*I had a high expectation on the stimulus programs around the world, but
seems they don't work the way I expected. I dunno what to say, but at least
we had our 1400pts rally, didnt we? Thank God we had.

If you have different opinion, please share.
*
2009/10/4 Thomas Frederick <thomaszone_2...@yahoo.com>

>
>
> So, you mean the bull until 2012 canceled el??
> ------------------------------
> *From: * "It's Elaine!" <elainesu...@gmail.com>
> *Date: *Sun, 4 Oct 2009 21:52:41 +0700
> *To: *<obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> *Subject: *Re: [ob] The Nightmare of Sang Raksasa - Hyperinflation
>
>
>
> *This is a very bearish post you got there mate! Well, here's my 2 cents,
> or should we call it, the GREAT AGENDA (ha ha whatever) for 2010:
> *
>
>    - *US dollar is losing its value, price goes up, but since the US is
>    the biggest consumers for now, inflation will make them lose their
>    purchasing power thus the demand will be weak (as imports get more
>    expensive), less workers and raw materials needed. A deadly spiral.
>
>    *
>    - *Keep in mind that we must be careful to operate from the best
>    definition of inflation. Though it is commonly thought of as 'rising
>    prices', I prefer the more traditional (and ultimately, more meaningful)
>    definition: 'an increase in the quantity of money and credit'. Rising 
> prices
>    are simply one of the effects of inflation; first you have the inflation in
>    the form of an increase in money and credit and then as an aftereffect we
>    experience rising prices.
>
>    *
>    - *The demand for coal from China (the biggest consumer) and Japan (the
>    biggest importer) are expected to be lower next year as they already have
>    excess supply from last year contract.
>
>    *
>    - *When we talk about inflation, we really mean (cheap) currency. Since
>    China holds the most USD today it means they're in danger as well. 
> Basically
>    they're holding worthless paper. (It's not even in the form of paper), so
>    CIC goes around the world to spread this worthless paper, including to Bumi
>    (lolz)
>
>    *
>    - *Igor Panarin, a Russian economic professor, predicted that the
>    United States of America may disintegrate in late 2010 because of civil war
>    and social unrest (like what happened in Indonesia eleven years ago). I
>    kinda agree with this guy. People's States of China..
>
>    *
>    - *USD collapses and replaced by SDR (or other form of global money)
>    for international trade. You know, currently only 4% of USD is in bank 
> notes
>    (paper), the rest (96%) is electronic money. USD can be created in a matter
>    of a millisecond.
>
>    *
>    - *There will be possibly the biggest (and the last) major catastrophe
>    for stock market around the globe in 2010, thanks to dollar shock. I'd say
>    Buy On Weakness (that is if the global stock exchange doesn't get frozen).
>
>    *
>    - *Alternative energy sources such as biomass, solar, nuclear and
>    natural gas will play major roles in 2010 forward.
>
>    *
>    - *Asia will be flooded with Americans that are looking for jobs. Our
>    job.
>
>    *
>    - *Japan will have population crisis. Japaneses are simply refusing to
>    have children because of high unemployment.
>
>    *
>    - *Many high profile hedge fund like Templeton and Mobius are already
>    betting in Asia ex Japan.
>    *
>
> *Well, it's not really an agenda, just common sense so please feel free to
> discuss. No reason to be afraid though as I know Indonesia survived Asian
> Crisis, right? [?]. I know, sometimes I made crazy thinking. I expect most
> of you will not agree with me (as usual), but please kindly share your
> opinion too. After all these mess, everything will start over again, this is
> only a lifecycle. We are so lucky to witness this epic turnaround. Woohoo!!
>
> There is no secret agenda, all we have to do is open our mind and think
> outside the box. Macro economy is not a science, it's an art. lolz..
> ***
> 2009/10/4 yokorusi <yokor...@yahoo.com>
>
>>
>> http://unpublisheddream.blogspot.com/2009/10/nightmare-of-sang-raksasa.html
>>
>>
>> Bulan February 2009 yang lalu di dalam satu tulisan yang berjudul Worst
>> Than Nothing atau Better Than Nothing? - saya sedikit mengulas mengenai
>> esensi krisis keuangan yang bersumber dari keserakahan, kebejatan moral dan
>> kebohongan terstruktur.
>>
>> Tulisan kali inipun tidak jauh dari krisis keuangan di US dan tidak jauh
>> pula dari keinginan saya menyatakan kembali bahwa ketiga hal tersebutlah
>> yang telah dan akan terus membawa ekonomi US menyentuh titik terburuk dalam
>> satu dekade mendatang bila pemerintah US dan sebagian besar ekonom US tidak
>> melakukan koreksi kebijakan dan titik pandang pemulihan krisis secara
>> segera. Titik terburuk tersebut adalah malapetaka hyperinflation.
>>
>> Hyperinflation? Satu hipotesa yang saat ini masih dianggap kecil
>> kemungkinan (atau bahkan tidak mungkin) terjadi oleh sebagian besar ekonom.
>> Saya sendiri termasuk satu dari kelompok yang beranggapan bahwwa potensi
>> terjadinya hyperinflation di US adalah relatif tinggi. Tentu saja ini dengan
>> berbagai asumsi yang mengikuti.
>>
>> Memang sungguh tidak mudah membayangkan terjadinya hyperinflation di US –
>> membayangkan sebuah negara adidaya dalam satu dekade ke depan dapat
>> terjerembab dan tersungkur dimana nilai mata uangnya merosot drastis,
>> terjadi pengangguran dimana mana, kemiskinan menyebar, negara terperangkap
>> dalam hutang dengan jumlah yang sangat besar, dan sering kali diikuti oleh
>> krisis politik serta krisis social. Mungkin lebih sulit dibanding pada saat
>> 2007 kita membayangkan indeks Dow terkoreksi 50 persen dimana di Maret 2009
>> ternyata menjadi kenyataan.
>>
>> Mungkin mendengar argumentasi hyperinflation di US saja, sebagian pihak
>> yang kontra hyperinflation akan segera menyanggah dengan menunjuk bahwa saat
>> ini di pasar saham US telah terjadi bullish market dimana kenaikan indeks
>> Dow dan S&P di 2009 dianggap sebagai tonggak terjadinya pemulihan ekonomi di
>> US. Silahkan saja. Saya pribadi melihat kenaikan itu sebagai bentuk classic
>> bounce in a long-term bear market. Sehingga tidak lama lagi akan indeks
>> mereka akan kembali mengalami penurunan.
>>
>> Lalu indikasi kuat yang manakah yang memperlihatkan kemungkinan terjadinya
>> hyperinflation?.
>>
>> Point Pertama dan terpenting adalah kebijakan pemerintahan Obama yang
>> konsisten melakukan defisit spending bahkan lebih agresif dari pemerintahan
>> Bush. Defisit spending terjadi akibat besarnya kebutuhan dana untuk
>> membiayai program stimulus dan pemulihan ekonomi US.
>>
>> Akibat program stimulus dan pemulihan ekonomi tersebut maka public debt di
>> US per awal semester II 2009 telah mencapai sekitar USD 11.6 trillion. Suatu
>> angka yang luar biasa besar dan perlu diketahui bahwa akumulasi terbesar
>> mulai terjadi sejak tahun 2008 dan masih akan terus berlangsung di tahun
>> mendatang. Di tahun 2008, total biaya bunga atas keseluruhan hutang US
>> adalah USD 452 billion. Angka yang luar biasa besar, tidak terbayang apabila
>> dihitung dalam Rupiah.
>>
>> Ironisnya, hampir seluruh program stimulus dan pemulihan ekonomi ini
>> dirancang untuk mendapatkan efek pemulihan yang cepat. Caranya adalah dengan
>> meningkatkan konsumsi masyarakat. Boleh dikatakan hanya sedikit program yang
>> dirancang untuk menciptakan kesempatan kerja dalam jangka panjang.
>>
>> Di dalam suatu perekonomian yang mengalami krisis berkepanjangan maka
>> peningkatan konsumsi tidak memiliki efek multiplier yang kuat terhadap
>> pemulihan ekonomi. Permintaan pasar yang tercipta hanyalah bersifat
>> sementara dan tidak didukung oleh adanya peningkatan pendapatan dari
>> konsumen dalam jangka panjang.
>>
>> Dalam situasi yang sama, sebagian stimulus diberikan tidak secara gratis
>> melainkan melalui suatu insentif yang dapat digunakan saat membeli produk
>> tertentu seperti program Cash for Clunkers. Akibatnya insentif tersebut
>> dapat menyebabkan sebagian masyarakat terjebak dalam hutang baru tanpa
>> memiliki daya bayar tambahan.
>>
>> Di sisi lain, program stimulus dan pemulihan ekonomi ini hampir seluruhnya
>> didanai melalui kombinasi antara cetakan uang baru dan pinjaman dari
>> berbagai negara kreditur dimana yang terbesar adalah diberikan oleh China.
>>
>> Menurut data yang dikeluarkan oleh CIA, per 2008 posisi public debt dari
>> US adalah ranking ke 24 sedangkan Indonesia berada di ranking 77. Di 2008
>> posisi public debt hanyalah 61 persen dari GDP. Jadi bila menggunakan data
>> yang sama maka public debt US di 2009 telah berada di 10 besar negara dengan
>> ratio public debt terhadap GDP tertinggi. Siapa saja di 10 negara tersebut?
>> Zimbabwe, Japan, Lebanon, Jamaica, Italy, Singapore, Greece, Sudan, Belgium
>> dan Egypt. Hanya beberapa dari negara ini yang saat ini perekonomiannya
>> relatif stabil sisanya dalam keadaan krisis bahkan beberapa dalam keadaan
>> krisis akut. Perlu diketahui bahwa semakin besar hutang suatu negara maka
>> semakin besar pula kemungkinan mata uang negara tersebut mengalami
>> kemerosotan nilai atau devaluasi.
>>
>> Ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bersama.
>> Bagaimana cara pemerintahan melakukan pemotongan pengeluaran bila mereka
>> masih akan terus melakukan program stimulus dan pemulihan ekonomi? Darimana
>> akan diperoleh pendanaannya? Bagaimana jika negara kreditur berhenti untuk
>> menyediakan pinjaman? Bagaimana cara pemerintah US membayar hutang serta
>> bunga di waktu mendatang? Apa yang akan terjadi bila efek dari stimulus
>> telah memudar yang berarti konsumsi kembali menurun? Apakah dengan mencetak
>> uang kembali adalah jawaban yang tepat?
>>
>> Point Kedua adalah pergerakan terjadinya inflasi di US mulai terlihat
>> dengan terjadinya penurunan nilai USD baik terhadap mata uang kuat lainnya
>> maupun terhadap emas. Ini sebenarnya wajar terjadi karena semakin besar
>> hutang yang diciptakan maka secara alamiah nilai matauang akan semakin
>> merosot. Menjadi tidak wajar karena nilai devaluasi semakin membesar dalam
>> hitungan waktu yang semakin singkat. Sehingga ini mengarah kepada potensi
>> terjadinya currency crisis di US dalam beberapa tahun mendatang.
>>
>> Di sisi lain, merosotnya nilai USD akan menciptakan efek kenaikan harga
>> pada seluruh barang import. Ini pada akhirnya akan menciptakan inflasi yang
>> sesungguhnya di sektor riil melalui kenaikan harga barang dasar. Bila
>> nantinya ditangani dengan memberikan bantuan likuiditas kepada masyarakat
>> maka bantuan tersebut akan kembali menciptakan efek penurunan nilai yang
>> berikut. Sebaliknya bila dilakukan pencegahan kenaikan harga melalui
>> pematokan harga maka akan terjadi kelangkaan barang yang berpotensi membawa
>> harga barang semakin mahal.
>>
>> Dengan posisi USD relatif terhadap harga emas (dan komoditas lainnya) yang
>> semakin menurun maka akan terjadi kecenderungan pelaku investasi akan
>> beralih dari pasar saham dan matau uang kepada pasar komoditas. Ini akan
>> menyebabkan harga emas semakin mahal (sekaligus mendorong naiknya harga
>> silver, nickel, coal, copper dan komoditi lain) dan sebagai akibat nilai USD
>> akan semakin terdorong ke bawah. Hal ini telah sering dikemukakan oleh Jim
>> Rogers, Marc Faber dan Peter Schiff.
>>
>> Apa yang akan terjadi bila kebijakan cetak uang terus berlangsung,
>> stimulus terfokus pada peningkatan konsumsi, harga emas dan komoditi
>> melambung dan sektor industri di US tidak mampu bangkit? Bagaimana bila
>> disertai berhentinya dana dari negara kreditur?
