News: JAKARTA - PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) menerima pinjaman RP 880 miliar dari PT Bank Panin Tbk untuk modal kerja awa1 petambak plasma semasa revitalisasi. Sementara itu, pelaku pasar menilai positif kucuran kredit tersebut dan harga saham CP Prima jangka pendek berpeluang menembus level Rp 1000 per saham. Direktur CP Prima Mahar Sembiring mengemukakan, perseroan telah menyiapkan sumber pembiayaan untuk para petambak plasma guna modal awal kerja berupa pinjaman kredit dari Bank Panin tersebut. "Selain itu, pembenahan infrastruktur sarana listrik dan irigasi air di Dipasena melalui Truba dan Wika telah memasuki tahap implementasi," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Investor Daily di Jakarta, Rabu (6/6). CP Prima sebelumnya menunjuk PT Truba Alam Manunggal Tbk dan PT Wijaya Karya (Wika) untuk menyiapkan infrastruktur terkait rencana akuisisi PT Dipasena Citra Darmaja. Secara terpisah, analis PT BNI Securities Norico Gaman mengatakan, langkah CP Prima menyiapkan sumber pembiayaan sebesar Rp 880 miliar untuk para petambak plasma dan pembenahan infrastuktur Dipasena cukup positif.Menurut dia, hal tersebut membuktikan kalau perusahaan pemenang tender Dipasena itu konsisten dengan janjinya untuk membantu para petani plasma dan mengembangkan Dipasena. "Tentunya, hal tersebut bakal memberikan sentimen positif di mata para investor," kata dia.
Tembus Rp 1000 Menurut Norico, harga saham juga berpeluang menembus level Rp 1000 untuk jangka pendek. Sebab setelah berhasil mengakuisisi Dipasena aset CP Prima menjadi lebih besar dan bakal ada peningkatan produksi yang diperkirakan membuat penjualan bersih perusahaan tumbuh dari tahun-tahun sebelumnya. "Sepertinya tidak akan lama lagi harga saham mencapai Rp 1.000," ujarnya. Terkait kredit dari Bank Panin, Norico menyarankan, sebaiknya utang-utang CP Prima dikomposisikan dalam rupiah, termasuk penerbitan obligasi yang dilakukan perseroan sebelumnya. Pasalnya, kata dia, hal itu bisa mengurangi risiko kerugian selisih kurs ketika nilai tukar rupiah mengalami pelemahan. "Jadi saat ini yang mesti ditempuh CP Prima adalah bagaimana dia bisa mengelola utang-utangnya dengan baik karena meski perseroan ini usahanya ekspor, tapi kita tahu bisnis makanan selalu tergantung selera konsumen tidak seperti sektor lainnya semisal pertambangan," ujarnya.CP Prima dikabarkan akan menerbitkan obligasi yang dapat ditukar (exchange,bond) senilai US$ 200 juta. Dana hasil emisi digunakan untuk membiayai pembelian Dipasena. Penerbitan surat utang tersebut dibantu oleh BNP Paribas dan roadshow telahberjalan sejak pekan lalu. Pengamat dan praktisi pasar modal David Cornelis juga berpendapat, harga saham CP Prima masih berpeluang mencapai Rp 1000 setelah berhasil mengakuisisi Dipasena. Alasannya, perseroan berpeluang mendapatkan proyek lebih besar dibandingkan sebelumnya. "Kalau jangka pendek mungkin ke Rp 800 dulu sebelum menuju targetnya di Rp 1000 karena sekarang ini saham cenderung konsolidasi di area Rp 600-650," jelasnya.Dia menambahkan, keseriusan perseroan untuk mengelola Dipasena dengan baik dengan ditunjukkan keberhasilan mendapatkan sumber pembiayaan untuk para petambak plasma guna modal awal kerja. Sebab, niat CP Prima mengakuisisi Dipasena bertujuan positif tidak seperti yang rumor miring yang beredar sebelumnya, yaitu hanya untuk memonopoli semata. "Jadi dari sisi teknis dan fundamental memang mendukung untuk penguatan kembali saham," tegas David. Pada perdagangan kemarin, harga saham perusahaan berkode CPRO itu menguat Rp 10 di level Rp 610. Volume saham berpindah tangan mencapai 42,66 juta saham senilai RP 25,86 miliar. Sedangkan frekuensi transaksi perusahaan tambak udang itu tercatat mencapai 463 kali. Sutikno Tikno <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ha ha..... kalo berita itu bener, berarti selama ini kt semua ketipu atau kita salah interpretasi dengan pemberitaan media Kalo hanya arengger ya gak terkait dengan fundamental CP Prima Wah..? ngalamat pak Frendy Lopster-nya kembali ke Laptop jd Eby lg atu bahkan jd Benur untung kemarin cpro udh sy CL balik modal >salam -----------Gempuir-------- ----- Pesan Asli ---- Dari: Frendy Chandra <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 16 Juni, 2007 4:08:36 Topik: Re: [obrolan-bandar] CP Prima tak ikut akuisisi saham Dipasena wah....apa artinya nih ? "CP Prima tidak ikut membeli. Mereka hanya sebagai arranger karena harus ada pihak yang punya keahlian di bidang tambak udang, menangani kegiatan operasional. Ada agreement [kesepakatan] seperti itu, mereka tidak ikut beli," tuturnya kepada pers, kemarin. jadi CP Prima apakah cuma menangani kegiatan operasional aja ? udangnya batal donk jadi lobster ? :p ----- Original Message ----- From: aris To: junior_Trader@ yahoogroups. com ; [EMAIL PROTECTED] com ; obrolan-bandar@ yahoogroups. com Sent: Saturday, June 16, 2007 12:24 PM Subject: [obrolan-bandar] CP Prima tak ikut akuisisi saham Dipasena Jumat, 15/06/2007 Menjadi pemimpin konsorsium Neptune CP Prima tak ikut akuisisi saham Dipasena Cetak JAKARTA: Meskipun menjadi pemimpin konsorsium Neptune, PT Centra Proteinaprima Tbk (CP Prima) diketahui tidak ikut mengakuisisi 100% saham PT Dipasena Citra Darmaja yang nilainya mencapai Rp688,12 miliar. Sebagai pemimpin konsorsium CP Prima memberikan deposit Rp25 miliar seperti ditetapkan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai syarat pendaftaran calon pemilik Dipasena. Dalam laporannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) , emiten tambak udang terintegrasi itu mengaku CP Prima hanya menjadi pengatur dan tidak menyetorkan dana sepersenpun untuk mencaplok perusahaan udang tersebut. Dalam penjelasannya kepada Kepala Divisi Pencatatan BEJ Ignatius Girendroheru pada 23 Mei 2007 dengan surat No: 24/CPP-JKT/CS/ 07, CP Prima mengaku sebagai pemimpin konsorsium Neptune dengan anggota PT Pertiwi Indonesia dan Blue Lion Grup. Selanjutnya pada 24 Mei 2007 melalui surat No: 25/CPP-JKT/CS/ 07 CP Prima memaparkan PPA melalui surat no: S-1370/PPA/D- PAKP/0507 telah menyatakan Neptune sebagai pemenang. Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan (PKP) Sektor Riil Bapepam-LK Nurhaida mengatakan CP Prima membeli sebagian aset Dipasena pasca akuisisi, bukannya membeli saham perseroan melalui konsorsium Neptune. Terkait working interest (porsi kepemilikan) CP Prima di konsorsium Neptune, Nurhaida tidak menjelaskan lebih detil. "CP Prima tidak ikut membeli. Mereka hanya sebagai arranger karena harus ada pihak yang punya keahlian di bidang tambak udang, menangani kegiatan operasional. Ada agreement [kesepakatan] seperti itu, mereka tidak ikut beli," tuturnya kepada pers, kemarin. Karenanya, otoritas pasar modal menganggap transaksi tersebut tidak material, sehingga tidak perlu persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) sebagaimana ditegaskan dalam peraturan No.IX.E.2 tentang transaksi material. Nurhaida menambahkan pihaknya telah menerima laporan CP Prima tentang rencana RUPSLB yang mengagendakan persetujuan publik pemegang saham atas rencana pembelian aset Dipasena dan beberapa perusahaan afiliasi Sjamsul Nursalim itu. "Untuk detil agendanya, mereka harus menyampaikan dalam 28 hari sebelum RUPLSB. Ini yang mesti dilihat nanti, yakni detil nilai aset yang mereka beli," ujarnya. Terhadap transaksi itu, otoritas pasar modal akan melakukan penilaian pembelian aset, bukan penilaian pembelian saham. CP Prima telah melibatkan Barclays Capital dan BNP Paribas sebagai penasihat keuangan untuk mengakuisisi Dipasena. Dalam perdagangan kemarin, harga saham berkode CPRO ini ditutup pada posisi Rp610 per saham, tak berubah dibandingkan posisi perdagangan sehari sebelumnya. Komitmen jelas Sekretaris Perusahaan PPA Renny O. Rorong ketika dikonfirmasi mengatakan konsorsium Neptune telah menunjukkan kemampuan keuangan untuk membeli Dipasena dan menjalankan oeprasional perusahaan pertambakan tersebut. "Mereka mempunyai komitmen yang jelas dalam mengembangkan Dipasena," ujarnya kemarin. Sekretaris Perusahaan CP Prima Hendrik Silalahi menjelaskan perseroan akan menjelaskan secara detail transaksi pembelian Dipasena dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan. "Kami sampaikan sesuai dengan ketentuan dan UU maupun persyaratan yang ditetapkan oleh BEJ, Bapepam & LK maupun otoritas terkait lainnya," paparnya tadi malam. Neptune membeli 100% saham Dipasena dengan nilai jual Rp688,12 miliar. Nilai buku perusahaan tambak tersebut ketika diserahkan ke BPPN sebagai Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) Sjamsul Nursalim yang mencapai Rp28 triliun ditetapkan Rp19,9 triliun. (arif.gunawan@ bisnis.co.id/ munir.haikal@ bisnis.co. id) Oleh Arif Gunawan S. & M. Munir Haikal Bisnis Indonesia -- ============ ========= ====== Se queremos progredir, não devemos repetir a história, mas fazer uma história nova. If we want to progress, we do not have to repeat history, but to make a new history. --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!