dari kompas.com
**
*JAKARTA, RABU*-Para mahasiswa dan aktivis pergerakan yang tergabung dalam
Front Rakyat Menggugat (FRM) tegas menolak rencana pemerintah yang akan
menaikkan harga BBM.Diyakini para aktivis hanya akan membuat beban hidup
rakyat semakin berat.Rencananya, para aktivis akan menggelar aksi
besar-besaran pada Senin, 12 Mei mendatang yang dipusatkan di Bundaran HI
dan Depan Istana Merdeka.

"Bukti kegagalan dari pemerintahan SBY-JK. Dulu, pada kenaikkan BBM pada
2005 berjanji tak akan menaikkan harga BBM. Berarti, dia mengingkari
janjinya sendiri. Presiden sudah lakukan kebohongan publik, dan layak
diimpeach, " tandas Andrianto dalam jumpa pers di Restoran Pulau Dua
Senayan, Rabu (7/5)

Kasino, salah seorang aktivis lainnya, menyatakan, rencana ektraparlementer
di jalan memang sudah harus dilakukan sekarang. Menurutnya, rencana
pemerintah menaikkan harga BBM hanya membuat rakyat makin susah.

"Pemerintahan SBY-JK hanya menciptakan banyak orang gila saja. Untuk itu,
pemerintahannya tidak perlu diakhiri sampai 2009, tapi sekarang saja, karena
kebijakannya sama sekali tidak pro rakyat sehingga sangat tidak layak untuk
dipertahankan, " tegas Kasino.

Beberapa aktivis yang akan mengepung Istana Negara antara lain, Jaringan Pro
Demokrasi (Prodem), Dewan Tani Indonesia (DTI), Pemuda Tani, Forum
Perjuangan 98, Liga Mahasiswa Nasional Demokrat (LMND), Forum Perjuangan
Pemuda Indonesia, BEM UIN, HMI Cabang Ciputat dan Gema Banten.

Selain itu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Repdem,
Gaspermindo, SBTN, Pemuda Katolik, Barisan Muda Damai Sejahtera (BMDS),
FISBI, Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) serta beberapa aktivis yang
tergabung dalam organisasi kepemudaan lainnya.

Dita Indah Sari, Sekjen Papernas dalam jumpa pers mengungkapkan pemerintah
selalu mengambil jalan pintas di saat kesulitan ekonomi yang terjadi saat
ini. Padahal, dengan menaikkan BBM, kondisi masyarakat bukan bertambah baik,
tapi akan makin bertambah susah.

"Ini menjadi evaluasi keras kita kepada pemerintah. Kau yang berjanji, kau
sendiri yang mengingkari. Kalau dia bilang kenaikan BBM sebagai opsi
terakhir, jangan-jangan ini juga pilihan terakhir dia juga menjadi
Presiden," tegas Dita Indah Sari. *(Persda Network/Rachmat Hidayat)*

Kirim email ke