saya ikutan nimbrung, sebenernya krn dah bosan.....
pengen cerita century ga dibahas terus........
mungkin Mbah akhirnya yg turun tangan :D
tapi sebelumnya..........
hasil dari kopas ya?
inget sebetulnya awal tulisan anda ttg dana nasabah yg belum dibayar 
(buktinya?, sebab saudara boss saya tenang2 aja nasabah di century), juga 
aliran dana ke parpol atau boediono dan sri mulyani (sama spt alasan awal 
angket century), tapi akhirnya sama aja anda ga beda sama pansus, muter ke 
mana2.

saya ikutan bahas :
1. persyaratan pasti diubah, ceritanya mau diselamatkan, ingat yg diselamatin 
itu nasabah.
2. PT. AJP seandainya ga nyumbang pun menurut saya dana kampanye demokrat tetap 
ada, hal lainnya PT. AJP nyumbang tidak melanggar ketentuan.
3. dana aliran yg anda sebut TIDAK TERBUKTI mengalir secara ilegal ke parpol

yg saya mau tanya, tanggapan anda, asset century yg di hongkong berpindah 
kepemilikan itu pegimane?
konspirasi?
terakhir, lebih baik anda kalau ga ada bukti dana masuk Boediono dan Sri 
Mulyani atau ke demokrat lebih baik janan lanjutin, buang waktu udah bosan dan 
udah basi udah banyak cerita.
tapi pemindahan aset century di luar negeri itu yg belum banyak dibahas.

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Bwijaya" <emailkes...@...> wrote:
>
> ane baru buka komputer lagi, tadi siang weekend biasa waktu untuk keluarga , 
> wah ternyata thread nya rame
> sayang jawaban dari JT cuma seupil dan isinya gak ada argumen cuma celaan aja
> 
> ane kira bakalan dapat lawan diskusi hebat ternyata isinya cuma segitu doang 
> , gak mutu , bukannya ngasih argumen malah keukeuh minta data dan fakta , nih 
> gue kasih datanya ada tuh di laporan PPATK dan audit BPK, udah baca belom 
> audit BPK? pasti belom kan? belom baca kok udah BCC :)) ane kasih 1 poin aja 
> 
> 1. agar Bank Century dapat memperoleh FPJP maka BI pada pada tanggal 14 
> November 2008, mengubah ketentuan persyaratan CAR 8% menjadi CAR positif, 
> bersamaan dengan itu mencairkan FPJP tahap 1, sebesar Rp 356.813.000.000 . 
> padahal saat itu CAR bank century adalah negatif, ... jadi ada 2 pelanggaran 
> merubah car dari 8 % dan memberikan fpjp ke bank yg car negatif. ini menurut 
> BPK loh bukan menurut gue.
> 
> 2. dari laporan PPATK ada 2 kali tarikan oleh PT. AJP sebesar 4 m dan 6 M, 
> dan dibulan yg sama kemudian PT. AJP menyumbang untuk dana kampanye ke 
> pasangan "tertentu" ... nah kalau Century gak dibailout maka PT. AJP gak 
> bakal bisa nyumbang dana kampanye hehehe jadi bener nih kebijakan bail out 
> itu murni karena ekonomi atau karena kepentingan politis sesaat ? hehehe
> 
> 3. ditemukan banyak alamat fiktif penerima aliran dana century , seperty 
> kasus ciputat, kasus makasar, kasus bali , kasus medan dll, jadi siapa bilang 
> pansus century hasilnya nihil? ada dong hasilnya dan hasilnya ini diteruskan 
> ke lembaga hukum yaitu kpk, kejaksaan dan kepolisian, kita tunggu aja, yang 
> jelas hasilnya gak nihil. tinggal sekarang lembaga hukum berani gak ngolah 
> hasil temuan DPR?
