Iya Pak..terus terang saya ada portofoilo cukup gede di TINS. Memang ada 
positip n negatip dari doski.
Positipnya ya itu tadi: EPS TINS yg masih rendah dibanding perusahaan sejenis 
dan kemungkinan GOI akan kendalikan harga timah dunia.

Negatipnya lumayan juga euy: 
Direksi memang agak berbeda dibanding periode sebelumnya. 
Cadangan batubara akan habis dalam waktu sebentar lagi sementara TINS belum 
punya senjata lainnya. 
Terus terang saya ragu dengan kemampuan pemerintah memberantas penambang n 
smelter liar. Coba deh kita membaca dengan seksama dan dalam waktu dan bukan 
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya mengenai kutipan media massa di bawah 
ini. Kita coba membuat benang merah mengenai keseriusan pemerintah menjaga 
harga timah. Ada yg menjaga suplai dan harga kok malah dimarahin sama 
pemerintah.
http://www.liputan6.com/news/?id=156033&c_id=2
http://m.infoanda.com/linksfollowwap.php?li=www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/11/22/brk,20071122-112139,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/01/30/brk,20080130-116508,id.html





Dick Q <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                
Deposit Timah gak bertambah lagi sudah pasti itu.  Karena memang sudah gak ada 
lagi lokasi baru yang potensial. 
 Tapi dengan meningkatnya harga timah maka Mine  Planning akan berubah. 
Reserves yang tadinya non-ekonomis akan naik  
 valuasinya menjadi ekonomis. Area dgn grade rendah  juga akan menjadi 
ekonomis. 
 Dulu predeksi cadangan PT. Timah sekitar 3-5 thn  kedepan dengan asumsi harga 
Timah sekitar USD 7k-10k/tons.
 Bila harga di atas USD15k, paling tidak jumlah  reserves ekonomis mereka bisa 
mencapai 10-12 thn kedepan. 
 belum termasuk dari pengolahan kembali timah slag  (sisa peleburan yg tadinya 
tidak ekonomis) 
 Sebagian besar cadangan on-shore di kepulauan  riau bukan Bangka.  
 yang perlu di diperhatikan adalah :
 1. Apakah laba 2008 akan meningkat sesuai  peningkatan harga timah ? 
management BUMN ini dari dulu terkenal boros dan tdk  efisien. 
 Sekarang saja tingkat pembelian inventory  mereka meningkat tajam. Biasalah 
kejar komisi supplier  mumpung perusahaan untung gede. 
 2. Sebagian besar kapal keruk PT. Timah tdk dalam  kondisi prima karena 
buruknya sistem maintenance selama ini. 
 3. Pembelian tin ore dari penambang tradisional  akan semakin sulit karena 
persaingan harga sesama smelter di bangka akan semakin  ketat. 
 Harga beli tin ore yg tinggi tentunya mengurangi  keuntungan.
 4. Kewajiban melakukan reklamasi lahan2 eks  penambangan di Bangka/Belitung 
cost nya semakin meningkat karena  penambang tradisional. 
 5. China sebagai negara dgn cadangan timah terbesar  di dunia saat ini apakah 
akan tetap mempertahankan regulasi pembatasan  penambangan 
 bila harga timah semakin tinggi. 
 6. Program diversifikasi usaha dari BUMN ini  terkesan tidak serius dan hanya 
menghabiskan anggaran saja. Tidak jelas  konsepnya mau kemana. 
 Pada masa Dirut Erry R, masih kelihatan visinya mau  kemana. kalau sekarang 
bingung ;) 
  
 Menurut saya, saham ini bagus untuk trading. Tapi  belum cukup meyakinkan 
untuk di simpan lama. 
 Apalagi membandingkannya dgn INCO dengan management  yg sudah teruji dan masuk 
world class company. 
 Penutupan minggu kemarin, chart saham ini membentuk  shooting star..silahkan 
tunggu pull back  bagi yg belum kebagian. 
 dan let's the profit run dan jangan lupa pasang  trailing stop. 
 Segitu aja pendapat saya, monggo di share kalo ada  pendapat yg berbeda...kita 
sama2 belajar. 
 Salam,
 DQ
 -nubie trader-
  
  
  
  
    ----- Original Message ----- 
   From:    Angelo    Ferdinand 
   To: obrolan-bandar@yahoogroups.com    
   Sent: Sunday, April 20, 2008 09:11
   Subject: Re: [obrolan-bandar] TINS    fans
   

Thanks Pak Andi,
Emang ada    satu issue yang selalu mengganggu pergerakan harga saham TINS 
selama ini :    Deposit timah yang tersisa dan belum signifikannya hasil temuan 
cadangan baru.    Langkah TINS untuk mengakuisisi dan melakukan diversifikasi 
usaha ke value    added aspal buton dan tambang batubara (yang sudah 
berkontribusi +/- 10%    terhadap pendapatan TINS tahun 2007), sering digunakan 
sebagai  alasan    untuk menahan laju harga sahamnya. Sementara kalau UNTR 
membeli KP batubara di    Kalsel, sahamnya naik melaju kencang. KARK baru saja 
keluarkan CA mau main di    batubara, langsung sahamnya naik dari penny stock 
menjadi 200an sekarang    (bahkan pernah di 600an), ITTG yang baru mau main 
nikel di Sulawesi dari core    bisnisnya yang IT, langsung sahamnya auto 
reject. Tapi TINS? Diversifikasi    sejenis dipakai kelompok tertentu buat 
negative campaign, hahaha. Kita    disodori sebuah opini bahwa cadangan TINS 
abis dalam 3-5 tahun lagi sehingga    saham TINS akan merosot tajam.
 Emangnya TINS dengan arus kas dan asset yang    begitu strong dan potensi 
perolehan kredit yang begitu besar, up to 5 Tril    rupiah, akan diam saja dan 
menjadikan dirinya sansak tinju, hehehe. Sedikit    lo, emiten yang gak punya 
hutang kayak INCO dan TINS (TINS tahun lalu sudah    melunasi seluruh hutang 
jangka pendeknya).  Tahun ini TINS sibuk    mengalihkan sumber produknya dari 
on-shore ke off-shore. Makin langka timah di    darat, dominasi TINS makin 
menggila seharusnya, karena investasi kapal keruk    dan kapal sedot tidaklah 
murah dan pasti tidak lagi dapat dilakukan oleh    penambang amatiran dengan 
biaya pas-pasan, apalagi illegal mining. Kontribusi    hasil dari off-shore 
juga sudah ditarget akan berkisar 35% seperti ucapan    Dirut TINS di  
pertemuan tahunan ITRI di HK. 

Tapi, apakah saham    TINS tahan gempuran? Wah, ini soal lain lagi, pak. Saham 
apa sih yang gak bisa    digempur di bursa? Apalagi awal tahun 2007, TINS hanya 
5rebuan. Artinya?    Banyak corporate/institusi yang menyimpan harga sangat 
murah, di rata2    8000-9000an (lihat rti/iqplus), dan bagi mereka (kalau niat) 
buang di    27rebu-30rebu toh tidak rugi, tapi mampu mengguncang market dan 
nanti mereka    tampung lagi di 25rebu. hehehe, sebuah skenario sederhana    
bukan?

Makanya untuk pemain long seperti saya yang pro deviden    (investor value ala 
WB?), mau dibanting ke 15rebu kek, monggo lah. Asal tiap    tahun selama 5 
tahun ke depan TINS ngasih laba bersih (bukan deviden lho)    3500++, bagi saya 
udah lebih hebat dari return ruko saya yang memble.(ruko    saya harganya 
1,4bio, harga sewanya cuma 75juta setahun, sedih banget, mana    tiap abis masa 
kontrak, saya harus cat ulang dan dandani lagi biar disewa    orang lagi, cape 
deh).

Udah ah, pengen baca email/opini yang lain    lagi....

Safe Investing

Angelo 
     
                                       

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke