semoga BNBR bangun dari tidurnya.... Jakarta - Pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija) akhirnya mulai dibangun tahun ini. Pemerintah akhirnya mengizinkan Bakrie and Brothers (BNBR), sebagai pemegang hak pembangunan pipa untuk membangunnya secara bertahap.
Hal ini disampaikan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman pasokan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Palembang dan Surabaya, di Gedung Departemen (ESDM), Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Senin (23/3/2009). "Kami sepakati boleh bangun bertahap. Untuk tahap pertama akan dibangun 200 km dari lapangan Kepodang (Petronas) ke Tambak Lorok. Adapun gas yang dialirkan sebesar 120-200 mmscfd," ujar Tubagus. Tubagus berharap pada April 2011 gas sudah mengalir dari lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok. "Pokoknya April 2011, itu sudah mengalir gasnya. Dari pipa itu saya berharap lapangan-lapangan marginal-marginal yang dilalui akan berkembang. Sedangkan untuk toll fee-nya tetap karena kami tidak mungkin melakukan perubahan," ungkapnya. Menurut Tubagus, seluruh pembiayaan dari pembangunan pipa gas ini tidak dibebankan sebagai cost recovery sehingga Petronas sebagai pemilik lapangan gas Kepodang akan kehilangan pergantian cost recovery sebesar US$ 150-170 juta. "Justru pemerintah bisa mendapatkan iuran yang besarnya cukup lumayan," ungkapnya. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyatakan tidak dimasukannya biaya pembangunan pipa kedalam cost recovery bertujuan untuk menekan pengeluaran cost recovery oleh pemerintah. "Berdasarkan UU APBN, kami merubah berbagai section yang tadinya di cost recovery tidak masuk ke cost recovery supaya tidak membebani APBN. Untuk itu, kami tidak memasukan pembangunan pipa Kalija dari Kepodang ke Tambak Lorok ke dalam cost recovery," tandasnya.