http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/04/16354250/Krisis.Berkepanjangan..Indonesia.Sempoyongan


Kompas.com, Selasa, 4 November 2008 | 16:35 WIB
JAKARTA, SELASA - Greenomics Indonesia mengingatkan tingginya potensi
ancaman terhadap sektor ekonomi dan keuangan di dalam negeri menyusul
tingginya ketidakpastian krisis keuangan global.

Krisis keuangan global sedikitnya memberikan potensi ancaman kepada
Indonesia antara 35,08 persen hingga 76,79 persen dari  nilai produk
domestik bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga yang berlaku 2007,
kata lembaga riset itu dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (4/11).

Menurut Greenomics, potensi ancaman tersebut diperkirakan bisa terjadi
dalam satu dua tahun ke depan, jika dampak krisis keuangan global
semakin memburuk.

Ancaman itu berasal dari enam komponen tanpa memperhitungkan komponen
lain seperti meningkatnya beban kewajiban pembayaran pokok utang dan
bunga utang pemerintah, utang luar negeri swasta perbankan, potensial
capital outflow dari simpanan masyarakat yang tidak dijamin pemerintah
serta ptensi kerugian dari aktivitas pasar saham, kata Greenomics.

Krisis keuangan global, kata lembaga tersebut, diperkirakan dapat
menimbulkan kondisi kredit macet dalam hal pinjaman luar negeri sektor
swasta pada 10 sektor ekonomi utama yang mencapai 51,98 miliar dollar
AS. Krisis keuangan ini jelas sangat mengancam akibat terjadinya
pelambatan sektor riil.

Kondisi ini tentu berimbas buruk terhadap kemampuan sektor swasta
untuk membayar pokok utang dan bunga utang dari pinjaman luar negeri.
Tingginya tingkat kepastian terhadap pemulihan krisis keuangan global
tentu mengancam terjadinya kegagalan pembayaran utang dalam jangka
waktu tidak menentu.

Secara langsung posisi itu menyebabkan nilai ekspor nonmigas Indonesia
berpotensi melorot mengingat 10 sektor ekonomi utama tersebut berperan
sangat tinggi seperti industri pengolahan, industri berbasis sumber
daya alam dan perdagangan.

Krisis keuangan global menciptakan tingginya tingkat ketidakpastian
sektor keuangan tak terkecuali di Indonesia. Kondisi tersebut semakin
meningkatkan tren penarikan dana asing yang ditempat di SBI dan SUN.

Melihat skala potensi ancaman itu, anggaran Rp10 triliun dalam rangka
penanggulangan dampak perlambatan ekonomi global dan pemulihan sektor
riil tentu sangat jauh dari memadai, kata Greenomics




XVD
Sumber : Ant

Kirim email ke