Bung Rizal kerja di untr yah?
mau ditarik ke berapa nih untrnya? hehehe

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Thanx ralatnya saya nggak bisa bedain Matte dan Bijih. Please 
correct us! Lebih aktif lagi di milis utk pencerahan.
>    
>   So kesimpulan bagus dong utk INCO, setahu saya RUU MINERBA juga 
mengatur penambangan di hutan lindung secara spesifik. RUU ini sudah 
ditunggu2 oleh menagement INCO utk tambahan PLTA.
>    
>   By the way Temen di ANTM bilang kontrak jangka panjang bakal 
dihormati. nggak mungkin pemerintah bikin bangkrut pemodal.
>    
>   Ini mancing Newmont spy dalam 5 tahun bikin smelter. Am I right, 
MR RIZAL? 
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>           
> Punten, 
> 
> Menurut saya berita seputar INCO akhir-akhir ini menjadi semakin 
tidak nyaman untuk disimak. 
> 
> Sekedar klarifikasi saja : 
> 
> 1. Yang namanya Konsentrat itu bentuk fisiknya berupa benda cair / 
larutan dan yang namanya Bijih itu berupa hasil tambang yang tidak 
melalui proses pemurnian (kalau dalam hal Nickel bentuknya masih 
berupa tanah) 
>   Jadi Nickel Matte itu seharusnya tidak termasuk klasifikasi 
Konsentrat atau Bijih (ore) karena sudah diolah sehingga mencapai 
tingkat kemurnian ± 70 % (ini yang dinamakan Matte) dan sudah berupa 
logam padat. 
> 
> 2. INCO tidak menambang Matte tapi Bijih Nickel 
> 
> 3. INCO tidak menjual Nickel matte ke induknya sendiri apalagi 
diproses jadi Ferronickel - di New Caledonia 
lagi ..................ini informasi dari mana ya ? 
>      * Yang pasti INCO export  Nickel Matte nya ke Sumitomo Metal 
di Jepang. 
>      * Yang di New Caledonia itu adalah tambang INCO yang lain 
(Goro nama Projectnya) 
>      * Ngapain memproses Nickel Matte jadi Ferro Nickel ? Absurd 
pisan atuh............Nickel matte itu kadarnya ± 70 % sedangkan 
Ferro Nickel ± 30 - 40 %....mau   nurunin kadarnya ? Becanda ah 
> 
> 4. Yang mengexport bijih nickel tanpa diproses itu adalah ANTM dari 
projectnya di Tanjung Buli - Halmahera, bukan INCO 
> 
> Jadi kalau mau dilarang export Bijih Nickel itu seharusnya yang 
pertama kena adalah ANTM bukan INCO. 
> 
> Regards, 
> RS 
> 
> 
>   Please respond to obrolan-bandar@yahoogroups.com   From:        
obrolan-bandar@yahoogroups.com on 01/03/2007 09:27:11 PM PST 
> To:        obrolan-bandar@yahoogroups.com 
> cc:         
> Subject:        [obrolan-bandar] RUU MINERBA 
> 
> 
> 
> 
> Wah kalo itu saya setuju banget!!! Soalnya INCO jual Nickel matte 
ke induknya sendiri di proses jadi Ferronickel di New Calidonia. Kita 
jadinya susah ceknya apa dia jual harga pasar atau di bawah harga 
pasar (soalnya jual ke induknya), harga bijih nickel nggak diatur 
pasar model nickel batangan yg di LME. 
>   
> Dgn adanya UU Minerba, memaksa semua perusahaan jual bentuk batang 
dan pastinya mau nggak mau di harga pasar. Harga Matte kan jauh lebih 
murah dari yg batangan. 
>   
> Tapi awal2nya gimana nih kegeruskan EPS, apa harus dihentikan 
penambangan mattenya? Kalo harus berhenti jualan matte....jelas EPS 
kegerus banyak. Jangka panjang bagus utk ANTM, INCO, TINS. Paling 
bagus utk ANTM, proporsi nickel batangan sesudah FENI III , 80% dari 
total nickel. 
>   
> UU Minerba juga ngatur penambangan di hutan lindung, bagus utk 
INCO. 
> 
> Jimmy Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>  wrote: 
> kayaknya berita  ini yg menyebabkan harga INCO kemarin turun 
tajam... kalau yg berita produksi turun karena low reservoir sptnya 
udah basi. 
> Bung Eka, kira2 efeknya thd future EPS INCO gimana ya kalo memang 
RUU ini jadi diberlakukan pada INCO ? 
>   
> JG 
> 
> 
> 
> 
> Ekspor bijih tambang dilarang 
>   
> JAKARTA: Pemerintah akan melarang ekspor konsentrat dan bijih 
tambang sesuai isi RUU Pertambangan Mineral dan Batubara. Pengesahan 
RUU itu menjadi UU diperkirakan Maret mendatang. 
> Dengan kebijakan itu, seluruh konsentrat hasil pertambangan mineral-
seperti yang selama ini diproduksi oleh PT Freeport Indonesia, PT 
Newmont Nusa Tenggara, dan PT International Nickel Indonesia-wajib 
dimurnikan dan diolah menjadi logam di dalam negeri sebelum diekspor. 
> "Jadi, perusahaan tambang mineral tidak diperbolehkan langsung 
mengekspor konsentrat dan bijih," ujar Dirjen Mineral, Batubara dan 
Panas Bumi pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix 
Sembiring, kemarin. 
> "Semua harus diolah dan dimurnikan di Indonesia hingga bentuk 
logam. Kalau mereka [perusahaan tambang] ingin mendirikan smelter 
[pabrik pengolahan konsentrat] untuk pengolahan dan pemurnian, 
silakan. Tapi harus di Indonesia." 
> Menurut dia, dengan kewajiban tersebut, maka pemerintah akan 
mendapatkan nilai tambah dengan tidak lagi mengizinkan ekspor produk 
mentah, namun produk jadi. Kebijakan itu diyakini akan mendorong 
investasi baru di bidang pengolahan dan pemurnian konsentrat. 
> Perusahaan tambang yang ingin investasi, kata Simon, bisa langsung 
membangun industri yang terintegrasi mulai dari hulu, penambangan 
mineral, hingga hilir yaitu pengolahan menjadi logam. 
> Konsep tambang nikel terintegrasi sebenarnya telah diajukan oleh 
Rio Tinto dalam kontrak karya untuk proyek Lasamphala dengan 
investasi US$2 miliar. Namun, pemerintah hingga saat ini belum 
menyetujui kontrak karya tersebut. 
> "Perusahaan lain yang ingin investasi pembangunan di pengolahan dan 
pemurnian juga terbuka peluangnya setelah RUU itu disahkan." 
> Simon mengatakan pemerintah dan DPR sepakat mengesahkan RUU 
Pertambangan Mineral dan Batu bara menjadi UU pada Maret ini karena 
persoalan prinsip dalam RUU itu sudah disepakati antara pemerintah 
dan DPR. 
> Namun, kata dia, belum diketahui apakah kewajiban itu juga akan 
berlaku kepada Freeport Indonesia, Inco, dan Newmont yang telah 
melakukan kontrak sebelum RUU tersebut disahkan. 
> Terikat kontrak 
> Menanggapi kewajiban itu, Public Relation Manager PT Newmont Nusa 
Tenggara Kasan Muljono mengatakan pihaknya terikat kontrak dengan 
pembeli dari Jepang untuk jangka panjang sejak perusahaan akan 
mengembangkan tambang tembaga di Batu Hijau, Sumbawa. 
> Kontrak tersebut, kata dia, dibuat dengan pihak Jepang sebagai 
salah satu mitra kerja yang juga terlibat dalam investasi saat proyek 
tersebut akan dikerjakan. 
