http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/11/11274421/Busyet.The.Fed.Keluarkan.Talangan.Rp.22.000.Triliun

Kompas.com, Selasa, 11 November 2008 | 11:27 WIB
WASHINGTON, SENIN - The Federal Reserve (the Fed) sepertinya belum mau
membuka diri terkait informasi penyerahan dana talangan atau bailout
senilai 2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 22.000 triliun atau bisa
membiayai APBN Indonesia lebih dari 15 kali. Buktinya, hingga
sekarang, the Fed menolak memberikan identifikasi siapa saja
pihak-pihak yang sudah menerima komitmen pinjaman darurat yang berasal
dari pajak warga Amerika tersebut.

Padahal impinan the Fed Ben S Bernanke dan Mentri Keuangan Henry
Paulson pada September lalu bilang, mereka akan mengikuti permintaan
Kongres untuk melakukan transparansi pada pengucuran dana senilai US$
700 miliar. Namun dua bulan kemudian, jumlah dana yang dikucurkan the
Fed semakin membengkak karena adanya program-program penyelamatan yang
lain. Ironisnya, warga Amerika tidak mengetahui ke mana uang yang
mereka bayarkan pergi atau kepada siapa dana tersebut dipinjamkan.

"Tidak ada pengumuman atau informasi kepada publik mengenai perjanjian
dana darurat itu. Ini merupakan masalah besar. Memang, dalam pasar
yang likuid hal itu tidak menjadi masalah, namun saat ini kondisi
sangat rentan dan penuh ketidakpastian," jelas Dan Fuss, vice chairman
Loomis Sayles & Co.

Bloomberg sudah meminta detail mengenai dana yang dikucurkan kepada US
Freedom of Information Act. Begini informasi lengkapnya. The Fed sudah
melakukan pengucuran duit dalam 11 program utama. Delapan program
diantaranya dilakukan dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, di tengah
situasi krisis finansial terbesar sejak terjadinya Great Depression.

"Itu adalah uang kalian (warga Amerika), bukan uang the Fed. Tentu
saja harus ada transparansi," jelas Ted Forstmann, senior partner
Forstmann Little & Co di New York.

Jurubicara the Fed Michelle Smith menolak berkomentar mengenai hal
ini. Sementara, jurubicara Kementerian Keuangan Michele Davis juga
tidak membalas telepon maupun email Bloomberg.

Pinjaman yang diberikan the Fed sangat penting karena juga meliputi
program Troubled Asset Relief Program (TARP). Pada minggu lalu, total
pinjaman yang sudah dikucurkan the Fed mencapai 2 triliun dollar AS
untuk pertama kalinya. Bahkan dalam tujuh minggu terakhir, jumlahnya
sudah melonjak 140 persen atau 1,172 triliun dollar AS sejak pimpinan
the Fed melonggarkan persyaratan pinjaman pada 14 September lalu.

Tidak adanya transparansi ini sangat bertentangan dengan pernyataan
Paulson dan Bernanke tentang pentingnya transparansi. Pada 23
September lalu, tepatnya dalam dengar pendapat Senate Banking
Committee di Washington, Paulson menyerukan agar dilakukannya
transparansi atas penyaluran dana yang digelontorkan melalui program
TARP. "Kita perlu pandangan. "Kita perlu perlindungan. Kita perlu
transparansi. Saya mau itu. Kita semua menginginkannya," jelas
Paulson.

Pada dengar pendapat gabungan anggota Kongres dan Senat sehari
berikutnya, Bernanke juga menekankan pentingnya transparansi dan
keterbukaan dalam program tersebut. "Transparansi merupakan isu
besar," jelasnya.

Sekadar tambahan informasi, pinjaman dana tunai dan obligasi
pemerintah diberikan the Fed kepada sejumlah perbankan, termasuk di
dalamnya Lehman Brothers Inc, Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co.

Menurut Scott Talbott, senior vice president Financial Services
Roundtable, pihak perbankan menolak untuk merilis sejumlah informasi
terkait hal tersebut karena hal itu akan menunjukkan kelemahan dalam
perusahaannya. Jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan terjadi short
selling dan para investor akan menarik dananya secara besar-besaran.

"Harus ada keseimbangan antara transparansi dengan melindungi
kepentingan publik. Para pembayar pajak memang punya hak untuk
mengetahui kemana uang mereka pergi, namun jika hal itu dipublikasikan
begitu saja akan mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap
sistem," jelas Talbott.

Beberapa bank besar AS yakni Citigroup, Bank of America Corp, JPMorgan
Chase, Wells Fargo & Co, Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley,
menolak berkomentar mengenai apakah mereka sudah mendapat pinjaman
dari the Fed atau belum.


Barratut Taqiyyah

Kirim email ke