Pak Herman,

 

Punya lapkeu Q4 2008?

Bagaimana hasilnya?

 

Thanks,

Ferry W.

 

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com]
On Behalf Of M Herman
Sent: Monday, June 29, 2009 11:27 AM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [ob] BKSL bagus ke depan

 







kadang-kadang harga saham sering bergerak lebih kencang dari fundamentalnya
.. istilah orang sononya "share price sometimes moves ahead of its
fundamental"... mungkin bisa di analogikan kayak antam or inco..harga nikel
emang naik tapi kalau pake harga tersebut mereka untungnya sangat tipis
..makanya PERnya bisa diatas 50 an..tapi investor kadang2 gak peduli...siapa
tahu BKSL bisa begitu hehehe dan valuasi properti yg sering dilihat NAV (NAV
bksl 870) nya..(orang sering gak peduli neraca or rugi laba) 

--- On Sun, 6/28/09, Vernichtung <gambler....@gmail.com> wrote:


From: Vernichtung <gambler....@gmail.com>
Subject: Re: [ob] BKSL bagus ke depan
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Sunday, June 28, 2009, 11:04 PM

Mau tau bagus apa tidaknya kunjungi aja lokasinya dan putuskan.

 

  _____  

From: M Herman 
Date: Sun, 28 Jun 2009 20:55:17 -0700 (PDT)
To: <obrolan-bandar@ yahoogroups. com>
Subject: [ob] BKSL bagus ke depan


