http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/21/11080965/Bakrie.Minta.Suspend.BUMI.Hingga.Akhir.Bulan


Selasa, 21 Oktober 2008 | 11:08 WIB
JAKARTA,SELASA - Tak seperti merpati, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
tidak menepati janjinya. Hingga kini, raksasa bisnis yang mulai
sempoyongan ini belum juga merampungkan transaksi penjualan saham PT
Bumi Resources Tbk (BUMI). Bahkan, induk usaha Keluarga Bakrie ini
memperkirakan transaksi tersebut baru bisa selesai dalam tujuh hingga
10 hari ke depan. Artinya, sampai akhir bulan ini. Padahal, Grup
Bakrie pernah berjanji akan menyelesaikan transaksi tersebut akhir
pekan lalu.

Sekretaris Perusahaan Bakrie & Brothers R. A. Sri Damayanti
mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam proses negosiasi dengan para
calon pembeli Bumi. Mereka terdiri atas perusahaan swasta dan
pemerintah dari Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Proses negosiasi tidak hanya sebatas harga dan struktur transaksi,
namun juga mencakup pasokan batubara setelah Bumi memiliki juragan
baru.

Sri memperkirakan, transaksi penjualan saham Bumi baru bisa rampung
dalam waktu tujuh hingga 10 hari ke depan. Para calon pembeli
mensyaratkan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham Bumi
terus berlangsung hingga proses negosiasi tersebut rampung.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah mengaku
belum bisa memastikan apakah akan memenuhi permintaan tersebut. Sebab,
saat ini, BEI masih melakukan pengkajian. BEI meminta BNBR agar
memberikan penjelasan lengkap mengenai transaksi penjualan saham Bumi
dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). "Harus jelas pembelinya,
harganya, dan bagaimana pembeliannya," ujar Erry di Jakarta, Senin
kemarin (20/10).

Direktur Perdagangan BEI M. S. Sembiring menambahkan, pihaknya tidak
mesti menunggu proses negosiasi rampung guna mencabut suspend saham
Bumi. Yang terpenting, Grup Bakrie harus memberikan informasi yang
jelas mengenai transaksi itu. "Mereka sedang mengadakan negosiasi
dalam jumlah yang signifikan," ujarnya.

Menurut Direktur BNBR Dileep Srivastava, pihaknya butuh waktu lama
karena nilai transaksi penjualan saham Bumi akan lebih dari 1 miliar
dollar AS. "Prosesnya semua normal, perlu ada due dilligence," ujarnya
kepada KONTAN, kemarin. Menurutnya, para calon pembeli adalah
perusahaan sejenis Bumi di sektor pertambangan batubara. Tapi, peminat
Bumi berbeda dengan calon investor Energi. Sedangkan sumber KONTAN di
bursa bilang, proses penjualan saham Bumi bisa rampung paling cepat
pada Rabu nanti.

Analis Reliance Securities Gina Novrina Nasution menilai, suspend tiga
saham Grup Bakrie yang terlalu lama bisa menimbulkan sentimen negatif.
"Investor bisa kehilangan kepercayaan terhadap saham Grup Bakrie,"
imbuhnya.

Dia memperkirakan, harga saham Bumi akan langsung anjlok begitu
suspend dicabut. Sentimen ini bisa menjalar ke anak usaha Grup Bakrie
lainnya yang berujung kepada kejatuhan bursa saham. Maklum,
saham-saham Grup Bakrie saat ini menguasai sekitar 35 persen dari
total nilai kapitalisasi pasar BEI.

Tekanan jual masih kuat

Indikasinya sudah tercermin dari nasib saham tiga anak usaha Grup
Bakrie, yaitu PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera
Plantations Tbk (UNSP), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), sejak
suspend dicabut Jumat pekan lalu. Kemarin, harga saham ketiga
perusahaan itu terkena mekanisme auto rejection lantaran anjlok 10
persen. Harga saham ELTY terkapar ke level Rp 122 per saham, bahkan di
pasar negosiasi hanya dihargai Rp 100 per saham.

Sedangkan harga UNSP tersungkur hingga Rp 375 per saham dan di pasar
negosiasi harganya hanya Rp 310 per saham. Seorang broker di sekuritas
lokal bilang, para investor dipaksa menjual atau forced sell
saham-saham Grup Bakrie lantaran dahulu membelinya dengan fasilitas
margin dari sekuritas. "Masih banyak sekuritas yang belum kebagian
jatah menjual. Jadi ke depan, masih ada tekanan jual," tukas dia.
(Nuria Bonita,Diade Riva Nugrahani,Wahyu Tri Rahmawati)



Sumber : KONTAN

Kirim email ke