Sebagai tambahan, IHSG itu hitungan rata2 saham di BEJ yg jumlahnya 340-an saham kalo nggak salah. Sedangkan Bluechip-nya yg terbesar sektor Telekomunikasi, TLKM& ISAT, dan Banking. Jadi kenaikan IHSG yg sudah naik lebih dari 100% semenjak pemilu Presiden 2004 lalu nggak akan pernah jadi cerminan keadaan sektor rill di Indonesia. Jadi IHSG bisa naik terus walaupun Sektor Rill melempem, soalnya dimana2 investor /spekulator saham, selalu lihat Earning Growth dari saham2 yg dijajakan, dan kebetulan sektor Telekomunikasi yg diwakili TLKM/ISAT/BTEL/EXCL sedang tumbuh tinggi, sektor ini mewakili 20% hitungan saham IHSG. Jadi spekulator saham nggak peduli sama data inflasi, jumlah pengangguran, mereka hanya peduli dgn Earning Growth or Earning Multiples. So BEJ will always be a misrepresentation of our economy! Makanya tambah dong sahamnya Pak SBY dgn kasih insentif pajak, supaya sektor manufacture/ industri dan pertanian jadi BLUE CHIP, karena memang seharusnya begitu. Saya jamin kalo sektor industri/manufacture/pertanian yg jadi blue chip, IHSG nggak akan kemana2 mungkin malah turun terus!!! Lihat Malaysia, Filipina, indeksnya nggak kemana2, karena proporsi Blue Chip nya sudah bisa jadi cerminan ekonomi. Mudah2an di pemilu mendatang, bakal ada calon presiden yg bisa bilang...."Hey IHSG bukan cerminan! Blue Chip terbesarnya bukan sektor Industri!" So mematahkan claim 'incumbent president'. Jaman Habibie, Megawati, dan SBY, IHSG selalu di klaim sebagai tolak ukur yg misleading, di jaman Megawati jadi bahan kampanye! SEBEL SAYA!