Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

--- Indra Setiawan wrote:

> Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Wa'alaikumsalamwarahmatullahiwabarakaatuhu.


> 
> Mau numpang nanya2 dan coba2 koreksi ya...
> Mohon dikoreksi balik kalau koreksinya salah...
> 
> 
> Abu Fathan 
---------------------------------
wrote: 
> Assalaamu'alaikum.warahmatullahi wabarakaatuhu
> 
> TEST..TEST.... Hi...hi.... biar lebih semangat 
> kelamaan sibuk dengan rutinitas sehari-hari hingga
> Uda Sutan banyak lupa atao ngantuk ya... he..he... 
> 
> >Tamriin (latihan) ==> ana lihat dibukunya
> tulisannya JAMAK neh ya..ya...
> Jadi "TAMAARIIN"
> 
> 
> 
> 1. �Ajibu �anil as-ilatal aatiyah� Jawab
> pertanyaan-2 berikut ==> nah ini kalo ane ndak
> lupa, penjelasan bu guru seh, kalo fi'il amr maka 
> huruf terakhir harus DIPITES alias mati ato sukun
> sedang isim setelah fi'il maka dinashab dan manshub
> sedang isim dibelakang huruf JAR maka harus baris 
> bawah /diJARkan ( kecuali khusus bila ada dalam
> kaidah-kaidah sharaf, blom dijelaskan buguru) dan
> bila belajar nahwu maka harus dibaca baris akhirnya,
> maka yang benar.... (ikut style buguru he..he..)
> 
> "Ajib 'anil as-ilatil aatiyati" = Jawablah
> pertanyaan-2 berikut! ==> kumaha eh gimano guru..?
> 
> sambil coba jawab yah!
> 
> 1. �min aina Haasyim ?� Dari mana Hasyim
> ?.Haasyimu minal Hindi
> 2. �ay habatul mudarrisu ?� Apakah dia
> disukai guru itu ? ==> kalo ini isim mufrodnya
> hibun dibuat pertanyaan dengan huruf istifHaam dan 
> ditambah YA sehingga susunan kalimatnya fi'il
> mudhari' maklum dan ingat Da Sutan (kata buguru)
> kalo menterjemahkan maka Fa'il nya harus
> didahulukan.
> maka DIBACA ==> "A yuhibuHul Mudarrisu? Apakah 
> guru itu menyukainya ?
> "Na'am, al-mudarrisu
> uhibuHu katsiiraan". guru itu sangat menyukainya.
> 
> 
> Mmm... ini bukannya mestinya "Na'am, al-mudarrisu
> yuhibbuHu katsiiran" ya?

Iyah, mungkin akhi fathan kelupaan kali, sebab di
kalimat atas tertera ayuhibbuhu. Tentu jawabnya : "
Na'am, yuhibbuHu"
)h yah, saya kurang meneliti semuanya lho, kecuali
kalau ada yang ditanyakan saja, baru saya perhatikan,
maklum kesibukan.

> 
> 
> 
> 3. �min aina saa�atuhu ?� Dari mana jam
> tangan nya ?.
> (tanya bu guru, apakah menjadi �saa'atihi� ?)
> sambil menunggu uluran tangan buguru (pinjam
> istilah Da Sutan) coba dijawab ==> min aina
> saa�atihi ? Hiya minal Hindi
> 4. �bikam Hiya ?� Berapa harganya ?==>
> "Hiya bi-miiati ruubiyati" harganya seratus rupee
> 5. �kam akhala laHu ?� Berapa orang
> saudara lelakinya ? =>Tsalaatu ikhwatu
> 
> Ini bukannya "Tsalaatsatu ikhwatin" ya?
> Kalo nggak salah kaidah tentang bilangan (al-'adad)
> kalo udah bilangan 3 ke atas, jika kata di depannya
> mudzakkar, maka bilangannya menjadi mu'annats, dan
> sebaliknya. Terus belakangnya jadi kasrah tanwin. 
> Pingin nanya juga ke bu guru, bener gak ya hukumnya
> begini?
> Terus, apa ada penjelasannya?

Hmm,..benar dalam bilangan ada undang-undangnya.Dalam
bahasa Arab ini dinamakan " Tamyyiizul'adad".

