Ok nanti saya tanya2 ma teman2 dr makasar. Saya sendiri belum punya pilihan 
dalam pemilu mendatang.

Hanya saya melihat tulisan ini syarat akan menyudutkan orang. Bagi saya 
cinta/suka bahkan benci pada idola/seseorang/pemimpin tidak boleh cinta mati. 
Jadi melihat orang/idola/pemimpin itu pada sisi manusia ada kelebihan dan ada 
kekurangannya.

Kalo sekarang kita kadang kalo suka dan cinta menyanjung setinggi langit bahkan 
melupakan keburukan, bahkan mencoba mencari2 alasan untuk mengubah hal2 buruk 
tadi jadi baik. Demikian sebaliknya bila kita ga suka dan benci pada seseorang 
kita injak dan jatuhkan sedlam2nya. Tidak ada lagi bersisa secerca 
kebaikannyapun.

Maka bagi saya saya ingin menimbang semua capres punya kelebihan dan kekurangan 
tinggal mana yang terbaik buat bangsa ini. Jadi tidak ada yang merasa dipojokan 
dan pemilu akan berjalan damai.

Salam,
GK
Investor dari Gang Kecapi




Three things that never come back: the spent arrow; the spoken word; the lost 
opportunity

-----Original Message-----
From: "golden.health" <golden.hea...@yahoo.co.id>

Date: Sat, 27 Jun 2009 05:13:04 
To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: [ob] GURITA BISNIS KALLA BROTHERS (Re: Kalau JK menang, ekonomi 
menghadapi bahaya



Kalau anda punya teman pengusaha yg berasal dari Makassar, cobalah anda cari 
info bagaimana reputasi bisnis keluarga Kalla disana.
Dari info yg saya dapatkan dari beberapa teman pengusaha di Makassar ternyata 
tidak ada satupun yg bilang baik, semuanya mencemooh.
Data dibawah ini apakah anda anggap black campaign atau bukan terserah anda 
saja, tapi kalau secara subyektif saya sih percaya dengan keakuratan data tsb, 
karena tidak ada sanggahan apapun dari pihak ybs walaupun data tsb sudah 
tersebar meluas di-milis2.


