Truba Ingin Punya Bisnis Terpadu Indro Bagus SU - detikFinance
Sidarta Sidik (Foto: Indro) Jakarta - Perusahaan jasa konstruksi, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) akhir-akhir ini sedang dalam sorotan pelaku pasar gara-gara rencananya mengambilalih PT Asia Mobile, operator seluler 3. Pelaku pasar mempertanyakan kenapa Truba berani bermain di seluler yang pasarnya sudah disesaki banyak investor. Namun rupanya Truba sedang melakukan ekspansi besar-besaran di sektor infrastruktur termasuk telekomunikasi. Ekspansi infrastruktur memang merupakan strategi utama bisnis perseroan di masa mendatang, terutama untuk menciptakan penguasaan bisnis yang komprehensif di bidang ini. Semenjak IPO tahun lalu, Truba gencar menggarap proyek Independent Power Producer (IPP) maupun Engineering Procurement Construction (EPC). IPP bergerak dibawah payung PT Manunggal Power dan EPC di bawah payung PT Manunggal Infra Solusi. Awal tahun 2008, Truba baru saja memasuki sektor tambang batubara sebagai ruang bisnis barunya yang bergerak dibawah payung PT Maxima Infrastruktur. Sedangkan rencana pengambilalihan PT Asia Mobile, diakui sebagai bagian dari rencana ekspansi. Rupanya selain berniat memfokuskan di sektor infrastruktur, berbagai aksi ekspansif tersebut dilakukan agar dapat segera merubah status PT Truba Jaya Engineering menjadi perusahaan publik tahun 2009. Untuk mengetahui rencana ekspansinya berikut hasil wawancara detikFinance dengan Presiden Direktur TRUB, Sidarta Sidik di lokasi proyek PLTU Tulang Bawang, Lampung (15/8/2008). Apa alasan terjun ke telekomunikasi dengan mengakuisisi Asia Mobile? Asia Mobile merupakan perusahaan infrastruktur telekomunikasi. Dia bergerak di bidang pemasangan, penyediaan menara telekomunikasi. Dia juga memiliki sebagian saham di Hutchison CP Telecommunication pemilik provider '3'. Ini sangat sesuai dengan fokus kami ke depan untuk mengembangkan sektor infrastruktur. Apalagi, sektor telekomunikasi sangat berkembang dan masih akan bertahan untuk jangka waktu yang lama. Rencana akuisisi Asia Mobile itu kapan? Ya rencananya kami akan mengambil alih PT Asia Mobile dengan dana rights issue Rp 3,77 triliun pada september mendatang. Kalau rencana IPO Truba Jaya? Sepertinya tidak jadi tahun ini. Paling cepat tahun depan. Rencananya awal tahun depan akan kami bicarakan kembali di internal perusahaan dan Bapepam. Kenapa IPO Truba Jaya tidak jadi dilaksanakan? Jadi ada peratutran pasar modal yang menyebutkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa melaksanakan IPO jika masih memiliki keterkaitan kontribusi keuangan yang cukup besar dengan perusahaan terbuka lainnya. Memangnya kontribusi Truba Jaya di TRUB berapa? Kontribusi pendapatan Truba Jaya ke TRUB memang cukup besar, waktu itu mencapai 75%. Saat ini kira-kira masih 70%. Jadi agar Truba Jaya bisa IPO apa yang akan dilakukan? Tentunya kami harus mengurangi kontribusi Truba Jaya di TRUB. Salah satu strateginya adalah memperkuat divisi IPP. Oleh karena itu, kami cukup aktif membangun IPP. Selain itu? Strategi lainnya adalah membuat divisi-divisi baru. Salah satunya yang sudah berdiri yaitu PT Maxima Infrastruktur. Divisi ini khusus menangani batubara. Kenapa terjun ke batubara? Pada dasarnya TRUB adalah perusahaan konstruksi pembangkit listrik. Kebetulan saat ini fokus kami memang di pembangunan PLTU yang berbahan bakar batubara. Kebanyakan engineer kami juga ahli di bidang PLTU. Untuk mendukung fokus kami di IPP PLTU yang berbahan bakar batubara, maka kami sekalian masuk ke tambang batubara, supaya lebih komprehensif dan lebih efisien. Dengan ikut masuk ke batubara, kami bisa mengadakan kontrak kerjasama pembangunan PLTU secara lengkap. Paket yang kami tawarkan bisa sekaligus batubaranya. Jadi klien tidak perlu memikirkan keperluan membeli batubara untuk PLTU. Saat ini sudah memiliki berapa tambang? Saat ini baru ada tambang Muara Enim. Cadangannya sekitar 100 juta ton. Semester dua ini kami targetkan sudah bisa produksi secara bertahap. Target awal produksi 1 juta ton setahun. Tahun berikutnya kami targetkan bisa meningkat lagi jadi 2 sampai 3 juta ton per tahun. Ke depan kami berencana menguatkan sektor ini. Saat ini kami masih membidik tambang-tambang yang bisa kami ambil alih. Namun kami lebih menyukai mengambil alih lahan batubara greenfield, jadi bisa kami kembangkan dari nol, seperti tambang di Muara Enim. Apakah dengan berbagai rencana ini akan mengurangi kontribusi Truba Jaya? Berdasarkan perhitungan kami, setelah berbagai proyek IPP beroperasi, kemudian batubara sudah produksi ditambah Asia Mobile juga sudah memberikan kontribusi ke pembukuan, kontribusi Truba Jaya akan berkurang dati saat ini 70% menjadi dibawah 50%. Mungkin disekitar semester dua 2009 hingga awal 2010. Malah kalau 3 divisi tersebut sudah beroperasi optimal, kontribusi Truba Jaya akan lebih kecil lagi. Ada rencana apa untuk Truba Jaya ke depan? Saat ini kami melalui Truba Jaya masih fokus di pengerjaan berbagai EPC PLTU. Truba Jaya itu kan spesialis EPC proyek PLTU dengan kapasitas di atas 300 MW. Itulah kenapa kami ikut dihampir semua proyek 10 ribu MW yang dicanangkan pemerintah. Katanya akan ada 10.000 MW jilid dua? Ya, rencananya Truba Jaya juga akan ikut kesana. Namun harus ada persiapan lebih. Sebab proyek 10 ribu MW jilid dua itu kan fokus di pembangkit hidro dan geothermal. Sementara engineer-engineer Truba Jaya saat ini kebanyakan ahli PLTU. Jadi kami harus mempersiapkan diri untuk masuk ke pembangkit geothermal. Untuk pembangkit hidro, saat ini sedang kami coba masuk di Sulawesi. Kalau geothermal belum, sebab teknologinya cukup tinggi dan biayanya juga mahal. Tapi sedang kami pelajari. Jadi ke depannya TRUB tetap fokus di infrastruktur energi? Ya, fokus utama tetap di infrastruktur energi. Namun kami tidak menutup kemungkinan untuk masuk di sektor infrastruktur lainnya, seperti telekomunikasi dengan Asia Mobile dan sebagainya.(dro/ir)