Sentul City (BKSL) allocates Rp 300bn to build education centers,
entertainment, and hospitals in its development area. Currenlty, BKSL has
2,700ha land bank, of which 800ha has been sold. Sabtu, 27/06/2009 (Bisnis
Indonesia) Properti di Bogor terdongkrak tol Pengembang semakin agresif
tawarkan proyek Cetak Industri properti Bogor mulai bergairah. Pemicunya
jalan tol baru yang akan dioperasikan akhir tahun ini. Tak hanya proyek
perumahan, pengembang juga mulai berani membangun superblok di wilayah Kota
Hujan itu. Pembangunan hunian selama 10 tahun terakhir terkonsentrasi ke
sisi timur dan barat Jakarta. Tangerang dan Bekasi sudah menjadi bidikan
pengembang sejak lama karena jaraknya ke Ibu Kota lebih dekat dan didukung
dengan akses yang memadai. Pembangunan hunian di arah selatan Jakarta,
terutama Bogor selama ini kurang berkembang. Meskipun sudah banyak proyek
hunian di Kota Hujan itu, tetapi perkembangannya tidak sehebat Tangerang dan
Bekasi. Tengok hasil survei perusahaan konsultan properti PT Cushman and
Wakefiled Indonesia. Harga lahan di Tangerang dan Bekasi sudah menyamai
bahkan melampaui harga lahan perumahan di Ibu Kota. Harga lahan di kedua
daerah itu rata-rata mencapai Rp4 juta-Rp10 juta per m2. Harga lahan untuk
hunian di Ibu Kota rata-rata berkisar antara Rp6 juta per m2. Beberapa
lokasi di Bekasi, seperti perumahan Lippo Karawaci yang mempunyai akses
infrastruktur dan fasilitas baik, harga lahan bahkan mencapai Rp15 juta per
m2. Adapun harga lahan di daerah Bogor masih berkisar antara Rp600.000 per
m2 dan tertinggi Rp2 juta per m2. Kondisi ini menunjukkan, bahwa
perkembangan industri properti di Bogor, sebagai salah satu daerah penyangga
Jakarta kurang berkembang dibandingkan dengan Bekasi dan Tangerang, bahkan
Depok. Meskipun sudah banyak hunian mewah digarap di sana, pengembang harus
bersusah payah melakukan promosi untuk mendongkrak citra. Namun, dalam
beberapa tahun ke depan kondisinya dipastikan akan berbeda. Harga lahan di
Bogor berpotensi terdongkrak. Pemicunya akses jalan tol baru Bogor Ring Road
yang akan rampung akhir tahun ini dan rencana pembangunan jalan tol Bogor
Inner Ring Road (BIRR). Waktu tempuh Jakarta-Bogor akan semakin pendek
dengan kehadiran kedua jalan tol itu, rata-rata 1 jam. Penghuni juga bisa
mengakses beberapa alternatif untuk menuju Bogor dari Jakarta untuk
menghindari kemacetan. Ketua Kompartemen Tata Ruang Persatuan Perusahaan
Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan pengembangan hunian di
daerah penyangga Jakarta akan bergeser ke arah selatan dan tenggara Jakarta.
Pengembangan hunian di wilayah timur dan barat akan melambat. Selain lahan
yang semakin minim, akses menuju timur dan barat Jakarta juga tidak
bertambah. Di Bogor, selain masih banyak lahan tidur yang menganggur akan
ada akses baru yang langsung menuju jantung kota. Ruas jalan tol Bogor Ring
Road, sebagian menyebut Bogor Outer Ring Road dan lebih populer dengan
sebutan BORR, membentang sepanjang 11 km dari Sentul Selatan hingga kawasan
Dermaga. Ruas jalan tol ini membelah pusat kota Bogor dan terkoneksi
langsung dengan gerbang jalan tol Sentul Selatan pada ruas Jakarta-Bogor-
Ciawi (Jagorawi). Keberadaan ruas jalan tol ini akan mendongkrak industri
properti di Bogor utara dan tengah. Konsumen dari arah Jakarta melalui
Jagorawi tidak lagi harus keluar di gerbang jalan tol Bogor jika ingin masuk
jantung kota. Kini kendaraan bisa keluar melalui pintu tol Sentul Selatan
kemudian masuk ke jalan tol BORR. Sang investor, PT Jasa Marga Tbk,
memastikan seksi pertama ruas itu sepanjang 3,7 km rampung pada September
2009. Seksi pertama menghubungkan Sentul Selatan ke Kedung Halang. Sayang,
seksi II dan seksi III belum juga digarap karena investor tengah mengkaji
ulang kelayakan investasi dua seksi sisanya. Seksi II dari Kedung
Halang-Yasmin/ Semplak sepanjang 3,85 km dan seksi III dari Semplak- Dermaga
sepanjang 3,9 km. Bogor Inner Ring Road atau jalan tol lingkar dalam kota
sebenarnya masih dalam tahap pembahasan karena belum ada investor yang
menggarap atau diputuskan dibangun oleh pemerintah. Jalan tol ini membentang
sepanjang 3 km mulai dari Harjasari (Bogor Selatan)-Pasirkuda (Bogor Barat).
Aksi pengembang Meski baru satu seksi jalan tol BORR yang akan beroperasi,
pengembang sudah lebih dulu melangkah. Pengembang di Bogor yang sudah lama
eksis, kembali menawarkan hunian dengan klaster baru. Maraknya tawaran ini,
sudah bisa dilihat begitu Anda menyusuri jalan tol Jagorawi kemudian keluar
melalui gerbang Sentul Selatan. Berbagai spanduk dan poster ukuran besar
yang menawarkan hunian dengan embel-embel akses tol baru itu bisa dengan
jelas dilihat. Yang paling diuntungkan dari keberadaan ruas baru ini adalah
perumahan Sentul City. Kompleks perumahan ini akan mempunyai dua akses jalan
tol sekaligus, karena gerbang jalan tol dibangun persis berdekatan dengan
kompleks perumahan. PT Sentul City Tbk langsung menawarkan klaster baru Pine
Forrest seharga Rp300 jutaan. Pengembang lain di daerah Bogor juga tak
tinggal diam. Kelompok usaha PT Bakrieland Development Tbk, melalui anak
usaha PT Graha Andrasentra Propertindo, juga agresif menawarkan hunian Bogor
Nirwana Residence. Dalam setiap kegiatan promosi, keberadaan kedua proyek
jalan tol BORR dan BIRR tak pernah ditinggalkan sebagai bagian dari salah
satu keunggulan. Tak hanya hunian, tetapi keberadaan jalan tol baru itu juga
memberikan semangat baru bagi perusahaan untuk merampungkan proyek hotel
serta pusat belanja dan gaya hidup Nirwana Epicentrum yang ada di dalam
kompleks perumahan. Hal serupa dilakukan pengembang lain seperti PT Perdana
Gapuraprima Tbk yang mempunyai perumahan Bukit Cimanggu City. Tak hanya
pengembang besar, tetapi pemilik lahan individu dan pengembang kecil juga
ketiban untung. Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Komisariat Bogor Raya
M. Harrys mengatakan pengembang kecil yang membangun hunian harga terjangkau
juga diuntungkan dengan akses baru ini. "Harga properti di Bogor bisa naik
15%-20% per tahun," ujarnya. Pengembang juga mulai berani menggarap gedung
bertingkat dan dan proyek superblok. Properti campuran berupa hotel, pusat
belanja, dan apartemen juga akan berdiri di Kota Hujan tersebut. Ini akan
meningkatkan persaingan bisnis properti komersial di Bogor, di antaranya
Bogor Centrum dan Bogor City Center. Kelompok usaha Megapolitan juga kembali
mencanangkan proyek superblok Cimandala City di kawasan Jalan Cimandala,
Bogor. Proyek yang terdiri dari hotel, apartemen, sekolah, dan rumah sakit
ini akan digarap di atas lahan seluas 17 hektare dengan investasi sekitar
Rp3,6 triliun. Proyek ini sudah dirancang sejak 2005, tetapi sempat
terhenti. Pada Mei lalu, Megapolitan mencanangkan untuk melanjutkan proyek
ini. Kehadiran jalan tol baru menjadi slaah satu pemicu grup Megapolitan
untuk merealisasikan rencana lama ini. 

 

 

 



Kirim email ke