Berhubung PakDE capek ngomongin BUMI, ayo kita bahas.... saudaranya, BNBR... hihihi....
...lengkap deh.... :p http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/204671/ BNBR Rights Issue Rp4,2 T Wednesday, 14 January 2009 JAKARTA(SINDO) – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan melaksanakan penawaran saham terbatas (rights issue) sebesar Rp4,2 triliun pada Mei 2009. Penawaran terbatas ini dilakukan terkait penerbitan obligasi konversi (convertible bond/ CB) dengan nilai yang sama, sebagai kesepakatan transaksi yang telah tercapai antara BNBR dan Northstar Pasific Partners Ltd. "CB-nya sudah diterbitkan. Namun, untuk mengonversinya, kita akan lakukan dengan mekanisme HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu)," ujar Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali di Jakarta kemarin. Yuanita menjelaskan,konversi obligasi menjadi saham sebenarnya tidak perlu dilakukan dengan mekanisme rights issue. Namun, karena saham yang dijadikan penukar obligasi adalah saham baru dan jumlahnya mencapai 5% dari total saham, maka sesuai peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK),perseroan harus melakukan rights issue. "Berdasarkan peraturan Bapepam, penerbitan saham baru di atas 5% harus dilakukan dengan proses rights issue," katanya. Menurut Yuanita, perseroan tengah mengurus kelengkapan dokumen rights issue. "Kita harapkan prosesnya bisa selesai lebih cepat, sehingga pada Mei sudah bisa dilaksanakan,"imbuhnya. BNBR menerbitkan CB sebagai bagian dari kesepakatan transaksi pengalihan utang kepada Northstar. Dalam kesepakatan tersebut, Northstar setuju melunasi utang BNBR kepada Oddickson Finance sebesar USD575 juta.BNBR dan Northstar kemudian membentuk perusahaan khusus dengan komposisi 70:30. Perusahaan ini nantinya menguasai 21,4 % saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang dijaminkan BNBR kepada Oddickson. BNBR juga mendapatkan kembali sejumlah saham anak usahanya yang lain, yang dijaminkan kepada Oddickson Finance. Untuk mendapatkan jaminan tersebut, BNBR menerbitkan CB sebesar Rp4,2 triliun. Yuanita mengungkapkan, saham baru yang diterbitkan BNBR pada rights issue mendatang dipatok pada kisaran harga Rp100–Rp110.Artinya, sesuai dengan nilai CB yang sebesar Rp4,2 triliun, maka BNBR akan mengeluarkan sekitar 38,7 miliar– 42,6 miliar lembar saham. "Itu lebih dari 5% dari saham yang kita miliki,"tuturnya. Dengan dilakukannya konversi melalui rights issue, otomatis Northstar bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer). Seandainya nanti pemegang saham lain, termasuk keluarga Bakrie,tidak mengeksekusi saham baru yang diterbitkan, semua saham tersebut menjadi milik Northstar. Sebaliknya, kepemilikan pemegang saham yang lain terdilusi. Jika demikian, menurut Yuanita,Northstar akan menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 31,25%. Saat ini, total saham BNBR adalah 93,72 miliar lembar saham. "Tapi, kalau nanti yang lain mengeksekusi, tentunya tidak segitu," ungkapYuanita. Direktur BUMI Ari Hudaya mengatakan, aset- aset BNBR yang sebelumnya dijaminkan ke Oddickson akan segera kembali ke perseroan. Aset-aset itu terdiri atas 14,98% saham BUMI,11,92% saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), 43,2% saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), 8,03% saham PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), dan 24,86% saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). "Untuk aset saham BUMI yang dipegang Northstar telah kita bentuk special purpose vehicle (SPV) untuk membahas berapa yang dipegang BNBR dan berapa yang akan diambil Northstar,"paparnya. Direktur BNBR Dileep Srivastava menambahkan, sisa kewajiban BNBR saat ini sebesar USD479 juta dari sebelumnya USD1,2 miliar. Sisa utang tersebut akan dilunasi sesuai tanggal jatuh tempo.Menurut dia, saat ini, perseroan masih menyisakan utang kepada PT Sarijaya Permana Sekuritas Rp20 miliar, PT Dinar Securities Rp30 miliar, PNM Investment Rp231,8 miliar, PT Recapital Securities Rp55 miliar, dan Brentwood Ventures setara Rp157,6 miliar. Perseroan berencana membayar kewajiban sebesar Rp28 miliar kepada PNM Investment pada 15 Januari 2009.Sedangkan utang pada Dinar yang jatuh tempo Desember 2008 direstrukturisasi selama setahun. "Kami masih terus bernegosiasi mengenai pelunasan kepada kreditor,"tandasnya. Secara terpisah, Kepala Riset Indomitra Securities David Ferdinandus mengatakan, rights issue yang dilakukan BNBR merupakan hal biasa. Sebab,BNBR juga pernah melakukan hal serupa. Namun, aksi kali ini perlu dicermati lebih seksama karena sarat kepentingan. Sebab, dengan harga yang ditawarkan sekitar Rp100–Rp110 per saham, investor publik tentu merasa keberatan. "Dibandingkan harga saham BNBR saat ini yang sebesar Rp50, harga rights issue terlalu tinggi. Kemungkinan publik tidak akan mengambil haknya dan menyebabkan kepemilikannya terdilusi,"ujarnya. Dengan pertimbangan tersebut, dia menilai rights issue BNBR ini sarat dengan kepentingan pemegang saham mayoritas. Karena itu, otoritas bursa perlu mencermati agar investor minoritas tidak dirugikan. (juni triyanto)