Undang-undangnya :
1. Wajib dijarkan bila bilangannya dimulai dari tiga
sampai bilangan 10.
2. Bila benda yang dibilang itu muannast(jenis
perempuan), maka bilangannya harus berbentu
mudzakkar(lelaki), dan bendanya tetap berbaris
bawah(kasrah) 

Contoh:
"Garastu Tsalaasa Syajaraati"(Aku menanam tiga batang
pohon).

"Syajaraatin"=(pohon) adalah jamak dari "syajaratun".
Syajaratun muannast(tandanya ada ta marbuthah)
Maka, bilangannya harus mudzakkar(tsalaasa)
Tsalaasa ini baris akhirnya baris atas(fathah),
dikarenakan ia mafulumbih(objek penderita dari kata
gharastu(aku menanam).

3. Kebalikannya, Bila benda yang dibilang mudzakkar,
maka bilangannya('adadnya), haruslah muannast.Dan
bendanya tetap berbaris bawah, sama dengan yang
diatas.

Contoh : Ra'aitu "stalaasata" abwaabin.(Aku melihat
tiga buah pintu).
Kita lihat, "abwaabin", adalah jamak dari "baabun".
" Baabun" adalah mudzakkar. Maka bilangannya haruslah
muanntas, dipakai dengan bilangan"tsalaasa"(tiga juga)

Lihat bedanya, tiga yang pertama memakai " Tsalasa",
sementara tiga yang kedua memakai "Tsalaastata".

Jadi tetap setiap yang mudzakkar pasangannya adalah
muannats(setiap lelaki pasangannya perempuan,
maksudnya).

itu bilangan dari tiga sampai sepuluh.

Lain lagi dari 11-99., maka bendanya haruslah
fathah(baris atas),dan bentuknya harus mufrad(tunggal)
dan tetap kaedah yang dipakai seperti diatas
berpasangan juga.

Contoh : " Raaitu ahada 'asyara syajaratan"(aku
melihat 11 pohon"

Kita lihat syajaratan, baris atas dan bentuknya
mufrad(tunggal), padahal dia berjumlah 11 pohon, atau
99 pohon sekalipun.

Kalau mau menjamakkan pintu, maka begini kalimatnya:
"Raaitu ihdaa asyara baaban"(Aku melihat 11 pintu).

Lihat ketika mengatakan syajaratan yang berbentuk
muannast, maka dipakai "ahada 'ayara"
Disaat memakai kata pintu(baabun)yang berbentu lelaki,
maka dipakai bilangannya muannast"ihdaa"(bukan ahada
lagi).

Semoga difahami, karena ini cukup penting, terutama
bagi yang suka shopping berbelanja di toko Arabiyyah.

Duh, kaedah keberapa lagi nih. Oh iyah keempat, maaf
saya nulisnya replay langsung, ngak di word dulu,
kalau salah ketik mohon dimaklumi.

4. Bila bendanya 100 keatas dan 1000, maka kaedahnya
bilangan haruslah dijarkan(dibarisbawahkan) dan
dimufradkan(ditunggalkan)

Contoh: 

"Istaraituhu bimiati ruubiyyatin"(Aku membelinya
dengan harga 100 rupee). Lihat " Ruubiyyatin" adalah
berbentuk tunggal dan barisnya kasrah selamanya,
apabila dimulai dari hitungan 100 keatas.

Ingat, berbeda kaedah bilangan apabila dihitung dengan
liter, jarak, timbangan. Belum masuk sampai disana.
Misalkan aku beli 100 liter minyak. Bagaimana
hukumnya? Belum sampai disana, tunggu tanggal mainnya
saja lagi.

Yang diatas saja sudah kebanyakan, ntar puyeng, malah
ngak masuk. Masalahnya saat ini kita sedang belajar
grammar, panjang-panjang ngak bagus, lain dengan
cerita, ada cerpen, ada cerbung, ada cerpan(hehehehe).


> 
> 
> 6. �kam ukhtal laHu ?� Berapa orang
> saudara perempuannya ?=> arba'u akhawatu
> 
> Ini juga sama, kalo gak salah mestinya jadi "arba'u
> akhawaatin".

Sebenarnya ada hukum baris setelah huruf
istifham(berapa), tapi ngak usah dululah, kasihan
kelimpungan nantik, tapi makin lama murid-muridnya
semakin pintar aja koq saya lihat, alhamdulillah, saya
bersyukur untuk itu, saya bisa lihat bagaimana belajar
pertama sekali bahasa Arab ini, saya suka ketawa
sendiri kalau bacanya, banyak salahnya, sekarang saya
mulai tersenyum, sudah banyak benarnya.

> 
> 
> 
> 7. �aina akhawaatuHu ?� Dimana
> saudara-saudara perempuannya ?=> Hunna bil 
> madiinatil munawarati 
> 
> Yang ini kalo pake "fii" bisa nggak ya? Bedanya apa
> ya dengan pemakaian "bi".

Pemakaian bi, fi, dan huruf dzar lainnya sebenarnya
punya rahasia yang sangat dalam dalam bahasa Arab,
kapan kita memakai fi, kapan bi, padahal artinya sama.
tetapi ini bukan masuk dalam pelajaran bahasa Arab,
tetapi tafsir. Kita semua bisa menangis, terharu
melihat keindahan bahasa Arab, dan pemakaian maknanya
yang serasi dan begitu dalamnya. Dan ini bisa
dirasakan, kalau kita belajar tafsir.

> 
> 
> 
> 2. �Da�u Haadzihil �alaamati (v)
> amaamal jumalush shahiihati, wa Haadzihil
> �alaamati (x) amaamal jumalul latii laisatu 
> shahiihah� 
> Beri tanda ini (v) pada kalimat yang benar
> dan tanda ini (x) pada kalimat yang tidak benar 
> testing==> �Da�u =fi'il amr, mengingat
> ketentuan umumnya adalah sukun maka dibaca 
> Da',......tanya juga : untuk dua huruf gimana
> kaidahnya buguru?
> 
> Mau tanya juga, "Da' " kalo nggak salah perintah
> untuk mufrad, sedangkan kalo perintah untuk jamak
> jadi "Da'uu". Gimana bu guru?

Iyah, benar, namun disana bisa jadi penulis sengaja
mengajak kita masing-masing. Seakan-akan yang
terpanggil untuk menjawab adalah kita seorang,
padahal, semua mencakup. Bukankah saat kita membaca
perintah it, kita sendiri yang membacanya. Begitu juga
dibelahan bumi lain, merasa dia sendiri yang
terpanggil. Ini untuk perhatian saja, ngak papa koq.


> 
> 
> Haadzihil �alaamati => sepertinya
> mubtada khabar sekaligus sebagai maf'ul bih
> sehingga diBACA =Haadzihil �alaamata ==> gimana
> buguru apa harus tetep baris bawah?
> amaama => termasuk huruf JAR
> al jumalush shahiihati=> kalo ini baru
> na'at wa man'ut dan kaidahnya adalah sama, karena
> ada huruf JAR maka diBACA= al jumalish shahiihati 
> wa =>athaf 
> Haadzihil �alaamati= kalo ini mungkin
> Haadzihil �alaamatu?
> amaamal jumalul latii ==>amaamal 
> jumalil latii 
> laisatu => karena kalimatnya dalam bentuk
> muanats sehingga diBACA = laisat
> shahiihah=> shahiihati� 
> 
> jadi Susunannya ==> �Da� Haadzihil
> �alaamata (v) amaamal jumalish shahiihati, wa
> Haadzihil �alaamatu (x) amaamal jumalil latii
> laisat shahiihati� 
> 
> huruf didalam kurung pada latihan dibawah ini,
> karena ALIF ada hamzahnya maka diBACA= (A) dan (B)
> saja.
> 1. (alif) Haasyim thaalibun kaslanu (x) 
> Hasyim pelajar yang malas
> (baa) Hasyim thaalibun mujtahidun (v) 
> Hasyim pelajar yang rajin
> 2. (alif) saa�atun rakhiishatun (v) Jam
> murah
> (baa) saa�atun ghaaliyautun (x) Jam mahal
> 
> 3. (alif) saa�atun bi-alfu rubiyatun (x) 
> Jam (seharga) seribu rupee ==>ada huruf JAR.....
> bi-alfi rubiyatin 
> (baa) saa�atun bimaa-atu rubiyatun (v) Jam
> (seharga) seratus rupee==> ada huruf 
> JAR.....bi-mii-ati rubiyatin. (tanya buguru, kalo
> lihat hurufnya benar bacaan Da Sutan (Maa-ah =
> M-Alif-hamzah-ta) tapi kenapa mim (M) nya dibaca
> kasrah pada didepannya ada ALIF? 
> 4. (alif) akhawaatuHu bil madiinatul
> munawwarah (v) Saudara2 (pr) nya di Madinah 
> ==>....bil madiinatil munawwarati
> (baa) akhawaatuHu bil Hindi (x) 
> Saudara2 (pr) nya di India
> 
> 
> 4. �adkhilu (inna) �alal jumalil aatiyah,
> (Masukkan kata inna pada kalimat berikut) 
> Tashih==> adkhil==> fi'il amr, hanya dalam
> bentuk sukun, fa'ilnya ghaib takdirnya anta
> (hihii... jadi bagi Akhawati boleh tidak turut)
> 'alal jumalil aatiyah => nah
> ini PAS Da Sutan, ini sama seperti pada perintah 
> latihan yang pertama diatas.
> JADI YAH==> adkhil (inna) �alal jumalil
> aatiyati
> 
> Ini juga sama, "adkhiluu" bisa jadi perintah untuk
> jamak. 
> Cuma yang mau ana tanya, kenapa nggak "adkhuluu" ya?
> Bukannya kata dasarnya dari "dakhala", "yadkhulu"?