--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Gang Kecapi" <gene...@...> wrote:
>
> Wulan antasari apanya ketua KPK yaa?
> 
> Sumber ini seberapa valid, apa hanya black campaign?
> 
> BR
> Gang Kecapi
> 
> 
> 
> Three things that never come back: the spent arrow; the spoken word; the lost 
> opportunity
> 
> -----Original Message-----
> From: "golden.health" <golden.hea...@...>
> 
> Date: Fri, 26 Jun 2009 19:53:15 
> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> Subject: [ob] GURITA BISNIS KALLA BROTHERS (Re: Kalau JK menang, ekonomi 
> menghadapi bahaya
> 
> 
> 
> ---------- Forwarded message ----------
> From: wulan antasari <wulanantasari@>
> Date: 2009/6/26
> Subject: Gurita Bisnis Kalla Bersaudara
> To: wulanantasari@
> 
> Gurita Bisnis Kalla Bersaudara
> 
> Resume: 
> 
> Kepentingan JK tidak dapat dilepaskan dari kepentingan ekspansi bisnis 
> keluarga besarnya, karena Indonesia tidak punya peraturan yang melarang 
> konflik kepentingan jabatan publik dengan kepentingan bisnis pribadi dan 
> keluarga serta sahabatnya.
> 
> Profil Usaha
> Ada empat kelompok perusahaan yang dikuasai oleh JK (kelompok Bukaka & Hadji 
> Kalla), iparnya, Aksa Mahmud yang Wakil Ketua MPR-RI (kelompok Bosowa), dan 
> adiknya, Halim Kalla (kelompok Intim). 
> 
> Beberapa perusahaannya yang dikenal publik antara lain: Bhakti Centra Baru 
> (Bukaka Agro; Bukaka Asia Investment Ptd; Bukaka Barelang Energy (BBE); 
> Bukaka Building Construction; Bukaka Investindo; Bukaka Marga Utama 
> (membangun dan mengelola Ciawi - Sukabumi toll road, Pasuruan - Probolinggo 
> tol road); Bukaka Meat; Bukaka Teknik Utama (yang antara lain meliputi Bukaka 
> Singtel (sudah dilego karena gagal memenuhi komitmen pemasangan telepon 
> terhadap Telkom), Bumi Karsa,  Duta Agro Sulawesi,  Haji Kalla Trading 
> Company, NV, Kalla Inti Karsa; Mal Ratu Indah, Makassar;  Kalla Lines. 
> 
> 
> Track Record: 
> 
> Pada krisis 1997/1998, Grup Bukaka Termasuk 20 debitur kakap yang mengemplang 
> ke Bank-Bank BUMN yang mengakibatkan bank-bank plat merah kolaps. Sebagaimana 
> debitor lainnya, Bukaka juga `memaksa' mendapatkan hair-cut dalam jumlah yang 
> sangat fantastis.
>  
> 
> Sejak 2005, Bukaka dan Bosowa menjadi `beban' bagi Bank BUMN seperti Mandiri. 
> Kredit macet mereka terbilang tinggi yang memaksa bank-bank plat merah baru 
> ini menyisihkan pencadangan, dan termasuk merestrukturisasi utang-utang 
> tersebut. 
>  
> Bukaka Teknik Utama tercatat menjadi pemegang saham mayoritas (35%) PT 
> Trans-Jawa Paspro Jalan Tol. Yang memegang konsesi jalan  tol 
> Pasuruan-Probolinggo.  Lantaran tak mampu memenuhi kewajiban berupa jaminan 
> pelaksanaan, dana tanah, dan financial closed yang deadlinenya 30 Juni 2008. 
> Karena wan prestasi, akhirnya konsesi itu dilego ke kelompok usaha bakrie. 
> 
> Bukaka tercatat di Bursa Efek Jakarta. Tapi, lantaran laporan keuangannya 
> selalu disclaimer selama bertahun-tahun, akhir Bursa Efek Indonesia 
> mendelistingnya dari pasar saham. (Pada saat kampanye pilpres 2009, Kalla 
> dengan sinisnya bilang, "Pasar modal adalah sarang neolib."). 
>  
> 
> Profil Proyek: Intervensi dan Benturan Kepentingan
> 
> Sejak menjadi wapres, Kalla bersaudara semakin kebanjiran order. Salah 
> satunya adalah pembangunan PLTA. 
> 
> Di Sulawesi Selatan: Bukaka mendapat order pembangunan PLTA di Ussu  di 
> Kabupaten Luwu' Timur, berkapasitas 620 MW; sebuah PLTA senilai Rp 1,44 
> trilyun di Pinrang; sebuah PLTA kecil berkapasitas 1 MW di Desa Mappung, 
> Tompobutu, di perbatasan Kabupaten Gowa dan Sinjai, sebuah PLTA berskala 
> menengah berkapasitas 8 MW di Bantaeng, serta sebuah PLTA kecil di Salu Anoa 
> di Mungkutana, Kabupaten Luwu' Utara. Saat ini, Bukaka sedang membangun PLTA 
> dengan tiga turbin di Sungai Poso, Sulawesi Tengah, yang akan berkapasitas 
> total 780 MW. Di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Bukaka mendapat order pembangunan 
> PLTA berkapasitas 25 MW.  Selain ditengarai memainkan pengaruh kekuasaan 
