Lembaga pemeringkat, Standard & Poor's (S&P) dikabarkan menolak untuk menaikkan 
peringkat Indonesia karena politisasi kasus bailout Bank Century : Politisasi 
bailout tersebut dikhawatirkan menimbulkan ketidakpastian di Indonesia.

Menurut sumber detikFinance, Rabu (10/2/2010), penolakan tersebut kabarnya 
disampaikan dalam pertemuan antara S&P dengan Menteri Keuangan Sri 
Mulyani pada Selasa (9/2/2010) sore.

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Sri Mulyani menjelaskan kepada S&P 
mengenai situasi ekonomi Indonesia yang sudah membaik setelah sempat terkena 
dampak krisis global. Sri Mulyani juga menjelaskan kondisi fiskal dan 
pengelolaannya yang baik dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan kondisi tersebut, pemerintah merasa secara teknis Indonesia sebenarnya 
sudah layak untuk naik peringkat. 

"Tapi satu-satunya kendala menurut S&P adalah masalah politik. Kasus Bank 
Century menjadi faktor ketidakpastian," jelas sumber tersebut. 

S&P pada Oktober 2009 lalu menaikkan outlook Indonesia menjadi 'positif', 
dengan peringkat sovereign untuk utang valas dalam jangka panjang ke 'BB-' dan 
peringkat utang dalam rupiah ke 'BB+'. Kenaikan outlook itu sehubungan dengan 
ekspektasi pengurangan utang dan kehati-hatian manajeman fiskal yang dilakukan 
pemerintah.

Sumber: detikcom
 


      

Kirim email ke