Hmm,..dalam bahasa Arab, penambahan satu huruf
manambah arti juga.

Kalau : " dakhala"(masuk), maka fi'il amrnya " (kata
kerja perintahnya)Udkhul"(masuklah)(untuk satu orang
lelaki)

Udkhuliy(masuklah untuk satu orang perempuan)
Adkhulaa(masuklah dua orang)
Udkhuluu(masuklah kamu beberapa orang)

Sementara " Adkhala"(ada tambahan satu huruf yaitu
tambahannya "alif", asal katanya dhakala tadi, tetapi
ditambah alif, maka menjadi adkhala. Artinya bukan
masuk lagi, tetapi "memasukkan"

Maka fi'il amrnya(perintahnya), "Adkhil"(masukkanlah).
Bisa dilihat bedanya bukan. "Masuklah"(kita sendiri
yang masuk) dengan "masukkanlah"(ada benda yang kita
masukkan).

Djalasa= (duduk), Ijlis(duduklah)(kita yang disuruh
duduk)
Ditambah satu huruf "Adjlasa" (mendudukkan), maka
fi'il amrnya " Ajilis"(dudukkanlah)(ada orang yang
disuruh kita mendudukkannya).

Begitulah selanjutnya, itu baru kalau ditambah satu
huruf, bagaimana kalau ditambah dua huruf atau tiga
huruf. Tentu menambah pengertian katanya juga. Dulu
saat saya menjelaskan tafsir sudah saya jelaskan
masalah fi'il amr dan penambahan huruf dalam bahasa
Arab ini.

Okay, kepanjangan, kasihan bagi yang ngak faham.
Pelajaran hari ini sebenarnya adalah pelajaran yg
cukup penting, dan saya sudah beritahu kaedahnya.

Mohon maaf, kalau ngak sempat kebaca semuanya. Akan
kebaca, kalau ada yang tanya aja.

Wassalamu'alaikum. Rahima.

Nb : Da Sutan, tolong aja kirimkan ke RN, ini
pelajaran penting, karena kita semua ada belanja, atau
shopping, maka perlu mengetahui undang-undang
bilangan, dalam bahasa Arab ini, mana tau ada yang mau
haji atau jadi TKI/TKW bagai, biar ngak dibodohi kalau
berbelanja.

> 
> 
> 
> 
> Mohon Koreksinya buguru, temen dan temin semuanya.
> syukron katsiran
> 
> Iya, mohon koreksinya lagi ya bu guru atau teman2
> yang lain.
> Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
> 
> 
> Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu
> Abu Fathan
> 
> ----- Original Message ----- 
> 
> From: Sutan Sinaro 
> To: [EMAIL PROTECTED] 
> Cc: palanta@minang.rantaunet.org 
> Sent: Friday, June 02, 2006 5:49 PM
> Subject: [mangajiRN] Buku-2 Tamriin halaman
> 6-7
> 
> 
> Assalamu'alaikum.w.w.
> 
> Kita lanjutkan pelajaran pada buku ke
> 2 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Everything you need is one click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/V0XolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Bagi anda yang sedang belajar bahasa Arab disini, kami sarankan untuk 
mendownload buku pegangan di http://www.assunnah.or.id/ragam/files/index.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mangajiRN/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/






 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke