Lho kok ini 22nya pake nama AA...
Hayo ngacung siapa yang pny AA asli???....
He.. He.. He..


--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "abdulrahim abdulrahim"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya tidak begitu ngerti maksud email Anda di bawah ini pak AA. Anda
> menyebutkan bahwa ketika USD jatuh terhadap mata uang lain, IDR gak
> ikut yang lain menguat terhadap USD.
> 
> Di awal2 paragraf Anda seolah mengatakan, transaksi yang dilakukan
> Indonesia dominan dalam USD.
> 
> Sementara di tengah2, Anda mengatakan ada peningkatan 1-2 tahun
> terakhir ini transaksi menggunakan other currency
> 
> Jadi menurut Anda, yang mana yang menyebebakan IDR tidak ikut menguat
> ketika USD melemah?
> 
> Mencari penyebab tingkah nyeleneh IDR ini penting. Karena tempo hari
> di milis ini ada yang bilang IDR dijaga oleh pemerintah agar nilainya
> tidak terlalu menguat terhadap USD. Jadi sebenarnya kalau USD melemah
> terhadap mata uang lain, maka IDR ikut melemah. Bego banget sih
> menurut saya (yang awam ini). Karena begitu USD menguat terhadap mata
> uang lain, emang IDR itu saktinya di mana bisa menguat terhadap mata
> uang kuat kayak Euro dan Yen. Akhirnya saat USD sudah ,menguat lagi,
> IDR anteng deh di bawah tetap lemah terhadap yang lain. Kecian deh. Ok
> lah, alasannya mungkin untuk menarik fund flow dan agar daya kompetisi
> barang expor. Tapi khan ada tradeoff, yang mungkin harus dibayar lebih
> mahal. Impor tentu terasa berat. Daya beli juga menurun... d'oh...
> 
> 2008/4/12 Armando Anthony <[EMAIL PROTECTED]>:
> >
> > Ya bener mmg a lot weaker, tapi transaksi Indonesia dalam Euro
sangat kecil
> > dibandingkan dengan transaksi dalam US$.  Export-import Indonesia
majority
> > dilakukan dalam US$.  Hutang LN jg majority dalam US$, baik itu
GOI debt
> > atau corporate debt.  Baru 1-2 tahun belakangan ini aja GOI
encouraging
> > transaksi dalam mata uang selain dollar.  Makanya waktu US$ jatuh
against
> > most foreign currency because of its econonomic turmoil, rupiah
gak terus
> > tiba2 menguat, spt euro/yen
>


Kirim email ke