Mba, Kandungan ASI di tahun kedua pemberiannya justru meningkat zat antibodinya, yang berguna untuk anak kelak. Di tahun kedua pemberian, ASI juga masih sangat bagus sekali kualitasnya dibanding susu buatan. Yaitu masih mencukupi : - 29% dari kebutuhan energi-nya - 43% dari kebutuhan protein-nya - 36% dari kebutuhan kalsium-nya - 75% dari kebutuhan vitamin A - 76% dari kebutuhan folat-nya - 94% dari kebutuhan vitamin B12 - 60% dari kebutuhan vitamin C
Kebutuhan sisanya kan sudah didapat dari makanan padatnya. Mengenai zat besi, kandungan zat besi dalam ASI justru sangat mudah diserap dibanding susu formula atau yang buatan. Ini saya cuplikan sedikit dari kellymom.com. Artikel lengkapnya saya kirimkan terpisah. Dibaca baik-baik deh .... Jadi jangan takut ASI di atas 1 thn tidak baik kandungannya. Itu sama sekali tidak benar. Termasuk tentang zat besi ini. Kandungan zat besi yg tinggi dalam ASI justru mudah diserap. Jangan lupa juga makan makanan yg banyak mengandung zat besi. Biar lebih jelas, di bawah ini juga saya lampirkan artikel tentang ASI di atas 1 thn. ASI terus sampai 2 thn atau lebih yaa... ASI adalah investasi terbesar yang bisa kita berikan buat anak... Salam ASI, The iron in breastmilk is better absorbed than that from other sources. The vitamin C and high lactose levels in breastmilk aid in iron absorption. Iron Source Percentage of Iron Absorbed breastmilk ~50 - 70% iron-fortified cow milk formula ~3 - 12% iron-fortified soy formula less than 1% - 7% iron-fortified cereals 4 - 10% cow's milk ~10% * Breastfed babies don't lose iron through their bowels; cow's milk can irritate the intestinal lining (resulting in a tiny amount of bleeding and the loss of iron). The researchers found no cases of anemia within the first year in babies breastfed exclusively for seven months and concluded that breastfeeding exclusively for seven months reduces the risk of anemia. Some babies are exclusively breastfed for a year (and occasionally up to two years) with no problems at all. In addition, some doctors recommend that babies with a high risk for allergies be exclusively breastfed for a year. Why not use iron supplements as a protective measure for every baby? The iron in breastmilk is bound to proteins which make it available to the baby only, thus preventing potentially harmful bacteria (like E.coli, Salmonella, Clostridium, Bacteroides, Escherichia, Staphylococcus) from using it. These two specialized proteins in breastmilk (lactoferrin and transferrin) pick up and bind iron from baby's intestinal tract. By binding this iron, they 1. stop harmful bacteria from multiplying by depriving them of the iron they need to live and grow, and 2. ensure that baby (not the bacteria) gets the available iron. The introduction of iron supplements and iron-fortified foods, particularly during the first six months, reduces the efficiency of baby's iron absorption. As long as your baby is exclusively breastfed (and receiving no iron supplements or iron-fortified foods), the specialized proteins in breastmilk ensure that baby gets the available iron (instead of "bad" bacteria and such). Iron supplements and iron in other foods is available on a first come, first served basis, and there is a regular "free-for-all" in the baby's gut over it. The "bad" bacteria thrive on the free iron in the gut. In addition, iron supplements can overwhelm the iron-binding abilities of the proteins in breastmilk, thus making some of the iron from breastmilk (which was previously available to baby only) available to bacteria, also. The result: baby tends to get a lower percentage of the available iron. Supplemental iron (particularly when administered in solution or as a separate supplement rather than incorporated into a meal) can interfere with zinc absorption. In addition, iron supplements and iron-fortified foods can sometimes cause digestive upsets in babies. A recent study (Dewey 2002) found that routine iron supplementation of breastfed babies with normal hemoglobin levels may present risks to the infant, including slower