aku nyesel kemarin beli tins ama antm walau sedikit, aku sdh mggak percaya lagi 
sama omonganya orang oreang atas, rakyat suruh beli sebanyak-banyaknya 
pemerintah beli sediki pakai ambil untung lagi.
Apa nggak kasihan rakyatmu ini wahai petinggi2 negara yang, bei mau ancur mau 
nggak kau enak masih tetep dpt gaji gede, fasilitas semua ditanggung negara, 
mobil, telpon & segalanya, kaya surga dunia aja kali. Tolong dong dong jangan 
korbanin rakyatmu ini yang tambah berat menanggung kehidupan, semau mahal 
pendpatan tetap.

  ----- Original Message ----- 
  From: Brandon Alvaro 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, October 25, 2008 4:55 PM
  Subject: [obrolan-bandar] KEBOHONGAN PUBLIK



  PEMERINTAH HARUS BERTANGGUNG JAWAB KARENA TELAH MELAKUKAN KEBOHONGAN PUBLIK !



  > STATEMENT pejabat pemerintah setelah BEI SUSPEN !



  SBY : "Presiden Minta BUMN Buy Back Saham Sebanyak-banyaknya" (SUPER POSITIF 
SEKALI)



  SRI MULYANI : 

  "Bapepam LK dan otoritas bursa bersiap melakukan langkah penegakan hukum bagi 
siapapun yang dianggap melanggar peraturan pasar modal" (SUPER POSITIF SEKALI)



  "Bekerja sama dengan KPK, Kapolri dan Kejaksaan kalau ini sudah masuk dalam 
kategori pidana kriminal maka kita tidak segan-segan untuk melakukan proses 
hukum yang secepat-cepatnya dan setegas-tegasnya untuk ini,"

  (SUPER POSITIF SEKALI)



  "Tangkap pelaku naked short selling" (SUPER POSITIF SEKALI)



  "Pemerintah Alihkan Dana Infrastruktur Rp 4 T untuk Buy Back Saham" (SUPER 
POSITIF SEKALI)



  JK : " Masyarakat harus beli saham saham mumpung harga murah" (POSITIF SEKALI)



  Respond dari Ketiga pejabat publik diatas untuk membangun kembali kepercayaan 
investor sangat bagus sekali, namun pada akhirnya diconter sendiri oleh 
bawahannya.

  Bayangkan perintah seorang PRESIDEN direalisasikan 8M.



  Yang Membuat BEI smakin hancur adalah statement : Ketua BPK dan Menteri BUMN 
itu sendiri.



  BPK  : "yang melakukan buy back saya tangkap" (SUPER NEGATIF SEKALI)

  SAYA PETANYAKAN NASIONALISME ANDA ?  BPK



  Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil :



  "Buy Back  langkah tepat untuk mempertahankan likuiditas dan stabilitas harga 
saham. Paling tidak mengerem jatuhnya harga saham lebih hebat" (SUPER POSITIF 
SEKALI)



  "Dana buy back baru digunakan 8 milyar"(SUPER NEGATIF SEKALI)

  Alokasi buy back 10 T, hanya baru digunakan 8M saat kritis seperti ini ???

  "INI YANG NAMANYA KEBOHONGAN PUBLIK" mengapa anda bangga ???



  Berikut rincian alokasi dana buy back masing-masing emiten tersebut:

  PT Semen Gresik Tbk (SMGR) sebesar Rp 1 triliun. 

  PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar Rp 1 triliun. 

  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar Rp 450 miliar. 

  PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 200 miliar. 

  PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar Rp 140 miliar. 

  PT Timah Tbk (TINS) sebesar Rp 100 miliar. 

  PT Elnusa Tbk (ELSA) sebesar Rp 100 miliar. 

  PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar Rp 100 miliar. 

  PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar Rp 50 miliar. 

  PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar Rp 20 miliar.

  Seluruh alokasi dana buy back akan menggunakan saldo laba masing-masing 
perseroan.



  " BUMN hanya boleh masuk buy back pada saat harga saham sangat murah"(SUPER 
NEGATIF SEKALI)

  Dalam situasi seperti ini justru anda menyuruh BUMN menjadi "GAMBLER" BEI , 

  dengan kata lain :

    a.. Menghancurkan Kepercayaan Masyarakat thd Pasar Modal Indonesia, baik 
Investor Lokal maupun Asing hilang kepercayaan ! 
    b.. Menghacurkan Nilai Saham BUMN itu sendiri ! 
    c.. Menghancurkan INDEX SAHAM negara kita sendiri ! 
    d.. Akhirnya Menghancurkan BURSA SAHAM INDONESIA.
  SAYA PETANYAKAN RASA NASIONALISME ANDA ? PAK MENTERI 

  INGAT TUGAS ANDA melalui Institusi BUMN harus menjaga dan memulihkan 
kepercayaan pasar, BUKAN SEBALIKNYA.



  ANDA HARUS INGAT "BUMN" adalah Badan Usaha Milik Negara, jadi milik seluruh 
rakyat Indonesia.



  ANDA HARUS INGAT : bahwa ada ribuan masyarakat yang membeli saham BUMN 
termasuk juga tukang siomay,pedagang bakso (nitip beli, dll) yang uangnya 
pas-pasan dengan harapan investasinya aman dan menghasilkan keuntungan bukan 
"STRESS BERAT" seperti kondisi saat ini.
  . 
   

Kirim email ke