Ada berita menarik di Bloomberg mengenai manuver dari Jim Rogers
dengan membeli berbagai saham di China khususnya saham di bidang
agriculture, tourism, airlines dan pendidikan. Jim merupakan investor
ulung dan penulis kawakan yang terkenal dengan bukunya yang berjudul
Adventure Capitalist: The Ultimate Road Trip (kebetulan cuma itu yang
sudah saya baca). Jim juga mengatakan bahwa dia juga melakukan
investasi di bursa Singapore, Taiwan dan Hong Kong. Menarik karena
menurut berita tersebut buying action ini berlawanan arah dengan
rekomendasi jual dari Morgan Stanley dan Credit Suisse.

Memang tidak mudah untuk memahami investment strategy dari seorang Jim
Rogers yang memiliki kekuatan dana sangat besar. Investasi yang
dilakukan saat ini bisa saja ditargetkan untuk jangka waktu yang cukup
panjang sehingga tidak menarik untuk diikuti jejaknya dengan berharap
dapat memetik keuntungan dalam jangka pendek. Tapi dari situ kita
dapat melihat bahwa ada keyakinan kuat dari Jim terhadap cerahnya
prospek investasi di China dalam beberapa tahun mendatang. Timbul satu
pertanyaan, alasan apa yang membuat Jim yakin dengan prospek saham di
China?

Setelah saya renungi cukup lama ternyata jawaban terdekat adalah
besaran populasi di China yang berarti pasar dengan potensi luar
biasa. Investasi yang dilakukanpun tidak jauh dari kebutuhan dasar
penduduk di China - komoditi pertanian, pariwisata, transportasi udara
dan pendidikan. Dengan menguasai saham2 dari perusahaan yang bergerak
di bidang tersebut maka investasi tersebut berpeluang tinggi untuk
menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Apalagi dibeli pada
masa sekarang dimana harga saham relatif murah akibat koreksi besar2an
selama empat bulan terakhir.

Lalu bagaimana dengan saham di bursa kita? Apakah ada investor kelas
dunia yang tengah sibuk membeli berbagai saham dengan pertimbangan
strategis seperti Jim? Tentu saja ada bahkan tidak sedikit, tapi bukan
populasi yang menjadi kunci utama pada saat ini. Sasaran yang tengah
dibidik adalah tanah! Tanah dimana terdapat kekayaan alam seperti
batubara, mineral, logam mulia dan minyak bumi. Tanah sebagai lahan
subur (dan murah) untuk tanaman penghasil bio energy seperti kelapa
sawit, jarak, tebu dan tanaman sejenisnya. Kata kunci adalah energy
dan kelangkaan.

Coba perhatikan saham2 berikut: INCO, TINS, ITMG, AALI, UNSP, ANTM,
BUMI, PTBA, ENRG, MEDC, ELSA, PGAS dan SGRO (serta beberapa lainnya).
Bayangkan entry barrier yang ada bila harus berkompetisi dengan
mereka. Sangat berat. Apalagi sekian tahun ke depan. Bila anda adalah
seorang Jim Rogers di bidang energy, maka pertanyaan saya: Apakah pada
saat ini harga saham2 tersebut murah atau mahal?

Selamat berpikir ala Jim Rogers. :))


http://unpublisheddream.blogspot.com/


Kirim email ke