growth (length and head circumference) and increased risk of diarrhea. A recent review article on iron (Griffin and Abrams, 2001) indicates that if your baby is basically healthy, iron deficiency in the absence of anemia should not have developmental consequences. What are some good iron sources? La Leche League recommends that babies be offered foods that are naturally rich in iron, rather than iron-fortified foods. Read more about when to start solids here: Foods that are high in iron include: * breastmilk * winter squash * sweet potatoes * prune juice * meat & poultry (beef, beef & chicken liver, turkey, chicken) * mushrooms * sea vegetables (arame, dulse), algaes (spirulina), kelp * greens (spinach, chard, dandelion, beet, nettle, parsley, watercress) * yellow dock root * grains (millet, brown rice, amaranth, quinoa, breads with these grains) * blackstrap molasses (try adding a little to cereal or rice) * brewer's yeast High-iron foods to save until the end of the first year or later: * dried beans (lima, lentils, kidney) * chili con carne with beans * tofu * egg yolks * grains (cooked cracked wheat, cornmeal, grits, farina, bran, breads with these grains) * tomato * dried fruit (figs, apricots, prunes, raisins) * meat (pork) * shellfish (clams, oysters, shrimp) * tuna, sardines What if my baby's iron levels have been checked and are TOO LOW? Keep in mind that if your baby has been ill recently, his iron levels may be temporarily low due to the illness. Another cause of anemia is lead poisoning - this should be ruled out if your child is anemic. Two of the most common sources of lead exposure in children include (1) paint dust from chipped or peeling lead paint and/or home renovation (may be present in any home built prior to 1978) and (2) lead contaminated drinking water from lead water pipes or lead solder. Normal iron levels Age Hemoglobin concentration (grams per deciliter) Hematocrit (Hct) % [measures iron stores] Serum Ferritin (micrograms per liter) newborn 13.5-24 42-68 -not available- One week 10-20 31-67 -not available- 1-2 months 10-18 28-55 -not available- 2-6 months 9.5-14 28-42 -not available- 6-12 months 10.5-14 (12 average) 33-42 (37 average) 15 is minimum (30 average) 1-2 years 11.0-13 32.9-41 (30 average) 2-5 years 11.1-13 34-40 -not available- Topik : Fakta-fakta seputar menyusui batita (Ditulis bebas & dirangkum dari berbagai sumber oleh Luluk Lely Soraya I) Hingga saat ini banyak sekali anggapan miring ttg ibu yang menyusui anaknya > 1th. Sering kita dengar kalimat "Kalo anak > 1 th kan dah jelek ASInya". Atau tak jarang juga terdengar kalimat "Kalau disusui terus anak jadi manja dan gak mandiri". Nah benarkah hal ini ? Artikel berikut dirangkum dari beberapa artikel dari La Leche League dan WHO tentang fakta-fakta seputar menyusui anak batita ( hingga umur 3 th). Ternyata anggapan2 bahwa ASI gak bagus, nyusui anak besar bisa membuat jadi manja dan gak mandiri tsb TIDAK BENAR. Menyusui batita memiliki manfaat bukan hanya bagi anak, tetapi juga bagi ibu. Bahwa ternyata kandungan ASI > 1 th memiliki kandungan yang luar biasa bermanfaat utk anak. Yg jelas, ASI tetap memiliki zat imun yang melindungi bayi dari berbagai penyakit. Bahkan satu penelitian menunjukkan bahwa beberapa zat imun meningkat jumlahnya dalam ASI di th kedua sehingga memberikan perlindungan yg lebih besar bagi anak. Belum lagi kandungan gizinya. Pada tahun kedua (12-23 bulan), setiap 448 ml ASI memenuhi kebutuhan anak : o 29% dari kebutuhan energi-nya o 43% dari kebutuhan protein-nya o 36% dari kebutuhan kalsium-nya o 75% dari kebutuhan vitamin A o 76% dari kebutuhan folat-nya o 94% dari kebutuhan vitamin B12 o 60% dari kebutuhan vitamin C Nah manfaat buat ibu gimana ? Banyak para ahli medis menbuktikan bahwa menyusui dapat memberikan ibu proteksi dari berbagai penyakit. Makin lama ibu menyusui, makin besar proteksi yg diberikan. Ibu dapat terminimalisasi dari resiko terkena kanker payudara, kanker ovarium (indung telur), kanker uterine (rahim), osteroposis, dsbnya. Benarkah jika anak disusui terus menerus akan membuat ia jadi manja dan gak mandiri ? Ini juga sama sekali TIDAK BENAR. Justru anak-anak yg disusui hingga ia berhenti sendiri (menyapih dirinya sendiri) lebih mandiri. Kenapa ? karena ia menemukan sendiri kemandiriannya. Ia merasa lebih nyaman dalam menemukan fase tsb. Ingat loh fase psikologis usia batita itu buat anak2 terkadang "mengerikan". Ia harus belajar utk menerima kondisi di sektiarnya. Dengan menyusui, akan memudahkan anak menghadapi fase tsb dg lebih mudah. Terkadang juga kita memaksakan anak utk mandiri lebih cepat dari biasanya. Padahal di usia ini justru ia butuh ibunya dan ayahnya utk membantunya menemukan rasa percaya dirinya dsbnya. Jadi menyusui di usia ini justru memenuhi kebutuhan psikologisnya. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan : "Susuilah anak di tahun pertamanya dan susuilah terus selama ibu dan anak saling menginginkan.Makin lama ibu menyusui anaknya, makin memberikan keuntungan bagi ibu dan anak dari segi kesehatannya dan perkembangannya..Tidak ada batasan pasti kapan anak harus berhenti menyusu dari ibunya. Dan TIDAK ADA BUKTI bahwa menyusui anak-anak > 3 th akan membuatnya terganggu secara psikologis ataupun." (AAP 2005) Nah kapan anak sebaiknya disapih ? Lagi-lagi ini pilihan yg sangat subyektif. Semua bergantung kepada 3 pihak : ibu-anak-ayah. Selama semua pihak saling menginginkan maka menyusui dapat terus dilakukan. Jika memutuskan utk menyapih, maka lakukanlah dg perlahan dan baik. Hindari penyapihan yg dapat menyakiti hati anak. Ingat selama masa menyusui, terjalin ikatan batin yg kuat antara ibu-anak. Jangan sampai hal ini "rusak" karena proses penyapihan ini. Referensi : a.. Breastfeed a Toddler-Why on Earth? Handout #21. Toddler nursing. January 2003 by Jack Newman, MD, FRCPC a.. La Leche League International, What are the benefits of breastfeeding my toddler? a.. Extended Breastfeeding Fact Sheet by Kelly Bonyata, BS, IBCLC a.. Nursing Past Infancy and Into Toddlerhood ================================= MASIH DISUSUI DI ATAS 2 TAHUN Oleh Lembaga Kesehatan Dunia, anak batita dianjurkan untuk tetap mengonsumsi ASI. Namun di balik itu ada keraguan mengenai pantas atau tidak anak di atas 2 tahun masih menetek pada ibunya. Betulkah ia akan kehilangan kesempatan untuk belajar mandiri? Sebagian ibu tetap menyusui meski umur anaknya sudah di atas 2 tahun. Salah satu alasannya, pemberian ASI membuat ibu dan si kecil bahagia. WHO dan UNICEF pun menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya hingga berusia 2 tahun atau lebih. Tentu saja, sejak menginjak usia 6 bulan, anak harus mendapat makanan pendamping ASI karena kebutuhan nutrisinya semakin besar dan tidak mungkin tercukupi oleh ASI saja. Namun begitu, ASI tetaplah merupakan sumber nutrisi yang sama baiknya dengan masa 6 bulan pertama karena masih mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, dan faktor imunologi. Jack Newman, M.D., FRCPC, penulis buku Dr. Jack Newman's Guide to Breastfeeding, The Ultimate Breasfeeding Book of Answers in the United States, dalam situs naturalfamilyonline.com mengatakan, beberapa faktor imunologi pada ASI bahkan menjadi lebih banyak jumlahnya di tahun kedua daripada di tahun pertama. Pengamatannya pada beberapa day care menyimpulkan, anak-anak yang masih mendapat ASI lebih jarang sakit daripada anak-anak yang tidak mendapat ASI. Ini berarti ibu yang tetap memberikan ASI justru kehilangan lebih sedikit waktu bekerja daripada ibu-ibu lain yang harus bolak-balik mengantar anak ke dokter dan merawatnya karena lebih sering sakit. Namun begitu, bukan berarti menyusui batita tak lepas dari problema. Terutama ketika ibu harus berhadapan dengan lingkungan sosial yang lebih besar dan tuntutan terhadap anak untuk kelihatan mandiri, termasuk dalam urusan minum susu. Mengenai kemandirian ini sudah banyak pertanyaan yang dilontarkan terhadap anjuran memberikan ASI hingga usia 2 tahun atau lebih. Antara lain dijawab oleh Newman, "Anak yang menyusu sampai ia memutuskan sendiri untuk berhenti (biasanya di usia 2 sampai 4 tahun) justru pada umumnya lebih mandiri, dan barangkali yang lebih penting, ia merasa lebih aman dalam keman-diriannya. Ia sudah mendapatkan rasa nyaman dan aman dari tetek ibunya sampai ia sendiri siap memutuskan untuk berhenti. Ketika memutuskan berhenti, ia tahu dirinya sudah melakukan pencapaian dan maju selangkah. Hal itu merupakan tonggak keberhasilan dalam hidupnya." Nah, apa lagi masalah seputar menyusui anak batita dan bagaimana menyiasatinya? Risa Kolopaking, M.Psi. dari Rumah Sakit Hermina Bekasi, menjawabnya untuk Anda. SEBENARNYA APAKAH FUNGSI ASI BAGI ANAK DI ATAS DUA TAHUN? ASI sendiri memiliki dua fungsi penting untuk anak. Pertama, fungsi nutrisi dan kedua, fungsi psikologis. Pemberian ASI akan menguatkan hubungan ibu dan anak. ASI wajib diberikan hingga anak berusia 6 bulan. Selanjutnya, diberikan bersamaan dengan makanan padat secara bertahap. Menyusui sampai di atas 2 tahun lebih karena pertimbangan psikologis ketimbang nutrisi. Dengan menyusu, anak menda-patkan perasaan aman dan dicintai. Yang harus diingat, jalinan perhatian dan kasih sayang dari ibu tidak harus melulu lewat pemberian ASI, tapi juga lewat aktivitas dan tindakan lainnya. APA YANG AKAN TERJADI JIKA ANAK MASIH MENYUSU ASI DI ATAS DUA TAHUN? Bagi ibu, gigi anak yang sudah banyak tumbuh, berpotensi melukai putting susunya. Ibu-ibu yang masih menyusui anaknya di atas dua tahun pasti sering mengalaminya. Pemberian ASI yang terlalu berlarut-larut juga bisa menimbulkan keter-gantungan emosional kurang sehat antara ibu dan anak jika tanpa diimbangi aktivitas lain yang bisa menjalin keakraban orangtua-anak. Sama halnya jika anak dibiarkan mencari rasa aman dengan caranya sendiri seperti mengisap jempol, menggigit kuku, memilin rambut, dan sebagainya. Dampak sosialnya juga ada. Jika anak masih menyusu padahal dia sudah memasuki usia sekolah, bisa dilukiskan bagaimana komentar teman-temannya? BAGAIMANA CARA MENYAPIH ANAK DI ATAS 2 TAHUN? Ibulah yang sebenarnya paling tahu bagaimana cara menyapih anaknya dengan baik. Salah satunya dengan mengurangi pemberian ASI secara bertahap. Misal, bulan ini anak menyusu cukup lima kali sehari. Bulan berikutnya dikurangi menjadi empat kali sehari, lalu kurangi lagi menjadi tiga kali, dan seterusnya sampai anak berhenti sama sekali minum ASI. Waktu pengurangan disesuaikan dengan kondisi ibu dan kesiapan anak. Cara ini cukup efektif dan aman. Produksi ASI juga dengan sendirinya akan berkurang, bahkan menghilang sama sekali. Pengeluaran ASI tergantung pa-da rangsangan isapan yang didapat. Semakin jarang diisap maka semakin sedikit ASI yang diproduksi. Hindari cara-cara keras yang bisa membuat anak trauma. Contoh, mengoleskan ramuan pahit agar anak tak lagi menyentuh ASI. Tindakan me-nutupi puting susu juga sama buruknya. Anak justru akan merasa dirinya ditolak. Juga merasa dirinya tidak disayangi lagi. Yang sebaiknya dilakukan, berikan penjelasan tepat dan mudah dipahami, mengapa anak harus berhenti minum ASI. Um-pamanya, karena anak sudah besar, sudah pintar makan nasi, buah, sayur, dan sebagainya. APA HAMBATAN MENYAPIH DARI SISI IBU? Dari sisi ibu, masalah utama ada pada kondisi psikologis. Banyak ibu yang merasa tidak tega saat harus menyapih anak-nya. Terlebih, jika sudah mem-berikan air susunya selama lebih dari dua tahun. Suatu masa yang tidak pendek untuk memutuskan jalinan kasih sayang. Apalagi, ibu juga merasa sebagai sebuah sosok yang sangat dibutuhkan anaknya. Dia bisa melihat betapa anaknya senang dan ceria begitu diberi ASI. Ibu juga tidak mau melihat anaknya sedih dan marah saat tidak diberi ASI. Terlebih, jika ibu tidak berkarier di luar rumah. Seringnya kontak dengan anak membuat ibu sulit menolak permintaannya, termasuk meminta ASI. Bedakan dengan wanita karier, yang produksi ASI-nya otomatis akan berkurang karena sibuk bekerja. Hambatan di atas terjadi juga pada ibu yang hendak menyapih secara bertahap saat anak berusia 1,5 tahun. Untuk mengatasinya, ibu harus bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa ada perasaan bersalah karena hendak menyetop ASI. Tapi, hindarkan pula sikap terpaksa kala memberikan ASI. Lakukan penyapihan secara bertahap. BAGAIMANA JIKA DILIHAT DARI SISI ANAK? Menyapih di atas dua tahun tentu lebih sulit ketimbang di bawah usia itu. Di usia 1-2 tahun, anak masih mudah diajak bekerja sama. Sikap egosentris dan individualisnya belum terlalu besar. Kemampuan memorinya juga belum berkembang dengan baik, sehingga anak tidak terlalu menyimpan pengalaman indah dirinya dicintai dan disayangi saat menyusui. Di atas dua tahun, orangtua memang harus berupaya ekstra melakukan penyapihan karena anak sudah mulai bersikap egonsentris. Apa-apa yang dimintanya harus dipenuhi. Apalagi, jika sesuatu yang dimintanya identik dengan kasih sayang. Jika ditolak, anak akan melampiaskannya dengan temper tantrum, sikap yang membuat orangtua langsung menyerah. Untuk mengatasinya, lakukan aktivitas yang menyenang-kan antara ibu dan anak. Dengan demikian, anak akan tahu, meski tidak menyusu ASI, anak masih dicintai, disayangi, dan diperhatikan. Rajinlah berkomunikasi dengan si kecil. Luangkan juga waktu untuk bermain, mendongeng, atau mengajaknya jalan-jalan. Berikanlah reward berupa pelukan, ciuman, atau dekapan saat anak melakukan perilaku positif. Hal lain yang perlu diperhatikan, jangan sekali-kali menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis. GANTI MENYUSUI ASI DENGAN AKTIVITAS MENYENANGKAN Ainul Mardiyah (28), ibunda Janeeta Az-Zahra Simanjuntak (3,5) "Saya mulai menyapih si kecil di usia 1 tahun 10 bulan. Selama waktu itu, saya berusaha mengurangi pemberian ASI secara bertahap. Caranya, setiap kali dia minta ASI di malam hari, saya langsung menggantinya dengan susu formula dalam botol. Mulanya dia menolak, tapi lama-lama dia mau juga. Agar dia benar-benar mau berhenti menyusu, saya atau suami selalu mengajaknya bermain sebelum tidur. Setelah kecapekan, dia pun tertidur dan lupa akan rutinitasnya mengisap puting susu sebelum tidur. Memang, di awal-awal masa penyapihan dia melakukan penolakan. Ada saja sikap rewelnya yang membuat kami kesal. Kadang juga minta dikelonin saat meminum susu dari botol. Saya turuti saja. Toh, itu merupakan salah satu bentuk pemberian kasih sayang, pengganti jalinan kasih sayang di kala menyusui. Lambat laun, sikap rewel anak berhenti. Saya pun senang karena berhasil menyapih Zahra tanpa 'kekerasan'. Tidak ada cairan pahit, plester, apalagi penolakan keras." STOP ASI LEWAT SLOW WEANING Luluk Lely Soraya Ichwan (32) ibu dari Alyssa Azmi Anantama Ardhya (3,5) "Sebetulnya proses menyapih saya lakukan ketika Alyssa (putri saya) menginjak 2 tahun. Pertimbangannya, banyak manfaat yang didapat dari menyusui baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, si kecil tidak mudah sakit. Sedangkan secara psikologis, terjadi ikatan kasih sayang antara ibu dan anak. Menyusui sangat luar biasa. Jujur saja. Sebelum Alyssa berusia 2 tahun, saya mengalami dilema besar.Itu karena dari beberapa artikel yang ada, termasuk tabloid nakita (kiblat saya dalam membesarkan anak), rata-rata menyarankan anak berhenti menyusu di usia 2 tahun. Akhirnya saya menemukan sebuah sumber situs laktasi dan berkonsultasi dengan mereka. Jawabannya, memang enggak ada keharusan bahwa di usia 2 tahun anak harus stop minum ASI. Akhirnya, saya tetap menyusui Alyssa meski umurnya sudah lebih dari 2 tahun. Proses penyapihan saya lakukan secara perlahan dan bertahap, atau istilahnya slow weaning. Pertama, saya memberikan penjelasan, 'Nak, Alyssa kan sudah besar. Dah jadi kakak. Nah kalau kakak harusnya dah enggak minum ASI lagi. Jadi mulai sekarang kita belajar untuk enggak minum ASI lagi.' Alyssa pun awalnya menolak seraya mengatakan, 'Tapi Ica maunya disayang Mama. Ica mau minum ASI aja.' Akhirnya, saya coba mengalihkan perhatian Alyssa. Jika sudah ada tanda-tanda Alyssa minta menyusu, saya langsung ajak dia bermain, membaca buku, atau apa saja yang Alyssa suka. Lama-lama di usia 3 tahun Alyssa sudah berhenti sendiri minum ASI. Dialah yang memutuskan, dia mau berhenti minum ASI tanpa harus saya paksa." Sumber: nakita =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED]