http://inilah.com/berita/politik/2009/12/30/251892/inilah-perjalanan-hidup-gus-dur-1/


Inilah Perjalanan Hidup Gus Dur (1)
Sakti Budiono
Alm Abdurrahman Wahid
(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta - Selain pernah menjadi Presiden RI, Ketua Umum PBNU, Gus 
Dur adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar Doktor Kehormatan 
terbanyak. Sepanjang hidupnya, Gus Dur mendapatkan 10 gelar Doktor kehormatan. 
Inilah perjalanan hidup Gus Dur.
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Nama lengkapnya Abdurrahman 
Wahid. Gus Dur lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas 
muslim Jawa Timur. 
Kakek Gus Dur adalah KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Sementara, 
kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang 
mengajarkan kelas pada perempuan. 
Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi 
Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny Hj Sholehah, adalah putri pendiri Pondok 
Pesantren Denanyar Jombang.
Gus Dur, pernah secara terbuka pernah menyatakan bahwa dia memiliki darah 
Tionghoa. Gus Dur bilang bahwa dia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang 
menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri 
Kesultanan Demak.
Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok 
yang merupakan selir Raden Brawijaya V.[5] Tan Kim Han sendiri kemudian 
berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles Damais 
diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan makamnya 
di Trowulan.
Pada tahun 1944, Abdurrahman Wahid pindah dari Jombang ke Jakarta, tempat 
ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia 
(Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan tentara Jepang yang 
saat itu menduduki Indonesia. 
Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur 
kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia 
melawan Belanda. Pada akhir perang tahun 1949, Gus Dur pindah ke Jakarta dan 
ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. 
Abdurrahman Wahid belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD 
Matraman Perwari. Sejak muda, Gus Dur juga diajarkan membaca buku non-Muslim, 
majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. 
Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya sudah 
tidak menjadi menteri agama pada tahun 1952. Pada bulan April 1953, ayah Gus 
Dur meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.
Pendidikan Gus Dur berlanjut dan pada tahun 1954. Dia masuk ke Sekolah Menengah 
Pertama. Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. 
Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya. Pada 
tahun 1957, setelah lulus dari SMP, Gus Dur 
pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. 
Gus Dur mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan 
pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). 
Pada tahun 1959, Gus Dur pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang. Di sana, 
sementara dia melanjutkan pendidikannya sendiri, Gus Dur juga menerima 
pekerjaan pertamanya sebagai guru dan nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. 
Gus Dur juga dipekerjakan sebagai jurnalis majalah sastra, yaitu majalah 
Horizon dan Majalah Budaya Jaya. Setelah itu, Gus Dur belajar di Universitas Al 
Azhar di Kairo, Mesir. 
Ia pergi ke Mesir pada November 1963. Meskipun ia mahir berbahasa Arab, Gus Dur 
diberitahu oleh Universitas bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum 
belajar Islam dan bahasa Arab. 
Karena tidak mau menunjukkan kemampuan bahasa Arab, Gus Dur terpaksa mengambil 
kelas remedial. Gus Dur menikmati hidup di Mesir pada tahun 1964; menonton film 
Eropa dan Amerika, dan juga menonton sepak bola. 
Gus Dur juga terlibat dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis 
majalah asosiasi tersebut. 
Pada akhir tahun, Gus Dur berhasil lulus kelas remedial Arabnya. Ketika ia 
memulai belajarnya dalam Islam dan bahasa Arab tahun 1965, Gus Dur kecewa. Dia 
telah mempelajari banyak materi yang diberikan dan menolak metode belajar yang 
digunakan Universitas.[bersambung/ims
 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
 
