Anda berfikir bebas tanpa ikatan apapun, hanya Allah yang membatasi pikiran anda!
Komentar:
Itulah yang yang dalam Critical Thinking Logics disebut sebagai "Pseudoreasoning Ad 
hominem Pseudorefutation", yang artinya disatu pihak anda mengakui "berfikir bebas 
tanpa ikatan apapun" tapi dilain pihak "anda mengikatkan pikiran anda pada batasan 
Allah yang anda sendiri tak bisa mendefinisikannya."

Selanjutnya isi tulisan anda senafas dengan kesalahan berpikir seperti yang saya 
sebutkan diatas, antara lain anda menyatakan "jauh lebih berharga masuk neraka karena 
petualangan berfikir dan akibat keputusan saya sendiri dari pada menyiksa diri di 
dunia akibat mengikuti sesuatu yang saya tidak tahu", yang artinya anda tak takut 
melawan Allah yang anda sendiri tidak tahu ada tidaknya !

Kesimpulannya, anda tidak jujur kepada diri sendiri karena ketakutan anda terhadap 
masyarakat akibat pikiran anda!

Anyway, tulisan anda yang panjang lebar, secara ringkas bisa disimpulkan bahwa anda 
tidak sejalan dengan apa yang dianggap benar oleh banyak umat beragama tapi tidak 
berani menentangnya !  Inilah contoh hilangnya kebebasan berfikir dalam lingkungan 
masyarakat beragama yang tidak bisa memajukan bangsa dan negara.  Sikap ini juga yang 
menghinggapi para intelektual dan pejabat2 Indonesia yang menjadi penyebab terjadinya 
berbagai bencana yang menimpa seluruh kepulauan di Indonesia.

Terima Kasih untuk tulisan anda!
Pak Ogah

Gunakan lah menu web dibawah ini dalam mencari informasi di internet untuk menghemat 
pulsa anda

http://members.1stnetusa.com/ogah/menu/index.html




"Mustafa H. Baabad" wrote:

> Tulisan-tulisan Pak Ogah ini meskipun nampaknya gombal dan terlalu emosional tetapi 
>banyak pertanyaan-pertanyaannya yang kritis yang amat saya hargai. Meskipun demikian, 
>tulisan Pak Ogah bisa jauh lebih bermanfaat kalau di sajikan dengan agressifitas yang 
>lebih terkendali.
>
> Dari tulisan anda, sebenarnya banyak juga yang saya rasakan kebenarannya (sebagai 
>sarana untuk introspeksi diri). Saya, Insya Allah termasuk orang yang mau berfikir 
>bebas, sebebas-bebasnya tanpa ikatan apapun, hanya Allah sendiri yang bisa membatasi 
>fikiran saya. Hidup saya adalah milik saya sendiri, saya tahu konsekwensinya dan 
>Insya Allah saya juga berani menaggung akibatnya. Bagi saya, jauh lebih berharga 
>masuk neraka karena petualangan berfikir dan akibat keputusan saya sendiri dari pada 
>menyiksa diri di dunia (dan mungkin juga di sambung di akhirat) akibat mengikuti 
>sesuatu yang saya tidak tahu, atau tidak percaya kebenarannya. Yang saya saksikan 
>adalah sebagian besar orang memaksakan kebenaran, meskipun mereka sendiri ragu-ragu 
>atau hanya memaksa diri karena takut.
>
> Sayangnya Pak Ogah yang saya hormati, saya masih menikmati (betul-betul tulus) untuk 
>tetap beriman kepada siapapun yang menciptakan saya. Saya masih secara tulus cinta 
>kepada Allah yang maha suci. Mungkin saya akan berfikir amat kritis terhadap apa-apa 
>yang di sajikan dan di klaim sebagai sebuah kebenaran mutlak, tetapi saya tetap 
>memilih untuk hidup ber Tuhan. Jauh lebih enak, dan lebih secure hidup dengan Tuhan. 
>Saya tidak peduli, meskipun itu mungkin hanya sebuah konsep buatan makhluka angkasa 
>luar, atau buatan manusia sendiri untuk menutupi kelemahan kita sebagai manusia atau 
>memang benar-benar adanya sebagaimana yang di ceritakan di kitab-kitab suci. Tuhan 
>yang saya percayai adalah Tuhan yang kemanapun saya berpaling, saya selalu melihat 
>wajah suci Nya (anda bisa sebut sebagai alam semesta ini), Dia maha satu, Dia tidak 
>memiliki sekutu apapun, Dia tidak beranak dan Dia tidak pula di peranakkan. Dia 
>adalah Tuhan yang maha dekat dengan saya (dan semua mahluk Nya yang lain). Dan,
> ..... Dia setiap hari, setiap saat berkomunikasi dengan semua mahluknya (tanpa 
>kecuali) melalui semua peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita (hanya "Ulil 
>Al Baab" yang mau menagkapnya).
>
> Banyak pertanyaan yang amat sangat mendasar yang tidak terjawab secara memuaskan. 
>Meskipun pertanyaan-pertanyaan ini bisa dianggap kurang ajar oleh orang yang 
>beragama, tetapi mendapatkan jawaban yang menyamankan hati tetap saya anggap perlu. 
>Kalau Tuhan memang serius mau berbicara dengan 6 milyar manusia yang hidup diabad ini 
>dengan semua kemampuan teknologi dan keterbukaan berfikirnya, mengapa Tuhan 
>mengirimkan pesan-pesan itu hanya melalui satu orang saja yang hidup beratus, bahkan 
>beribu tahun yang lalu dan hanya dengan cara dari mulut ke mulut yang amat sangat 
>mudah terdistorsi. Apakah Tuhan tidak mengetahui cara yang lebih pasti dan jauh lebih 
>effektif dari cara tersebut di atas ?
>
> Misalnya dengan menanamkan semua pesan-pesan itu  di dalam gen kita ? Begitu banyak 
>orang dengan agama yang amat berbeda-beda satu dengan lainnya (tergantung dimana dan 
>di lingkungan apa kita lahir) tetapi mengapa Tuhan tidak secara effektif memberikan 
>kepastian yang tidak terbantahkan tentang yang benar ? Memang,  yang Islam akan 
>mengatakan lho ! kan nyata sekali kebenaranannya ! Sementara yang Kristen juga bisa 
>mengatakan hal yang persis sama, demikian juga dengan yang Budha ! Dan......... 
>...... mereka semua orang yang baik-baik juga dalam kehidupan sehari-harinya. 
>Sehingga rasanya zalim kalau mereka itu harus tersiksa akibat keyakinannya yang telah 
>tertanam dengan kuat di dalam kalbunya sejak mereka masih kecil.
>
> Saya orang Islam, dan saya dengan yakin dan haqqul yaqin mengatakan bahwa Islam 
>adalah agama yang paling masuk akal dan benar, tetapi saya saksikan bahwa orang-orang 
>Kristen juga punya berkeyakinan yang sama persis kuatnya dengan saya, meskipun 
>agamanya sama sekali berbeda. Dan Insya Allah saya tidak akan pernah menganggap 
>mereka itu mush-musuh saya yang harus di binasakan hanya karena memiliki keyakinan / 
>agama yang lain. Apakah manusia itu sedemikian tidak penting dan hinanya sehingga 
>Tuhan tidak merasa perlu mengklarifikasi masalah ini ??? Bahkan kita di biarkan untuk 
>saling menebar penderitaan dan saling bunuh karena Dia yang hanya diam saja.  (Banyak 
>yang sudah mengatakan astaghfirullah gara-gara fikiran saya ini. Bahkan mungkin saya 
>sudah dianggap kafir dan mungkin darah saya juga sudah dianggap halal segala seperti 
>aqua).
>
> Yang saya tidak bisa terima adalah kepercayaan-kepercayaan manusia-manusia pagan 
>penyembah berhala yang memperlakukan Tuhannya seperti Drakula yang harus di beri 
>darah terus-menerus setiap saat. Kalau tidak, Tuhannya bisa mati. Insya Allah saya 
>akan memperlakukan Tuhan saya dengan lebih terhormat dari penghinaan kepada Tuhan 
>itu. Tuhan saya tidak perlu saya bela, karena Dia mampu membela dirinya sendiri. 
>Tuhan saya tidak bisa saya buat marah maupun senang, karena Dia bebas dan perasaannya 
>tidak tergantung dan dapat saya permain-mainkan. Dia maha Agung dari semua tuduhan 
>manusia.
>
> Ada sebuah tulisan saya di masa lalu yang saya rasa layak untuk saya bawakan disini.
>
> ALAM SEMESTA DAN SEMUA KEJADIAN YANG BERLANGSUNG DIDALAMNYA BERSIFAT NETRAL. DIA, 
>(ALAM SEMESTA), AKAN MEMBENARKAN APA-APA YANG ANDA PERCAYA.
>
> Kalau anda percaya kepada roh nenek moyang yang terus mengembara dan ikut campur 
>urusan dunia kita yang hidup (seperti orang Cina), maka Alam Semesta akan memberikan 
>kepada anda segudang bukti bahwa apa yang anda yakini itu benar adanya. Anda akan 
>terus hidup dengan khayalan bahwa arwah nenek moyang terus ikut membantu / memusuhi 
>anda.
>
> Kalau anda percaya kepada Tuhan yang banyak, Tuhan yang punya teman, anak, menantu, 
>cucu, sahabat, dll, seperti cerita dewa-dewa Yunani atau India kuno, maka Alam 
>Semesta juga akan memberikan segudang bukti bahwa anda dan keyakinan anda benar 
>adanya. Yah ada banyak sekali Tuhan disana, mereka pacaran dan berkelahi seperti 
>kita-kita ini. Seperti cerita Dewa-Dewi Yunani
> kuno, Hercules, dsbnya.
>
> Kalau anda tidak percaya sama sekali kepada Tuhan, maka Alam Semesta pun juga akan 
>memberikan segunung bukti bahwa anda dan keyakinan anda benar adanya. Buat apa 
>percaya kepada sesuatu yang tidak kelihatan, kan semuanya ini terus berlangsung 
>karena adanya sebab akibat yang mengikuti hukum alam yang bisa dipelajari. Tuhan 
>nggak punya urusan apa-apa disini. Kalaupun dulu Tuhan itu ada, maka sekarang sudah 
>mati, nggak ada kerjaan lagi (seperti kata Niestze, atau para filosof aliran 
>Existensialisme)
>
> Anda percaya kepada dukun dan batu yang memberi rezeki. Alam Semesta secara murah 
>hati akan memberikan semua bukti bahwa keyakinan anda itu benar. Begitu anda ambil 
>ajimat itu dan anda cium kaki dukun itu, andapun banyak rejeki.
>
> Kalau anda percaya kepada hanya Satu Tuhan saja (buat saya ini yang paling 
>sederhana), maka Alam Semesta-pun akan memberikan anda segudang bukti bahwa anda dan 
>keyakinan anda juga benar adanya. Enakkan percaya kepada Tuhan Yang Satu. Paling 
>tidak, hati kita masih punya pelindung (meskipun mungkin hanya konsep). Nggak usah 
>banyak-banyak, cukup satu saja (I can live with that).
> Just incase Tuhan benar-benar ada.
>
> Lho, kok bisa begitu sih ??????
>
> Kok semua-semuanya benar, lha yang benar yang mana ???????????
>
> Kok Alam Semesta ini plin-plan, curang banget, masa kita seumur hidup cuma dikelabui 
>saja.
>
> Jawabannya sederhana saja, dan itu terletak dalam diri dan sifat manusia serta cara 
>pandang kita terhadap segala apa yang terjadi disekeliling kita.
>
> Sewaktu kita mempercayai sesuatu, maka kita secara tidak sadar akan menangkap segala 
>bukti yang mendukung kepercayaan kita, dan tidak menghiraukan segala apa yang 
>berlawanan terhadap keyakinan kita itu (kita anggap tidak ada).
>
> Semua yang kita bisa jadikan bukti, kita rekam, kita kumpulkan. Semua yang tidak 
>menunjang keyakinan kita, kita biarkan berlalu seakan-akan tidak pernah ada. Ini 
>semua terjadi diluar kendali kita, alam bawah sadar yang melakukannya. Kita akan 
>menghubungkan semua yang terjadi dengan keyakinan kita.
> Kalau anda punya jimat dan beruntung, maka anda akan menganggap bahwa jimat andalah 
>yang membawa keuntungan. Lain kali anda kena musibah, anda tidak hubungkan dengan 
>jimat anda.
>
> Enaknya kalau kita sudah bisa memahami ini, anda akan beragama (kalau mau) tetapi 
>ini betul-betul atas pilihan anda sendiri. Anda secara sadar dan bebaaaaaaaas merdeka 
>memilih keyakinan anda sendiri.
>
> Ajaibnya, anda nggak akan pernah jadi fanatik, karena rasio sekarang sudah mempunyai 
>peranan yang lebih besar dalam kehidupan anda, meskipun anda masih memiliki 
>unsur-unsur spiritual (dengan percaya Tuhan). Anda akan memilih ajaran yang memberi 
>manfaat dan kedamaian yang menuju kepada kebahagiaan, anda akan tinggalkan semua 
>persoalan yang cuma bikin ruwet dan tidak produktif. Kan tidak ada paksaan dalam 
>beragama, telah nyata beda yang benar dan yang salah (yang mengakibatkan kita 
>bermusuhan dan saling merampok).
>
> Jangan anggap saya tidak ber Tuhan, alias atheis. Saya orang Islam dan saya puasa 
>dan juga sembayang. Insya Allah agama, melalui latihan yang saya lakukan dengan sadar 
>dan teratur dengan keikhlasan hati yang tulus akan mampu menjadikan saya insan yang 
>lebih baik dan lebih bahagia.
> Bukankah kebahagiaan itu ada di hati ?
>
> Terus apa maunya cerita ngalor ngidul di forum ini dan buang-buang waktu kita semua ?
> Kok sudah ngelantur sih ??????????????
> Sudah pikun kali ya, kasihan banget tuh orang.
>
> Saya melihat banyak persoalan timbul karena cara pandang kita yang salah. Kalau kita 
>menganggap orang Islam itu jahat, maka ajaib............ ...... ....... Alam Semesta 
>akan membuktikan bahwa keyakinan anda itu benar.
>
> Demikian juga sebaliknya, kalau kita menganggap Cina (seperti Pak Ogah) itu jahat , 
>maka ........... ajaib, Alam Semesta itu juga akan membuktikan bahwa keyakinan kita 
>itu benar adanya. Semua bukti akan datang berbondong-bondong menunjang apa yang kita 
>yakini.
>
> Kalau anda menganggap lahir sebagai orang Cina itu sial, maka anda akan dapat 
>buktinya yang melimpah ruah bahwa keyakinan anda itu benar. Demikian juga kalau anda 
>menganggap lahir sebagi Cina itu adalah pilihan dan anugrah Dewata, maka Demi Allah, 
>keyakinan anda itu benar. Anda itu lahir dengan maksud yang mulia untuk mempersiapkan 
>tempat yang jauh lebih baik bagi anak-anak manusia yang lain.
>
> Akhirnya, apa pilihan kita ?
> Saya anjurkan ambil sikap yang positif, lebih enak, lebih nyaman.
>
> Disini peran pendidikan yang memasukkan program yang benar kepada anak-anak kita 
>akan sangat bermanfaat bagi perkembangan masyarakat yang akan datang. Masyarakat 
>seperti apa yang akan kita bentuk bagi generasi mendatang, apakah kita akan 
>meninggalkan anak-anak kita ditempat orang-orang yang saling merampok dan memperkosa, 
>atau, saling memberi manfaat ? Pilihan ditangan anda, paling tidak anda bisa membantu 
>proses.
>
> Manusia itu lahir bisa jadi binatang buas yang saling menerkam, atau menjadi makhluk 
>mulia yang namanya manusia yang selalu siap untuk saling memberi manfaat satu 
>terhadap yang lain. Itu semua tergantung kepada program pendidikan apa yang diterima 
>dari lingkungannya (orang tua sangat besar
> pengaruhnya). Kalau Nabi Muhammad bilang anak bayi itu seperti kertas putih bersih, 
>orang tuanyalah yang bertanggung jawab menjadikan apa warna kertas itu.
>
> Selanjutnya pilihan kita apakah kita ingin terus mewariskan dendam buat anak-anak 
>kita, atau kita katakan dendam dan segala bentuk kekerasan berhenti 
>disini!!!!!!!!!!!!!!!.
>
> Paling tidak saya nggak ikut memperkuat dendam atau kekerasan.
>
> Akhirnya, siapaun yang mengirimkan Agama ke muka bumi ini, pastilah memiliki niat 
>yang baik untuk meningkatkan harkat manusia. Manusia dilatih untuk hidup bertanggung 
>jawab dan mengendalikan semua sifat-sifat kebinatangan yang merusak hubungan antar 
>sesama manusia. Manusia diberi dasar-dasar untuk menggalang kerja sama yang mampu 
>men-sinergi-kan semua usaha kita (menggabungkan semua kelebihan kita dan menutup 
>semua kekurangan kita) untuk terus membangun manusia dengan peradaban yang setiap 
>generasai melangkah menjadi lebih tinggi. Sehingga layaklah bila kita disebut 
>"Khalifah Allah" di muka bumi ini (lagi-lagi ini konsep yang saya pilih untuk di 
>percaya).
>
> Manusia diajar untuk bersikap jujur, karena informasi yang benar mengarahkan kepada 
>keputusan yang benar. Setiap saat kita bisa terus belajar dari kebenaran.
>
> Manusia diajar untuk peduli, agar tidak ada sumber daya yang tersia-sia di mukan 
>bumi ini, baik karena kemiskinan maupun karena sikap yang apatis.
>
> Manusia diajar agar bersikap adil, guna memastikan agar setiap anggauta masyarakat 
>tidak merasa tersingkir dan menjadi pendendam dan berusaha merusak, atau bersikap 
>pasif (karena tidak di hargai hak-haknya) sehingga tersia-sialah bakat yang 
>seharusnya bisa di nikmati oleh yang lain.
>
> Manusia diajar agar hidup bertanggung jawab, agar semua ide-ide yang bagus bisa di 
>wujudkan menjadi kenyataan. Ide yang bagus tak berarti apa-apa, tanpa tindak lanjut 
>yang effektif dan dilakukan dengan kesabaran.
>
> Manusia diajar untuk berani agar terhindar dari kejahatan-kejahatan para parasit 
>yang berkeliaran dan selalu berkembang biak.  Keberanian memastikan seluruh 
>masyarakat terlindung dari bencana akibat ulah seseorang/ sekelompok yang berusaha 
>memeras yang lain.
>
> Akhirnya Alhamdulillah saya, atas pilihan bebas saya sendiri tanpa ketakutan apapun 
>tetap memilih menjadi orang yang beriman.
>
> Mohon maaf kalau saya mebuang-buang waktu anda.
>
> Salam
>
> Mustafa H. Baabad.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
Get your FREE credit report with a FREE CreditCheck
Monitoring Service trial
http://us.click.yahoo.com/MDsVHB/bQ8CAA/ySSFAA/vbOolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->

--------------------------------------------------------------
Tomorrow starts today, [oe]!
http://groups.yahoo.com/group/soasiu 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ 


Kirim email ke