Kontrak LNG Dievaluasi Investor China Ingin Kerja Sama Jangka Panjang
Minggu, 24 Agustus 2008 | 03:00 WIB


Beijing, Kompas - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan bertemu Presiden China
Hu Jintao dan Wapres China Xi Jinping untuk mengevaluasi kontrak gas
alam cair dari Proyek Tangguh. Evaluasi dilakukan karena kontrak LNG
Tangguh yang ditandatangani pada tahun 2002 merupakan kontrak terjelek
dan paling berbahaya dalam sejarah perminyakan Indonesia.

"Dari semua kontrak dalam hal perminyakan, ini yang paling
berbahaya. Saya minta ini diperiksa. Dihitung dengan keadaan hari ini,
kita rugi luar biasa. Saya datang ke China ingin membicarakan agar ada
evaluasi ulang atas kontrak tersebut," ujar Wapres seusai menerima
enam badan usaha milik negara (BUMN) China di Beijing, Sabtu (23/8).

Kontrak gas Tangguh dengan China untuk pasokan Provinsi Fujian
ditandatangani pada 2002 saat masa pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri. Harga jual gas yang disepakati saat itu sangat rendah,
hanya sekitar 2,4 dollar AS per ton. Indonesia berkomitmen untuk mulai
memasok tahun depan dengan volume 2,6 juta ton per tahun, selama 20
tahun.

Sebagai perbandingan, harga rata-rata kontrak gas alam cair Indonesia
saat ini yang diproduksi di kilang Bontang untuk ekspor ke Jepang
mencapai 20 dollar AS saat harga minyak 110 dollar AS per barrel.

Oleh karena itu, Indonesia terus berupaya memperbaiki harga. Upaya
perbaikan harga pertama kali dilakukan tahun 2006. China bersedia
negosiasi ulang dan menaikkan harga gas menjadi 3,8 dollar AS per ton.
Namun, seiring dengan kenaikan harga minyak, Indonesia merasa harga itu
masih terlalu rendah.

"Kerugian kita terlalu besar. Kita menghormati kontrak yang sudah
diteken, tetapi kita minta perhatian. Saat bertemu Presiden China besok
(Minggu), saya akan bicarakan," ujar Wapres.

Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kardaya Warnika
mengatakan, negosiasi Tangguh memerlukan persetujuan dari masing-masing
instansi pemerintah terkait, baik di China maupun Indonesia.

"Kesepakatan government to government sebagai payung hukum tetap
diperlukan, terutama bagi China yang selalu harus ada perintah dari
atas. Dalam hal ini, kesepakatan akan dilakukan National Development and
Reform Commission dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,"
kata Kardaya.

Untuk mencegah agar harga kontrak gas yang rendah seperti Tangguh tidak
terulang, Departemen ESDM akan mengeluarkan peraturan tentang ekspor
gas. Harga gas ekspor harus lebih tinggi dari harga gas domestik.

Enam BUMN China

Sebelum jumpa pers, Wapres menerima enam BUMN China, yaitu Xi'an
Aircraft Industry Company (XAC), China Export Import Bank (Exim), China
Guodian Corporation (CGDC), China National Petroleum Company
(Petrochina), China Gezhouba Corporation (CGGC), dan China Huadian.

XAC, yang diwakili Presiden XAC Meng Xiangkai saat bertemu Wapres,
adalah perusahaan pembuat pesawat terbang terbesar China. XAC telah
memproduksi lebih dari 20 jenis pesawat terbang dan menjadi kontraktor
pembuat vertical fins dan komponen Boeing 737-700 dan B747, pintu-pintu
pesawat Airbus dan ATR42, wing box untuk Aerospecial, komponen CL415
untuk Canadair, dan ATR72 section 16 untuk Elenia.

XAC telah menjalin kerja sama dengan Merpati Indonesia untuk penyediaan
15 pesawat MA-60. Penyerahan dua pesawat MA-60 oleh XAC kepada Merpati
Indonesia telah dilaksanakan pada Agustus 2007.

China Exim Bank berpartisipasi pada pemberian kredit bagi beberapa
proyek di Indonesia, antara lain proyek pembangunan jembatan
Surabaya-Madura, Waduk Jatigede, pembangkit listrik, dan pembelian 15
pesawat MA- 60. Chairman China Exim Bank Li Ruogu bertemu Wapres.

CGDC berpartisipasi dan berinvestasi senilai 700 juta dollar AS pada
pembangunan tiga pembangkit listrik di Indonesia. CGDC diwakili Presiden
Zhu Yongpeng, Presiden Eksekutif Qiao Baoping, dan Wakil Presiden Guo
Peizhang saat bertemu Wapres.

Petrochina merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar dunia
dengan nilai pasar mencapai 1 triliun dollar AS dan kapasitas produksi
cadangan minyak 3,06 miliar metrik ton serta cadangan gas 2,31 triliun
meter kubik. Produksi minyak mentahnya per hari 2,75 juta barrel,
sementara gas mencapai 5,6 juta kaki kubik per hari.

Aset migas Petrochina berada di 27 negara. Petrochina mendapat kontrak
20 tahun untuk memasok gas dari Indonesia ke Singapura pada Februari
2001. Indonesia merupakan negara pertama eksplorasi dan eksploitasi
migas Petrochina di luar negeri. Ladang migas Petrochina terdapat di
Jabung (Jambi), Papua, dan Tuban (Jawa Timur) dengan total 63.000 BOEPD.

Petrochina mengakuisisi Devon Energy Companies di Indonesia pada tahun
2002. Presiden Petrochina Jiang Jiemin datang menemui Wapres.

Adapun CGGC adalah BUMN besar di China dan terdepan di bidang
pembangunan hydropower. CGGC juga melakukan ekspansi bisnis ke sektor
infrastruktur lain, seperti pembangunan pembangkit listrik bertenagakan
panas, pembangkit listrik bertenaga nuklir, jalan raya, jembatan, rel
kereta api, pelabuhan, dan kawasan cagar alam. Saat ini, CGGC memenangi
30 kontrak pembangunan hydropower, jalan raya, dan penyediaan air dari
negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika.

CGGC berpartisipasi dalam pembangunan PLTA Asahan 1 dengan daya 90 x 2
megawatt di bawah kontrak kerja Hua Dian Group. Selain itu, CGGC
berencana berpartisipasi dalam beberapa proyek pembangunan PLTA di
Sulawesi Tengah dan Sumatera. Presiden CGGC Yang Jixue dan Wakil
Presiden CGGC Nie Kai yang bertemu Wapres.

"Mereka ingin investasi dan kerja sama di Indonesia berjalan dalam
jangka panjang. Kita semua terbuka karena investasi mereka sangat
penting untuk kita meskipun kita tetap selektif," ujar Wapres. (DOT)





http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/24/01403476/kontrak.lng.dievalu\
asi




Kirim email ke