31/12/2009 - 07:15 
Inilah Tempat Peristirahatan Terakhir Gus Dur
Laela Zahra
Alm Abdurrahman Wahid
(inilah.com /Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur 
akan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga, Tebu Ireng, Jombang. Seperti 
apakah tempat peristirahatan terakhir Gus Dur.
Tebu Ireng merupakan pesantren atau pusat pembelajaran ilmu agama Islam, yang 
didirikan oleh Kakek Gus Dur, Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy'ari, pada tahun 
1899.
Terletak di Jalan Irian Jaya, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 
Tebu Ireng menjadi salah satu pusat kajian agama Islam terbesar di dunia, juga 
tempat berdirinya salah satu Organisasi Agama Islam terbesar di Indonesia, 
Nahdatul Ulama (NU), yang juga didirikan oleh kakek Gus Dur.
Di Tebu Ireng, Hasyim Hasyim Asy'Ari yang menikahi dua istri, Nafiqoh dan 
Masruroh, melahirkan tiga belas anaknya. 
Mereka adalah Hannah, Khoiriyah, Aisyah, Azzah, Abdul Wahid (ayah Gus Dur), 
Abdul Hakim (Abdul Kholiq), Abdul Karim, Ubaidillah, Mashurroh, Muhammad Yusuf 
Abdul Qodir, Fatimah, Chotijah, Muhammad Ya’kub.
Gus Dur merupakan anak dari pernikahan Abdul Wahid Hasyim dengan Solichah. Dia 
terlahir sebagai anak pertama dari enam bersaudara, pada 7 September 1940 
silam. 
Meski hanya pada masa kanak-kanaknya saja, dia tumbuh di tanah leluhur 
keluarganya, Gus Dur dikenal sebagai Kyai dan tokoh besar NU oleh kalangan 
pesantren pendirian kakeknya itu.
Setelah wafatnya Hasyim Asy'ari pada 7 September 1947, jenazahnya dimakamkan di 
komplek Pesantren Tebu Ireng. 
Letak pemakaman itu berada di tengah komplek asrama pesantren seluas 2,5 hekta 
are. Akhirnya di makam tersebut dijadikan pemakman keluarga keturunan Hasyim, 
di mana istri, anak-anak, dan keturunannya, telah disiapkan tempat pemakamannya.
Di pemakaman tersebut telah ditata rapi, sesuai dengan urutan keturunan Hasyim. 
Diantaranya, makam Hasyim yang bersebelahan dengan istrinya, makam Wahid Hasyim 
yang juga bersebelahan dengan istrinya, dan juga makam Gus Dur yang tengah 
disiapkan tepat berhadapan dengan makam kakeknya itu.
Setiap tahunnya, makam keluarga kyai besar sekaligus pahlawan nasional itu tak 
pernah sepi dari peziarah. 
Bahkan dalam ajang pemilihan umum bupati, gubernur, legislatif, sampai 
presiden, para peserta pemilu tersebut selalu menyempatkan untuk berziarah ke 
makam Keluarga Hasyim, sekaligus mencari dukungan politik.
Islam sebagai agama yang dipeluk oleh myoritas masyarakat Indonesia, dan Tebu 
Ireng merupakan tempat berdirinya Organisasi Islam Terbesar NU, tentu memiliki 
pengaruh yang besar bagi peserta pemilu, yang berusaha mencari dukungan politik.
Masyarakat biasa dan santri-santri Tebu Ireng, juga telah menjadikan ziarah ke 
makam Keluarga Hasyim, sebagai rutinitasnya. Pengurus pesantren, menetapkan 
waktu satu kali dalam seminggu untuk mewajibkan bertahlil di makam keluarga 
tersebut.
Komplek Pesantren Tebu Ireng didirikan memang hanya khusus untuk santri 
laki-laki. Untuk santri perempuan, didirikan beberapa pesantren kecil juga oleh 
keluarga keturunan Hasyim, di sekitar Tebu Ireng. 
Dalam ajaran Islam diyakini laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki 
hubungan keluarga tidak bisa dibaurkan.
Luas tanah pesantren dan lembaga pendidikan formal dimilikinya, saat ini telah 
berkembang pesat. Luas tanah pesantren yang tengah menjadi sebuah yayasan itu, 
saat ini bertambah luas menjadi sekitar 40 hekta are. Ada pun jumlah santri 
yang menuntut ilmu di pesantren tersebut berjumlah sekitar 1.500 santri, 
terdiri dari laki-laki-dan perempuan, dari usia Sekolah Menengah Pertama 
(SMP)sampai perguruan tinggi.
Yayasan Tebu Ireng selain mengajarkan ilmu agama Islam kepada santrinya, juga 
mendirikan sejumlah lembaga pendidikan formal. Mulai dari SMP dan SMA A. Wahid 
Hasyim, Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Salafiyah Syafi'iyyah. [mut]
________________________________
Akses email lebih cepat. 
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang 
dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)


      Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

Kirim email ke