Itungan saya,

Seingat saya jumlah yang mendapat BLT 19 juta.

BLT sebesar 100 rebu per bulan ( menurut menkeu di detik) 

Cash sebulan = 19 jt X 100 rebu = 1,9 trilyun.

Diberikan juni-desember 2008 = 7 X 1,9 = 13,.. T

Kalau toh di kasih 12 bulan penuh, 5 bulannya kan ambil anggaran 
tahun depan.

Just my 2 cents,


--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "pemainedan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Trims atas penjelasannya Mr. W4W. Tp BLT yg mnrt anda hanya 10-14T 
> itu, mengapa di koran yg tertulis berbeda. Coba lihat di sini:
> 
> http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2008/5/7/n2.htm
> 
> Berikut kutipannya (yg saya highlight diberi tanda "****"):
> 
> "Pemerintah berencana menaikkan harga BBM hingga 30 persen. Dengan 
> kenaikan sebesar itu, maka penghematan yang bisa dilakukan 
mencapai 
> Rp 35 trilyun. **** Dana ini akan digunakan seluruhnya untuk 
> kompensasi kenaikan harga BBM yang akan dikucurkan lewat BLT 
> plus****. Sebelumnya, BLT pernah digelontorkan pada tahun 2005 
saat 
> kenaikan harga BBM mencapai 100 persen. Ada sekitar 19,1 juta 
warga 
> miskin yang mendapat rezeki nomplok dari kenaikan tersebut.
> 
> Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas 
> Paskah Suzetta memastikan besaran kenaikan harga BBM tidak akan 
> melewati 30 persen seperti disebut Wapres. Maksimal 30 persen. 
Jika 
> demikian akan ada penurunan subsidi sebesar Rp 35 trilyun, dan 
**** 
> ini semua akan langsung dialihkan untuk rakyat. ''Tak akan ada 
> sedikit pun untuk kepentingan belanja negara,****'' kata Paskah. "
> 
> Bukankah dr sini dpt kita simpulkan dana penghematan tsb tetap 
saja 
> tdk membantu utk APBN karena "tak akan ada sedikit pun untuk 
> kepentingan belanja negara" dan "digunakan seluruhnya ... 
dikucurkan 
> lewat BLT plus"? 
> 
> Artinya negara tidak butuh uang penghematan tsb. Jika mmg tidak 
> butuh, koq dinaikkan? Inflasinya 'kan jadi naik. 
> 
> Mgkn Mr. W4W bisa jelaskan lbh dlm? Thanks.  
> 
> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "mr_w4w" <mr_w4w@> wrote:
> >
> > 
> > BLT tidak sampai 35T, tapi kurang dari separuhnya atau cuman 10 
> s/d 
> > 14-an trilyun.
> > 
> > 1.) ya kita net import minyak.
> > 
> > 2.) CPO kan punya swasta, Windfall profit dari pajak PE pun 
untuk 
> > subsidi minyak goreng, kedelai dan agro lain-nya saja sudah 
IMPAS.
> > 
> > 3.) Yang jelas defisit APBN membesar... harus diutup dengan 
utang.
> > Rupiah bisa tertekan.
> > 
> > APBNN tidak aman tanpa menaikan harga BBM, kecuali kalau harga 
> > minyak turun lagi ke 90-an barrel seperti asumsi APBN.
> > 
> > Peningkatan inflasi dan slowdown tentu sudah diperhitungkan.
> > 
> > Menurut itungan kasar saya masih bisa 5.75%-6%an kok. Not Bad.
> > 
> > Jangan lupa setelah kenaikan BBM 2005 stock market jusru meng-
> > apresiai dengan rally. Dan RUPIAH sangat stabil karena DEVISA 
kuat.
> > 
> > Just my 2 cents,
> > 
> > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "pemainedan" 
<pemainedan@> 
> > wrote:
> > >
> > > BBM harus naik karena: takut APBN jebol
> > > Tapi stlh BBM naik, pemerintah bagi2 BLT PLUS senilai 35T
> > > 
> > > Beberapa pertanyaan dg fakta di atas:
> > > 1. Indonesia sering disebut NET IMPORTIR minyak. Apa betul?
> > > 2. Apakah seiring kenaikan harga OIL, Indonesia mendapat 
> windfall 
> > > profit dr komoditas lain (a.l. COAL, CPO), yg meng-offset 
> kenaikan 
> > tsb?
> > > 3. Jadi APBN bisa tetap AMAN jika BBM tidak naik?
> > > 
> > > Jika no. 3 betul, kenapa mesti dinaikkan? Ini akan membuat 
> INFLASI 
> > > meningkat sktr 2.5% -> economy slowdown. 
> > > 
> > > Tapi jika APBN terancam bila BBM tidak dinaikkan, koq hasil 
> > > tambahannya dr naikkan BBM justru dipakai utk BLT PLUS 
(seolah2 
> > negara 
> > > tidak butuh DUIT itu utk APBN)??
> > > 
> > > Ada yg bisa jelaskan WEIRDO pemerintah ini?
> > >
> >
>


Kirim email ke