> untuk mendapatkan bisnis ini, pelaksanaannya pun kerap melanggar aturan.  
> PLTA Poso, misalnya, mulai dibangun sebelum ada AMDAL yang memenuhi syarat. 
> (Juga jaringan SUTET-nya ke Sulawesi Selatan & Tenggara dibangun tanpa AMDAL).
>  
> di Sumatera Utara, kelompok yang dipimpin Achmad Kalla, adik kandung Wakil 
> Presiden mendapat order pembangunan PLTA di Pintu Pohan, atau PLTA Asahan III 
> berkapasitas 200 MW serta PLTA Sibaho di Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk 
> itu, Bukaka sudah melakukan pembebasan lahan, tapi proyeknya kemudian diambil 
> alih oleh PLN.
>  
> Selain itu,  Bukaka juga terlibat dalam pembangunan pipa gas alam oleh PT 
> Bukaka Barelang Energy senilai US$ 750 juta – setara dengan Rp 7,5 trilyun – 
> yang akan terentang dari Pagar Dea, Sumatera Selatan, ke Batam; pembangunan 
> pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) senilai US$ 92 juta – atau Rp 920 milyar 
> – di Pulau Sembilang, dekat Batam; pembangunan pembangkit listrik tenaga gas 
> di Sarulla, Tarutung, Sumatera Utara, yang akan mengjasilkan 300 MW
> 
> Yang paling baru adalah rencana pembangunan 19 PLTA berkekuatan 10.000 MW. 
> Rencana ini dinilai berbahaya secara ekonomi karena Kalla mendorong BPD-BPD 
> se Indonesia  yang membiayainya dengan mengandalkan dana murah di bank-bank 
> milik pemda tersebut. Masalahnya, dana murah itu adalah dana jangka pendek, 
> sedangkan pembangunan PLTA adalah proyek berjangka waktu panjang. Rata-rata 
> baru setelah 7 tahun, ada duit yang masuk.  Jika terjadi sedikit saja 
> goncangan, BPD-BPD bakal semaput karena dana jangka pendek mereka dipakai 
> untuk membiayai proyek jangka panjang.  Kengototoan Kalla bisa dimaklumi 
> karena kelompok-kelompok Bukaka, Bosowa , dan Intim (Halim Kalla) termasuk 
> paket kontraktor pembangunan 19 PLTU itu. Kelompok Bosowa mendapat order 
> pembangunan PLTU Jeneponto di Sulsel, tanpa tender (Rakyat Merdeka, 7 Juni 
> 2006), sedangkan kelompok Intim milik Halim Kalla yang juga salah seorang 
> Komisaris Lion Air akan membangun PLTU berkapasitas 3 x 300 MW di Cilacap, 
> Jateng, dengan bahan baku batubara yang dipasok dari konsesi pertambangan 
> batubara seluas 5.000 ha milik kelompok Intim di Kaltim (GlobeAsia, Sept. 
> 2008, hal. 38).
> 
> Intervensi yang juga paling sering dikemukakan adalah menyangkut proyek 
> Monorel. Rencana proyek ini hampir kandas setelah konsorsium pemenang 
> ternyata tak punya cukup duit. Belakangan Bukaka masuk dan memimpin 
> konsorsium. Mereka mendesak bank-bank BUMN untuk mengucurkan kredit. Karena 
> mendapat sorotan, akhirnya diupayakan dengan cara tipuan: Pura-puranya ada 
> dana dari Dubai. Belakangan ketahuan investor Dubai itu hanyalah arranger 
> keuangan saja, sebab yang menyetor duit itu rencananya adalah Bank-Bank plat 
> merah (Mandiri, dll). Yang paling disoroti dari proyek ini adalah permintaan 
> jaminan pemerintah. Dalam hal ini Bukaka mengklaim potensi penumpang yang 
> sangat besar. Jika jumlah penumpang itu tak tercapai maka sisanya adalah 
> kerugian yang harus ditanggung pemerintah!
> 
> Selain itu, grup Kalla juga diketahui menjadi bagian dari konsorsium yang 
> mendapat konsesi dalam pembangunan apartemen murah 1000 tower. Tak 
> mengherankan jikalau Kalla-lah yang paling ngotot dan sebagai akibatnya Pemda 
> Jakarta dipaksa mengabaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan pengembang 
> yang membangun apartemen murah ini. Jika tak dihentikan, daerah seputar 
> apartemen murah bakal jadi daerah super crowded karena pengembang membangun 
> unit yang jauh melebihi daya dukung lingkungannya. 
> 
> Meski selalu menyebut `ogah asing', pada dasarnya Kalla sudah lama menjalin 
> relasi dengan perusahaan asing. Terakhir, Adik bungsu Jusuf Kalla, Suhaelly 
> Kalla, terjun ke bisnis mobil produksi Cina. Suhaelly dengan perusahaan PT 
> IGC International menjadi distributor mobil merek Geely di Indonesia. Menurut 
> Suhaelly, keterlibatan dalam bisnis mobil Cina karena peluangnya cukup 
> menarik. Geely mampu menghasilkan produk yang kompetitif dengan harga lebih 
> murah. "Harga sedan dibawah Rp 100 juta tiap unit," kata Suhaelly, dalam 
> acara peluncuran mobil Geely CK CKD (completely knock down), Jakarta (16/5). 
> 
> Dalam soal Blok D Alpha Natuna, Kalla terlihat agresif dan seperti menentang 
> dominasi perusahaan-perusahaan migas asal Amerika Serikat. Yang tak 
> diketahui, Kalla merangkul perusahaan migas Eropa. Salah satu yang 
> dijagokannya adalah perusahaan migas asal Norwegia. Yang menarik, di tingkat 
> domestik, menantunya yang kerap dipanggil dengan Tono Kalla sudah menjalin 
> kerjasama dengan BUMD Kab Natuna untuk menampung jatah saham yang harus 
> dialokasikan kepada pemda. Duit yang dibutuhkan untuk membeli saham itu 
> mencapai Rp 20 triliun. Hingga kini, Tono Kalla masih mencari kreditor yang 
> mau mengucurkan kredit padanya. Kehadiran Tono ini jadi tak `asyik' karena 
> maksud awal Pemda Natuna menggandeng Tono adalah dengan asumsi Tono cukup 
> punya duit untuk menjadi patnernya pemda setempat. 
> 
> 
> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, jamal nasution <jamal.nasution@> wrote:
> >
> > sori kita fair ja deh
> > #yg pertama suku bunga rendah
> > apakah ada disini menginginkan bunga yg tinggi
> > transaksi saham akan kacau buktinya ketika the fed baru berencana naikan
> > suku bunga saham dah gelepar.
> > saham akan kurang gairahnya klo bunga balik ke 10% lg, saya kira rumus abadi
> > perpindahan investasi dari bank ke pasar modal karena bunga yg rendah
> > #yg ke dua mengenai SBI klo kita mo menghargai rakyat yg miskin,dan saudara
> > kita pengangguran kita tidak mo bank menempatkan dana nya lebih besar di SBI
> > dari pada ke proyek-proyek utk menciptakan lapangan kerja.
> > #BI dan BUMN di obok2 itu bisa diperdebatkan yg mengobok2 justru yg mo BUMN
> > di jual ke asing
> > so far yg penting pemilu aman
> > mo sby-mega-Jk yg pentign pemilu jujur aman dan lancar
> > ekonomi tidak bergerak sesaat tetapi untuk jangka waktu yg lebih panjang
> > 
> > slamat bertransaksi
> > chuan-untung-
> > 
> > 
> > 2009/6/25 golden.health <golden.health@>
> > 
> > >
> > >
> > > Mengikuti debat capres II, kita bisa melihat obsesi JK.
> > > Obsesi JK yaitu:
> > > 1.JK terobsesi ingin menurunkan suku bunga secara paksa.
> > > 2.Dana2 di SBI ingin dipaksa agar disalurkan untuk membiayai proyek2.
> > > 3.BI dan bank BUMN ingin sekali di-obok2.
> > >
> > > Sesuai dengan slogannya yaitu lebih cepat lebih baik (baca 'pukul dulu
> > > urusan belakang'), seandainya JK menang maka dengan segala cara JK akan
> > > melaksanakan 3 hal tsb.
> > > Resikonya seperti apa, itu urusan nanti. Demikianlah prinsip JK.
> > >
> > > Untuk jangka pendek, mungkin ekonomi akan melaju kencang.
> > > Tapi untuk jangka menengah dan panjang akan sangat berbahaya, karena:
> > > 1.Sangat rawan terjadi KKN.
> > > 2.Bank akan kehilangan prinsip ke-hati2an/prudent, direksi bank mudah
> > > mengelakkan tanggung jawab jika terjadi kredit macet raksasa.
> > > 3.NPL akan meningkat drastis.
> > > 4.NPL naik, spread turun, maka profit bank akan turun drastis, bahkan bisa
> > > minus. CAR bakal tergerus signifikan.
> > > 5.Dana2 di SBI itu umumnya dana jangka pendek. Jika dipakai untuk 
> > > membiayai
> > > proyek jangka panjang maka akan mudah sekali terjadi mismatch.
> > > 6.Semua faktor diatas akan menyebabkan dunia perbankan kolaps.
> > > 7.Kalau perbankan kolaps maka ekonomi juga kolaps. Terulang lagi krismon
> > > seperti thn 97/98.
> > >
> > > Program ekonomi Megapro lebih dahsyat lagi ngawurnya.
> > > Ekonomi Indonesia hendak dijadikan kelinci percobaan untuk program2 
> > > ekonomi
> > > kerakyatan versi Prabowo yg sudah jelas sangat konyol dan absurd.
> > >
> > > Bagaimanapun juga pasangan yg dituding sebagai biangnya Neolib itulah
> > > adalah pasangan yg paling baik untuk rakyat, bangsa dan negara 
> > > Indonesia...
> > > iya kan.. hehehe.. Lanjutkan!!!
>



Kirim email ke