>>
>> Terdekat adalah currency crisis, double digit inflation dan ambruknya
>> pasar saham di US.
>>
>> Point Ketiga, mari kita lihat unemployment rate di US saat ini. Bila
>> program stimulus dan pemulihan ekonomi selama dua tahun terakhir lebih
>> menekankan kepada sektor produktif ketimbang sektor konsumtif maka
>> seharusnya terjadi penurunan pengangguran secara berangsur. Paling tidak
>> efek tersebut dapat terlihat walaupun mungkin masih kecil. Apakah demikian
>> adanya? Jawabannya adalah tidak.
>>
>> Unemployment rate yang secara resmi disampaikan terakhir adalah 9.7% pada
>> pertengahan September yang lalu. Banyak pihak menyatakan bahwa angka ini
>> tidak mencerminkan angka sebenarnya. Mengapa? Karena angka ini tidak
>> mengikut sertakan faktor independent contract, faktor pekerja full time yang
>> sekarang bekerja part time dan faktor pengangguran yang berhenti mencari
>> kerja. Sehingga menurut kalkulasi beberapa sumber, bila dihitung semuanya
>> adalah sekitar 17 persen! Mengerikan!
>>
>> Seberapa parahkah tingkat pengangguran di US bahkan bila dibandingkan
>> dengan tingkat pengangguran di Indonesia di 1998? Mengapa pemerintahan Obama
>> memilih untuk fokus pada health care program dibanding program yang
>> bertujuan untuk menciptakan pekerjaan baru? Bagaimana mungkin dalam setahun
>> mendatang tingkat pengangguran akan mengalami penurunan secara drastis?
>> Apakah kita semua yakin bahwa di 2010 akan terjadi penciptaan kesempatan
>> kerja baru yang luar biasa besar sehingga angka pengangguran berkurang?
>>
>> Dari ketiga point di atas, maka saya berkesimpulan bahwa bila pemerintahan
>> Obama tidak segera melakukan perubahan drastis di dalam kebijakan stimulus
>> dan pemulihan ekonomi maka dalam waktu tiga sampai lima tahun mendatang
>> negara paman Sam berpotensi tinggi untuk mengalami double digit inflation
>> dengan trend semakin meningkat.
>>
>> Bila kejadian tersebut tidak ditangani dengan restrukturisasi hutang
>> secara tepat, pemotongan budget secara besar2an dan tidak terjadi
>> kebangkitan di sektor industry maka ekonomi US akan terperangkap dalam
>> hyperinflation.
>>
>> Secara ringkas...
>> Apa yang terjadi di Dow dan S&P saat ini adalah classic bounce in the long
>> term bear market - Rising Dow is not a signal of economic recovery -
>> Hanyalah masalah waktu menuju ke bawah kembali
>>
>> Harga emas dan komoditi lain akan terus meningkat seiring dengan
>> melemahnya nilai tukar USD sebagai mata uang kuat dunia dan mata uang
>> jangkar dalam perdagangan global
>>
>> Potensi terjadinya currency crisis di US dan double digit inflation dalam
>> 3 sampai 5 tahun mendatang
>>
>> Terjadinya peralihan investasi secara signifikan dari US dan negara kuat
>> lainnya menuju negara di Asia yang memiliki sumber daya alam kuat
>>
>> Bursa bursa di Asia terutama di China, India dan Indonesia akan mengalami
>> kenaikan dalam jangka panjang akibat kenaikan harga komoditas dan peralihan
>> lokasi investasi
>>
>> Obat terbaik bagi pemerintahan dan ekonomi US adalah kembali ke kittah,
>> there is no free lunch in the world, there is no new economic paradigm.
>> Tidak akan mungkin keluar dari perangkap hutang dengan menciptakan setumpuk
>> hutang baru. Akhir dari keserakahan, kebejatan moral dan kebohongan
>> terstruktur hanyalah penderitaan berkepanjangan.
>>
>> Socrates Rudy Sirait, PhD
>> http://unpublisheddream.blogspot.com/
>>
>>
>>
>>
>> ------------------------------------
>>
>> + +
>> + + + + +
>> Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
>> kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
>> + + + + +
>> + +Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>
>
> 

<<330.gif>>

Kirim email ke