> Sebanyak 90% produk Newmont Nusa Tenggara berupa konsentrat tembaga 
beserta emas yang merupakan produk mineral ikutan dalam konsentrat 
tersebut dan langsung diekspor ke Jepang. 
> Menurut dia, pihaknya akan menjelaskan ke pemerintah, terutama 
tentang kondisi Newmont Nusa Tenggara yang terikat kontrak dengan 
pembeli untuk jangka panjang. "Sebab ada konsekuensi yang harus 
ditanggung. Kami mendukung jika ada smelter yang memadai, tapi kita 
juga terikat kontrak jangka panjang," tuturnya. (dwi. [EMAIL PROTECTED]) 
> Oleh Bambang Dwi Djanuarto 
> Bisnis Indonesia 
> 
> 
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: EKA SUWANDANA 
> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
> Sent: Wednesday, January 03, 2007 11:59 AM 
> Subject: [obrolan-bandar] INCO Statement! 
> 
> 
> 
> 
> Indonesia's Inco cuts weekly nickel output by 130 T 
> 
> Tue Jan 2, 2007 7:07 AM ET 
> 
> 
> JAKARTA, Jan 2 (Reuters) - The Indonesia unit of Canadian nickel 
producer Inco Ltd <N.TO> said it had cut weekly output by around 130 
tonnes (300,000 pounds) as dry weather had caused low reservoir 
levels at its hydro-electric power plant. 
> "Production cuts came three to four days earlier than we had 
predicted ... Rainfall is not sufficient to increase water level(s)," 
Rajeshnagara Sutedja, Inco's spokesman, told Reuters. 
> PT International Nickel Indonesia Tbk <INCO.JK> produces between 
1,400 and 1,500 tonnes of nickel-in-matte each week. 
> The company said in mid-December that it might have to cut nickel 
matte production from Dec. 20 due to low reservoir levels. 
> "We won't be able to meet original output target. But we have 
stockpile of unprocessed nickel ore, which will be used to narrow the 
gap in output," Sutedja said. 
> PT Inco, which is owned by Brazil's Companhia Vale do Rio Doce 
<VALE5.SA><RIO.N> through Canada's Inco Ltd, had initially set a 
production target for 2006 of about 71,000 tonnes of nickel-in-matte. 
> The company said it was not possible to estimate the likely impact 
of the unusually dry weather on 2007 production. 
> Nickel-in-matte is an intermediate smelter product that must be 
further refined to make pure metal. 
> London Metal Exchange three-months nickel <MNI3> hit a new high of 
$34,950 per tonne on Dec. 15, and was quoted around $33,350 on 
Tuesday. 
> (Reporting by Fitri Wulandari, editing by Bernard Halloran; Reuters 
Messaging:[EMAIL PROTECTED];Tel +6221 3846364) 
> 
> 
> 
> 
>         Important Notice: This e-mail transmission is intended only 
for the use of the named addressee, and may contain 
material/information that is private, confidential or legally 
privileged. Any retransmission, dissemination or other use of, or the 
taking of any action in reliance upon this material/information by 
anyone other than the named addressee is prohibited. If it is 
received in error by anyone other than the named addressee, please 
immediately notify the sender at the address and telephone/telefax 
number or e-mail address set forth herein, delete the 
material/information from any computer and destroy any copies or 
print-outs that may have been made of this material/information. 
Thank you.
>         DISCLAIMER: Internet communications are not secure. While 
every reasonable effort has been made to ensure that this 
communication has not been tampered with, PT United Tractors Tbk 
cannot be responsible for alterations made to the contents of this 
message without its express consent. If you wish to receive a hard 
copy of this message, please contact the sender. Opinions, 
conclusions and other information in this message that do not relate 
to the official business of the company shall be understood as 
neither given nor endorsed by PT United Tractors Tbk.
>


Kirim email ke