> 
> masih banyak data lain, sementara itu dulu deh, nah sekarang gantian, ane 
> balik minta data dan fakta ke ente.. coba ente kaasih data bahwa kalau bank 
> century gak dibailout akan terjadi krisis perbankan, karena bank-bank besar 
> akan terseret transaksi interbank century , lalu bank besar akan kesulitan 
> likuiditas, lalu bank besar akan dirush oleh masyarakat? lalu akan terjadi 
> krisis perbankan hebat seperti 2008? coba mana data dan faktanya ada gak 
> bahwa kalau gak dibailout akan membuat dampak sedemikian horor (sistemik)? ah 
> pasti ente kagak bakalan bisa ungkapin data dan fakta? kalaupun ente punya 
> pasti pendapat ente akan berbalik 180deg.
> 
> nih ane bantu deh data dan faktanya :
> 
> 1. ibu SMI dan pak B bilang kalau century gak dibailout maka akan membuat 
> perbankan nasional dan perekonomian nasional hancur (sistemik) tapi hal ini 
> tidak dibangun dengan argumen-arguen yang kuat, tidak dengan cara kuantitatif 
> keilmuan ekonomi , tapi cuma secara kualitatif aja (efek psikologis), padahal 
> sebetulnya bisa diukur secara kuantatif misalkan dengan metoda formulasi 
> Linear Multiple Regression, diantaranya sudah dipaparkan oleh Dr. arkas viddy 
> waktu itu di media-media nasional , hasilnya tidak ada tuh dampak sistemik 
> pada perbankan/perekonomian nasional kalau century dilikuidasi. ane kira bu 
> SMI dan p B tahu lah metoda-metoda kuantitatif ini cuma gakmau make aja... 
> kenapa mungkin karena kebijakan ini gak murni, tapi karena ada kepentingan 
> politisnya tadi.
> 
> 2. saat terjadi krisis di amerika tahun 2008 semua CAR bank diindonesia dalam 
> ratio 10% keatas (kecuali century) dan NPL perbankan nasional cuma 1,4%,  NII 
> stabil di 9,3 T, jadi gimana mau dibilang berdampak luas ke perbankan 
> nasional wong perbankan di dinonesia saat itu stabil kok, itu datanya... gak 
> seperti tahun 98 banyak peneyelewengan di perbankan besar terutama penyaluran 
> ke group sendiri, sehingga banyak kredit macet akibatnya NPL besar, CAR kecil 
> bahkan negatif, sehingga ketika ada triger sedikit aja perbankan langsung 
> goyang, barulah setelah itu dikeuarkan aturan-aturan perbankan baru misalnya 
> CAR harus diatas 8%, yang anehnya tiba-tiba diruubah menjadi 0,1 saja (asal 
> positif) demi sebuah bank kecil bernama century . coba tanya kenapa kalau 
> tidak karena ada kepentingan politis sesaat?
> 
> 3. menurut mereka kalau century gak dibailout maka akan berdampak luas ke 
> perbankan nasional karena  ada transaksi interbank, sehingga bila century gak 
> bisa bayar maka bank lain akan terganggu... faktanya adalah cuma ada 3 bank 
> yg ada kaitan dengan transaksi interbank century dan jumlahnya cuma Rp 300 
> miliar . bandingkan dengan bank indover yg tidak dibailout(tp dilikuidasi) 
> ada 43 bank yg terkait transaksi interbank dengan jumlah 1,3 T jauh lebih 
> besar dari century kok tidak terjadi dampak sistemik, padahal kasus indover 
> dengan kasus century terjadi disaat bersamaan yaitu akhir 2008.
