamzah cukup bilang "Turunkan Soeharto" dari sekretariat. Dari ujung sabang
sampai Merauke semua kamda dan komisariat bergerak "Turunkan Soeharto". Saat
KAMMI Pusat bilang "Turunkan Gusdur", semuanya bergerak. Sampai-sampai
komsat-komsat di Jawa Timur berani face to face dengan Banser berteriak
lantang, "Turunkan Gusdur". Saya ingat betul saat aksi KAMDA Purwokerto di
alun-alun kota purwokerto sebanyak 100 orang di kepung dari semua sisi oleh
2000 anggota banser bersenjatakan tongkat dan kayu. Hanya teriakan "Allahu
Akbar" dari para akhwat yang posisinya di border oleh semua ikhwan.
Kejadiannya sangat heroik. Untungnya kami diselamatkan brimob yang langsung
masuk ke tengah lapangan. Seperti halnya proses impeachment terhadap GusDur
diamankan oleh TNI Polri yang menolak mendukung dekrit presiden. Saat itu
jelas kita di support TNI-Polri.

Tapi saat Arif Sri Sarjono memasuki ruang komisi A di mukernas dan membawa
draft Kebijakan Publik untuk memberi mosi tidak percaya dan menurunkan
SBY-JK, penolakan langsung terasa dari semua daerah. Tidak hanya daerah,
beberapa pengurus pusat pun menolak untuk terlalu keras terhadap SBY-JK.
Menurunkan SBY JK? Huh, bukan karena hanya Polri dan Militer mendukung
SBY-JK, tapi para ustadz dan kaum agamawan (PKS) pun ikut memberi dukungan
kuat pada pemerintahan yang dzalim. Rupanya ada yang takut dengan KAMMI yang
mengendalikan hampir 70% BEM dan 95% LDK/Masjid Kampus di seluruh Indonesia
dan komisariatnya ada di 100 kota/kabupaten (25% dari seluruh kota di
Indonesia).

Kamda-kamda yang dulu tidak berani memberikan mosi tidak percaya terhadap
SBY-JK, kini malah lantang memberikan mosi tidak percaya kepada KAMMI Pusat.
Hehehe, hanya sampai disitu kebaranian sebagian kita?.

Saya pernah sampaikan pada pak Arif Awaludin yang sering ke kantor saya
konsultasi soal IT (Ketua DPW PKS Jateng - kebetulan beliau mantan ketua HMI
Purwokerto, jadi banyak tahu soal karakter gerakan mahasiswa): Ini bukan
salah PKS! Parpol adalah wajar punya ekspektasi ke ruang gerak mahasiswa.
Wong Golkar saja ekspektasi ke birokrat dan militer. Persoalannya, mau tidak
mahasiswa kader KAMMI dikendalikan PKS. Ternyata sebagian kita lebih memilih
dikendalikan saja oleh ustadz daripada mengendalikan keadaan.

Mempertanyakan kinerja KAMMI Pusat? hehehe, saya siap menjadi martir untuk
menyibak kebekuan cara berfikir sebagian aktivis dakwah. Mungkin saja
bernasib seperti Vijaya Fitriyasa, atau bernasib mujur seperti Andi Rahmat.
Tapi bukan dengan cara menjadi caleg. Sebab saya cuma staf biasa di pusat,
yang apabila melakukan manuver tidak akan merubah apapun. Tapi kalau Taufik
atau Amang mau jadi caleg di luar PKS, saya pasti mengawal mereka. Bagaimana
bos?

Salam,
Yusuf Caesar


On Dec 19, 2007 10:17 PM, iyan kusuma < [EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Saya rasa ini adalah suatu kritik yang baik untuk KAMMI Pusat, dan sudah
> saatnya KAMMI Pusat evaluasi terhadap kinerjanya selama ini. Dan sangat
> disayangkan juga sikap dari akh yadi dan yusuf selaku humas KAMMI Pusat yang
> antikritik, apalagi kritik ini datang dari kader dan pengurus sendiri.
> Tidak bisa kita pungkiri bahwa di bawah kepemimpinan akh Taufik KAMMI
> Pusat belum punya prestasi yang membanggakan buat KAMMI itu sendiri, Rasanya
> sulit bagi diri kita untuk menyebutkan prestasi apa yang telah di buat oleh
> KAMMI, karena selama ini KAMMI memang miskin prestasi, dan saya rasa kita
> tidak bisa menafikkan itu *.
> *
>

Kirim email ke