--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, ft...@... wrote: > > Pak saya mau tanya, saya pernah tanya juga ni dengan mbah sebelumnnya heheh > .... > Untuk UNSP setelah RI maka jumlah saham beredar akan jauh lebih banyak > sehingga EPS nya akan lebih kecil dan PER dan PBV nya akan lebih besar dari > sebelumnnya, apakah harga unsp masih bisa dibilang masih sangat murah > dibanding kompetitor lainnya? Please advice > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -----Original Message----- >
Sip : tbumi Sebenarnya RI, stock split(contoh 1 lbr jadi 5 lbr karena harganya sdh tinggi sekali), reverse stock (contoh 100 lbr jadi 1 lbr karena sahamnya terlampau murah sebelum reverse stock) tak disukai sama sekali oleh investor. RI dan stock split boleh dikatakan sahamnya akan jadi lebih banyak di market. Kalau RI bukan jatuh di tangan spekulan, maka anda tak perlu khwatir. Setahu kami, RI UNSP jatuh ketangannya Bakrie kembali. Jika anda tak suka ketiga agenda diatas, maka anda masuk emiten SMCB, INCO dan NIKL, yg pemiliknya asing. Asing lebih bagus manajemennya dan ceng lie dalam segala hal. Dalam melaksanakan bisnisnya, perusahaan besar asing biasanya etikad baiknya lebih tinggi dan disiplin daripada pengusaha lokal. Tak heran kalau asing bisa menguasai pasar dunia dan lebih dipercaya oleh institusi global. INCO pernah stock split (1:10) karena sebelum resesi pernah tembus sekitar Rp. 120'000, di harga begitu mahal akan membuat sahamnya hampir tak likuid. Likuid disini berarti volume transkasinya sdh tak begitu besar lagi