> 
> 4. pak B sebelumnya juga akan membailout indover dengan alasan sistemik, tapi 
> DPR waktu itu tidak setuju karena dananya besar , dan akhirnya indover 
> dilikuidasi, gak ada tuh sistemik, berarti penilaian pak B salah dong tentang 
> masalah sistemik ini hehehe
> 
> 5. DPR gak setuju indover dibail out karena butuh dana besar yaitu 7 T, tapi 
> DPR periode itu setuju untuk bailout century karena DPR dikasih data oleh BI 
> (yang ketuanya pak B) bahwa dana yg dibutuhkan kecil aja cuma 640M.. bukan 
> 6,7 T. wah kok main sembunyi-sembunyi gitu yah? apalagi lah kalau bukan 
> karena  motif kepentingan politis tertentu hehehe
> 
> 6. sebetulnya ada beberapa cara lagi selain bailout dan likuidasi diantaranya 
> seperti penanganan kasus BII, ini bank jauh lebih besar dari century tapi 
> dengan penanganan yang tanpa konflik kepentingan waktu itu bisa selesai tanpa 
> harus keluar dana triliunan kayak century padahal bank nya leih besar loh... 
> nah jadi sebetulnya sudah ada contoh buat pak B dan bu SMI untuk 
> menyelesaikan kasus century ini kalau mau ara penyelesaian murni tanpa 
> kepentingan politis sesaat.
> 
> catatan : 
> ane juga pertama setuju dengan kebijakan bailout ini karena menguntungkan ane 
> sebagai pelaku pasar modal, tapi setelah ngikutin pendapat para ekonom dan 
> melihat data-dan fakta yang dibeberkan selama berbulan-bulan di media-media 
> (dan ane ngerti karena background di bidang ekonomi makro).  ane jadi faham 
> bahwa kebijakan itu lebih karena ada motif kepentingan politis tertentu,  
> dari pada bermotif penyelamatan ekonomi....
> 
> kita sekarang diuntungkan tapi kalau hal-hal seperti ini (kebijakan dibuat 
> untuk kepentingan politis tertentu) dibiarkan begitu saja lama-lama negara 
> ini bisa hancur seperti kejadian jaman suharto, awalanya sih penyelewengan 
> dikit-dikit, tapi karena orang tua /kakek kita dulu membiarkan kroni suharto 
> nyeleweng terus, maka akhirnya kebablasan, makin besar terjadi KKN, sehingga 
> negara ini mudah dihancurkan , seperti oleh krisis tahun 98 yg negara-negara 
> lain bisa cepat pulih tapi gak dengan negara kita. karena fundamen waktu itu 
> keropos sekali beda jauh lah dengan keadaan 2008...
> 
> kita sebagai pelaku pasar modal sekarang diuntungkan... tapi kalau hal-hal 
> ini dibiarkan , anak cucu kita kelak akan menderita karena penyelewengan bisa 
> semakin besar, karena itu selagi masih kecil setiap pelanggaran harus segera 
> di kritisi jangan dibiarkan saja....
> 
> nah sekarang giliran ente mana argumen dan data dari ente bahwa kebijakan ini 
> murni penyelamatan ekonomi tanpa kepentingan politis sesaat, mana data bahwa 
> kalau kebijakan ini gak diambil maka perbankan nasional dan perekonomian 
> nasional (sektor real) akan terseret hancur seperti kejadian tahun 98? bisa 
> gak ngasih ane data atau cuma cingcong aja? hehehe gue tungguin 1 hari lagi 
> soalnya kalo senin keburu jam bursa, gak pantes ngebahas selain saham di 
> milis ini....
> 
> pemirsa OB harus fair dong , 2 kali ane kirim posting isinya argumen , data 
> dan fakta yang cukup elaborate, sementara dari JT isinya pendek-pendek udah 
> gitu cuma celaan dan emosi aja... fair dong coba sapa lebih oke argumen 
> diskusinya ?
> 
> ...baju baru dari kulit kerang ...percuma jadi guru kalo cuman cingcong doang 
> hehehehe............
> 
> ====================================================
> JT wrote:
> 
> 
> Jawaban ane ngga perlu banyak boss, cukup dikit, kita orang laki ngga perlu 
> BCC lah... Segala akumulasi-distribusi segala dibawa-bawa...... Kagak punya 
> data mah ngga usah ngomonglah..., Dasar BWiji... Hehe....
> 
> (BCC=banyak cing-cong)
> 
> 
> 
> ** Sometimes, Instinct Is Your Only Confirmation **
> 
> Web: www.JsxTrader.com
> Tweet: @JT_jsxtrader
> From: "JTT" jsxtrader@ 
> Date: Sat, 6 Mar 2010 02:48:19 +0000
> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> Subject: Re: masih berani? .... RE: [ob] gitu aja repot
> 
>   
> 
> Ane males dah ngomong kalo cuma ngarang, kalo cuma analisa dan komentar 
> doang, tiap hari di tipi juga ada noh, kasih gua fakta aja Tong.., baru kita 
> lanjut...,
> 
> BW, muke lo jauh juga, kalo deket gua garuk lo...... Hehe....
> 
> JT 
> 
> 
> ** Sometimes, Instinct Is Your Only Confirmation **
> 
> Web: www.JsxTrader.com
> Tweet: @JT_jsxtrader
> From: "Bwijaya" <emailkes...@...> 
> Date: Sat, 6 Mar 2010 09:11:33 +0700
> To: ob<obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> Subject: masih berani? .... RE: [ob] gitu aja repot
> 
> mbah thread ini jgn di suspend dulu yah mbah 
> mumpung weekend nih ...hiburan untuk semua member OB
>  
> ane balas yah
> gini prof, ente kayak anak kemaren sore aja minta bukti segala.. ini dunia 
> politik man, bukan matematika... gak ada bukti exact
>  
> kalau ente masih belom ngerti juga ane kasih analogi sama dunia yg ente faham 
> yaitu bursa saham... 
>  
> misal bandar niat mau goreng GZCO...  sebelum hari H hajatan pemilu GZCO , 
> bandar sudah akumulasi nih saham (fase-1)lamanya bahkan bisa berbulan-bulan, 
> dipecah-pecah..sedikit-sedikit bahkan disembunyikan dengan puluhan kode 
> broker, biar gak kelihatan sama rakyat para pemain saham, misal saat 
> akumulasi bandar memakai kode broker -kode broker berikut :    
> OM AS ML SM JT  hehehe (becanda mbah jangan di baned hehehe)
>  
> nah setelah saatnya fase-2, maka saham nih diangkat terang-terangan bahkan, 
> sehingga para pemain saham ngikut semua pada beli nih saham GZCO
>  
> seterusnya saat distribusi (fase-3) maka bandar juga akan sembunyi-sembunyi 
> keluar dari nih saham sedikit-sedikit dengan memakai baju kode broker yg 
> sudah berbeda dari saat  akumulasi, kalau saat akumulasi pake kode broker OM 
> AS ML SM JT maka saat distribusi bisa aja pake kode broker lain misal : JT MU 
> KA LU JA UH  ...hehehe
>  
> nah saat fase-4 bandar tinggal jatuhin nih saham dengan sisa yg dia miliki 
> kalau memungkinkan dia short sehingga rakyat pemain saham pada nyangkut 
> diketinggian.... untuk dimanfaatkan dikemudian hari..
>  
> intinya rakyat pemain saham pemula tertipu dengan ulah bandar, susah minta 
> bukti berapa lot yg diakumulasi bandar saat akumulasi, karena akumulasi bisa 
> berbulan-bulan dan sedikit-sedikti dengan berbagai kode broker.... sulit buat 
> pemula pemain saham ngedeteksi akumulasi ini...tapi buat para senior seperti 
> ente prof pasti bakal tahu lah ini bandar sedang di fase berapa? sedang 
> akumulasi atau sedang goreng atau sedang distribusi?
>  
> meskipun ente juga gak akan bisa kalau disuruh buktiin detail : kode broker 
> apa aja yang jadi kakitangan bandar , berapa lot masing-masingnya? dan broker 
> mana yg tertipu , broker mana yg nebeng? berapa lot masing-masingnya? 
> ...susah kan... tapi tetap senior seperti ente dan mbah bakalan tahu bahwa 
> bandar sedang akumulasi atau dstribusi.....dan gak akan tertipu seperti 
> rakyat kebanyakn para pemain saham...
>  
> demikian juga politik berapa dana yg dialirkan ke kontestan kampanye? dari 
> mana? berapa jumlahnya?
> susah lah dibuktikan karena acount bisa dibikin dan dipecah ke berbagai orang 
> dengan cuma ngandelin ktp doang, apalgi ada UU kerahasiahan bank yg gak bisa 
> buka data-data perbankan,  bahkan lebih sulit dilacak lagi karena dana bisa 
> diserahkan tidak lewat bank tapi langsung diamplopin dengan dikasih nama 
> donatur berbeda-beda (seperti kode broker yg berbeda-beda)... nah susah kan 
> deteksinya?  jumlah nya juga susah dibuktiin melanggar undang-undang  karena 
> sudah dipecah sedikit-sedikit... mirip bandar saat akumulasi 
> sedikit-sedikit...berbulan-bulan...sabar banget yah bandar...
>  
> tapi meskipun demikian orang-orang yg ngerti dunia politik tahu lah masalah 
> ini . mereka bisa ngedeteksi permainan ini sama seperti ente ngedeteksi 
> permainan saham meskipun susah kalau disuruh buktiin secara detail... intinya 
> : ada pemilu..ada kampanye... perlu dana besar...
>  
> jadi yah sudahlah kita akui aja bagi kita pemain pasar modal kebijakan 
> centuri itu menguntungkan karena index tidak lagi jatuh lebih dalam... karena 
> kita tahu pasar modal rentan dengan efek psikologis, walaupun fundamental 
> ekonomi indonesia saat itu tidak krisis seperti dinegara-negara lain (karena 
> di indonesia tidak ada derivatif dari subprime mortgage dan ekspor indo ke 
> amrik juga tidak besar dan teori-teori lainnya yg sudah di kemukakan ilmuan 
> ekonomi yg kontra dengan teori sistemik nya budiono), jadi walau sektor real 
> cukup aman (tidak seperti krisis 98 yang makanya gak bisa dibandingkan dengan 
> situasi 98) tapi efek psikologis sudah membuat bursa tempat kita cari uang 
> terseret-seret. dan kebijakan centuri cukup membuat sektor bursa tidak jatuh 
> lebih dalam lagi... 
>  
> jadi intinya sektor tempat kita cari uang diuntungkan dengan kebijakan ini 
> karena tidak terseret-seret lebih dalam...gitu aja kok repot pake minta 
> dibuktiin data aliran dana kampanye segala...
>  
> gimana prof masih bisa ngelawan? ayolah lawan... hiburan akhir pekan nih 
> hehehe
> 
> p.s: pakar di suatu bidang belum tentu pakar dibindang lain, apalgi kalau 
> udah terdesak... tersulut ...tersengat...kadang emosilah yang jadi 
> satu-satunya konfirmasinya :))
> =================================
>  
> From: "JTâ"¢" jsxtrader@ 
> Date: Fri, 5 Mar 2010 11:41:28 +0000
> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
>  
> Subject: Re: [ob] gitu aja repot
>  
>  
> Sudahlah boss...., kita ngomong fakta sama data aja lah....., lu mau bilang 
> duit buat pemilu kek, apa kek, faktanya ngga ada BUKTI duit masuk ke 
> Demokrat..., udh dua bulan lebih noh diubek-ubek, tetep aje ngga ketemu, jadi 
> ente jangan berandai-andai lah, jangan ngarang, kalo ada bukti kasih aja ke 
> pansus noh...., gua jamin ente pasti jadi pahlawan dan bakal disanjung banyak 
> orang...., tapi kalo cuma bisa ngomong; kayaknya, sepertinya, menurut gue, 
> kita tau lah..., etc..etc.. Mending Ngga usah dibahas lah boss, bikin repot 
> ajeee..... Hehehe...
>  
> Masalah sistemik apa bukan, ente debat aje noh Prof Budiono sama DR. SMI..... 
> Hehe....
> 
> JT
> ** Sometimes, Instinct Is Your Only Confirmation **
>


Kirim email ke