Wah, tulisan Pak DE selalu penuh dengan pencerahan. Thanks, jadi
tambah pinter nih

On Nov 25, 2007 9:56 PM, Dean Earwicker <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
>
>
>
> Yen carry trade efeknya lebih gede ke bonds (obligasi) daripada saham.
>
> What is Yen Carry Trade?
>
> Bunga kredit di jepang 0.5% per tahun
> Bunga kredit di US 4.5% per tahun
>
> Investor (spekulan) pinjam uang di Jepang dengan bunga kecil, lalu
> dibelanjakan obligasi di US, dengan spread 4.5%-0.5% = 4%
> Biasanya dengan leverage (margin) 10x, sehingga potensi keuntungan adalah
> 40%.
>
> ITU KALAU KURS NYA TETAP.
>
> Kenyataanya, USD melemah terus thd Yen, sehingga walaupun secara spread
> untung, tapi capital rugi besar. Dengan semakin tingginya Yen thd USD,
> terpaksa para investor (spekulan) buru-buru menjual bonds yang mereka miliki
> untuk membayar hutang mereka dalam yen.
>
> Ini yang dinamakan Carry Trade, Yen yang beredar di bursa dunia "pulang
> kampung" ke Jepang..
>
> Efeknya ke saham?
>
> Tidak ada, selain capital outflow. Secara fundamental tidak berpengaruh ke
> kinerja emiten, karena carry trade adalah aksi spekulasi. Apa kalau yen
> menguat terus udang pada mati, atau sawit pada rontok..? :)
>
> Rasanya sih sudah telat kalau ada panik sekarang, karena Yen sudah menguat
> beberapa bulan ini. Kalau besok merah, no problem, secara selektif bisa
> dipilih saham-saham orientasi ekspor yang  secara historis memiliki growth
> yang stabil.
>
> Akankah ada panic selling seperti Agustus?
>
> Tidak. Agustus terjadi panik selling karena "shock" subprime. Psikologi
> pasar adalah akan panik jika resiko "tidak terukur". Waktu Agustus lalu,
> kita masih "asing" dengan kata "Subprime Mortgage". Mahluk apa itu? Begitu
> menakutkannya sehingga kita menjadi ikut panik dan menjual saham-saham kita.
>
> Panic selling Agustus dimanfaatkan oleh smart player untuk posisi short
> sekalian membersihkan pemain margin.
>
> Sekarang, semua orang sudah tahu/bisa mengukur resiko dari subprime. Sudah
> ditegaskan (oleh siapa saya lupa.. menkeu?) bahwa exposure Indonesia di US
> Subprime sangat kecil. Makanya IHSG berjalan cenderung sideways. Stabilnya
> rupiah (maksudnya stabil melemah) terhadap USD berdampak positif pada
> eksportir, makanya saham Agri dan Mining justru rally saat bursa dunia
> bearish. Ini cukup menopang IHSG.
>
> Tapi kalau Fed turun lagi, dollar bisa semakin lemah. Haruskah kita
> khawatir?
>
> Pertimbangan Fed adalah Ekonomi, bukan spekulasi. Pelemahan dollar akan
> MENINGKATKAN DAYA SAING EKSPOR, TERUTAMA DENGAN CHINA, JEPANG dan EROPA.
> Bila US bisa bersaing, roda ekonomi US akan jalan lagi. Ini jauh lebih
> penting daripada sekedar "belain" spekulan valas.
>
> Dan kalau roda ekonomi US sudah berjalan, everyone will be happy.
>
> Mungkin disini ada rekan-rekan pengusaha, apakah permintaan terhadap barang
> "Made in USA" meningkat? Please share...
>
> Regards,
> DE
>
>
> On Nov 25, 2007 8:51 PM, Efendi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > To All stakeholders BEJ...awas IHSG bakal diselimutin Karpet MERAH...coz
> sedang terjadi carry trade YEN.
>
>  

Kirim email ke