Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Nimbrung sedikit, Ni Rahima.

--- taufikmalin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Jelaslah bagi kita dari keterangan2
>diatas bahwa tidak ada yang mengatakan ikutilah
>hadist2 atau sunnah.
>

Allahu azza wa jalla berfirman (yang artinya):

"Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS. an-Nisaa' 4:80)

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. an-Nisaa' 4:59)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengisyaratkan datangnya kaum yang mengenyampingkan as-Sunnah dalam sebuah hadits (yang artinya):

"Salah seorang dari kalian benar-benar akan menjumpai seseorang yang sedang duduk di singgasananya, kemudian datang urusanku kepadanya dari apa yang aku perintahkan dan apa yang aku larang, lalu dia berkata: 'Saya tidak tahu itu! Semua yang kami dapatkan di dalam kitab Allah itulah yang kami ikuti'." (HR. at-Tirmidizi).

>Hadist.."Jangan kamu tuliskan ucapanku2 selain
>daripada Al Qur'an.."
>

Memang Rasulullah pernah melarang penulisan ucapan-ucapan beliau selain al-Qur'an. Akan tetapi kurang tepat jika dikatakan bahwa larangan tersebut bersifat mutlak. Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim yang mencatat perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar pesan beliau dituliskan untuk Abu Syah. Selanjutnya izin Rasulullah kepada Abdullah ibn 'Amr ibn al-Ash radhiallahu 'anhuma untuk menulis ucapan beliau baik saat beliau senang maupun marah. Juga keterangan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu bahwa Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma mencatat hadits. Begitu juga kisah yang diriwayatkan at-Tirmidzi tentang shahabat Anshar yang kesulitan mengingat ucapan Rasulullah dan Rasulullah menyarankannya untuk 'menggunakan tangan kanannya'.

Kisah Abu Syah yang terjadi di akhir-akhir masa hidup Rasulullah (pada tahun Fathul Makkah) dan riwayat lainnya menunjukkan perubahan hukum tentang penulisan. Hadits pelarangan tersebut dijelaskan oleh para ulama bahwa larangan tersebut di awal-awal Islam untuk mencegah tercampurnya al-Qur'an dengan ucapan beliau selain al-Qur'an. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat di:

http://www.troid.org/articles/hadeeth/introductiontohadeeth/whenwereahadeethfirstwritten.htm

Allahu a'lam.

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980M/1400H)



_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke