Pak Jos, kalo menurut pendapat saya, untuk membedah INDF, kita harus bagi 2 perusahaan tsb (saya belum cek lagi berdasarkan bobotnya), sebagian main di sektor consumer goods dengan produk mie-mie-an, sedangkan sebagian lagi sektor perkebunan (karena beliau baru akuisisi LSIP).
Yang bagian consumer goods, saya setuju, bahwa profit marginnya relatively stabil, bahkan kalaupun COGS-nya naik, mereka bisa pass-on kenaikan harga tsb ke end-user karena brand2 name mereka kuat di market. Kalo COGS-nya turun, belum tentu harga jual harus ikut turun, yg berarti profit margin naik. Tapi untuk yang bagian plantation, profit margin mereka benar2 tergantung dengan fluktuasi harga komoditas, ini yang agak sulit untuk buat model-nya ke depan. Untuk bagian ini, yang paling gampang, ambil rata2 P/E untuk saham2 di sektor plantation murni kayak AALI, UNSP dsb, terus dimasukkan ke bobot bisnis plantation-nya si INDF. Just my 2 cent. Regards, Bandar Bola 2008/4/25 jos_martino <[EMAIL PROTECTED]>: > Harga Indomie makanan rakyat sudah beberapa kali naik untuk > mengantisipasi kanaikan terigu namun saat ini ada tendensi harga > gandum akan turun ditengarai oleh berhasilnya panen di beberapa > negara produsen. > Harga mie instan yang naik ngga mungkin turun khan tetapi bahan > bakunya turun artinya profit margin akan meningkat. > Kalo ditambah penurunan Solar industri yg saat ini 9000/ltr tentunya > akan menambah profit juga. > Bila estimasi BV Q1 2008 = 1040 maka: > > INDF 2008Q4F 2008Q1F 2007Q4 > Stk Price 4500 2,200 2,575 > Book Value 1500 1,040 835 > PBV 3 2.12 3.08 > > Price Target Rp. 4.500 (estimate Q4 2008) > BTW, harga sekarang bisa turun lagi ngga ya (greedy mode on) > > Kali ini Investor only > Boleh disanggah boleh dicuekin terserah deh.. > > disc on > JM > > >