Jakarta, 17 Juni 2008 14:22 PT Wijaya Karya (Persero), Tbk menyatakan optimis meraih pendapatan Rp 6,1 triliun, atau naik 42 persen dibanding 2007. Itu karena WIKA mendapatkan proyek infrastruktur dari pemerintah berupa 10.000 MW pembangkit listrik, 1.000 km jalan tol, dan 1.000 menara rumah susun, dan program 90 juta tabung gas bersubsidi.
Menurut siaran pers yang diterima Gatra.com, Selasa (17/6) di Jakarta, sepanjang tahun ini, pemerintah memprediksi total kegiatan konstruksi mencapai Rp 170 triliun, terdiri dari proyek pemerintah (Rp 76,5 triliun), dan proyek swasta (Rp 93,5 triliun). Pembangunan infrastruktur diprediksi tumbuh sebesar 37 persen dibanding tahun sebelumnya, dari Rp 44,1 triliun menjadi Rp 60,49 triliun. "Kami melihat hal tersebut sebagai peluang. WIKA, sebagai penyedia jasa konstruksi memiliki kompetensi sebagai integrated infrastructure player," kata Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA kepada pers, di sela-sela acara media gathering di Jakarta. Menurut Bintang, pada kuartal pertama 2008, pihaknya berhasil meraih peningkatan laba bersih sebesar 451 persen dari Rp 6,56 miliar menjadi Rp 36,1 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Proyek energi sebesar 4.806 MW yang ditangani WIKA, antara lain, proyek PLTU Sulut, PLTU Kalsel 2x25 MW, PLTU Banten 2x300 MW, PLTU Muara Karang 2x420 MW, PLTU Indramayu 3x330 MW, PLTU Labuhan Angin, Sulut 2x115 MW, PLTU Celuk Bawang, Bali 3x142 MW, PLTU Tanjung Priok 2x350 MW, dan PLTU Pelabuhan Ratu 3x300 MW. Sementara itu, Ganda Kusuma, Direktur Keuangan WIKA mengatakan, strategi yang diterapkan pihaknya adalah dengan memanfaatkan sinergi pendapatan antara proyek konstruksi dengan proyek-proyek non-konstruksi yang diusung strategic business unitnya, seperti Wika Realty, Wika Beton, Wika Intrade, serta Wika NGK. "Hal itu memberi komposisi 60:40 dalam struktur pendapatan kami, sehingga kami memiliki 40 persen pendapatan tetap dan berkelanjutan," ujar Ganda kepada wartawan. [*]