-------------------------------------------------------------
Do'a Bersama untuk Keselamatan Negeri, di Masjid istiglal diundur menjadi
Minggu 1 April 2007, karena Jumat 16/3/7 hal sama diadakan Menag.
-------------------------------------------------------------
Warga Minang Cenderung Terbuai Keindahan Falsafah Kamis,
15-Maret-2007, 09:30:12
Telah dibaca sebanyak 50 kali
Padang, PadekCendekiawan muslim yang juga tokoh nasional asal
Sumbar, Prof Dr H Syafii Maarif, kemarin melontarkan sindiran terhadap
masyarakat Minangkabau. Menurut Syafii, mentalitas masyarakat Minangkabau kian
merosot, terutama kaum muda. Dalam menghadapi perubahan, masyarakat
Minangkabau cenderung terbenam dalam keindahan falsafah hidup yang nihil
aplikasi, kata Syafii, ketika membacakan makalah, dalam Stadium General
Lokakarya Studi Agama dan Masyarakat, di Balitbangda Sumbar, kemarin. Acara
yang diselenggarkan oleh LSM Cetcos, Pusaka, PW Lakpesdam NU, dan Institut Dian
Interfidei Yogyakarta ini mengangkat tema Minangkabau Menjawab Persoalan
Kemanusiaan.
Dalam makalahnya, Syafii menitikberatkan pengamatannya pada kualitas
intelektual dan moral masyarakat Minangkabau dalam menghadapi tantangan
modernitas. Putra Sumpurkudus, Sawahlunto Sijunjung, ini mengakui, belakangan
ini ia malas memenuhi undangan memimpin acara seperti zikir bersama, yang
belakangan sering dipopulerkan oleh para pemimpin di beberapa tempat. Di
Minangkabau ini juga terjadi. Kita jadi latah. Minta ampun setiap saat. Tapi
tidak ikhlas dari dalam jiwa, katanya, menjawab pertanyaan peserta diskusi.
Banyak Bakal Tersinggung
Di balik semua itu, menurut Syafii, banyak pemuka dan budayawan Minang yang
akan tersinggung kalau kemerosotan kualitas berbudaya di Minangkabau ini
dikritik. Seolah kebudayaan Minangkabau suatu yang sudah mapan dan selesai.
Tidak butuh kritikan lagi, tandas mantan Ketua PP Muhammadiyah ini. Dia
menyayangkan, ketersinggungan orang Minang itu tidak membangunkan kesadaran
terhadap kelalaian budaya mereka.,Ketersinggungan, menurut Syafii justru
membuat mereka bersikukuh secara primordial pada kebenaran individual.
Arifi Tiga Aspek
Syafii kemudian juga memaparkan, bahwa yang paling penting dari sebuah upaya
perbaikan, apalagi dalam menjawab perubahan, adalah mengarifi tiga aspek
penting dalam masyarakat Minangkabau yang berubah. Yaitu, aspek kepemimpinan,
pendidikan, dan ekonomi. Diskusi-diskusi seputar ketiga aspek penting tersebut
akan terus digelar dalam lokakarya, Minangkabau Menjawab Perubahan, di Hotel
Pangeran City, Padang sampai tanggal 17 Maret mendatang.
Tambahan dari ambo:
Terbuai mimpi kejayaan masa lalu.
ajoduta/-60
--------------------------------------------
Sekuntum bunga itu sedang merana
Disambar petir, diterjang gempa
Waktunya kita membuktikan persaudaraan itu
Persaudaraan setaman bunga
Bantulah korban gempa Sumatera Barat
visit: www.west-sumatra.com
============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment tidak dianjurkan, sebaiknya melalui jalur pribadi.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >300KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-config
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================