Berita buliah lamo, tapi indak basi

Z Chaniago <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  From: "Z Chaniago" <[EMAIL PROTECTED]>
To: palanta@minang.rantaunet.org
Date: Thu, 25 Nov 2004 01:46:35 +0000
Subject: [EMAIL PROTECTED] Budaya Minangkabau Alami Kebangkrutan 


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0411/24/humaniora/1398316.htm

Humaniora



Rabu, 24 November 2004




Budaya Minangkabau Alami Kebangkrutan


Padang, Kompas - Etnis Minangkabau sudah lama mengalami kebangkrutan budaya, 
tidak saja pasca-Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (1958-1961), 
tetapi juga semasa Orde Baru. Pengaruh eksternal politik nasional yang 
merasuk ke dalam kehidupan masyarakat Minangkabau merupakan faktor luar yang 
sangat berpengaruh dan mempercepat terjadinya kebangkrutan budaya 
Minangkabau.

Demikian dikemukakan budayawan Edy Utama dalam seminar internasional 
Kebudayaan Minangkabau, Selasa (23/11) di Padang. "Kebudayaan Minangkabau 
yang berproses secara empiris dengan acuan nilai-nilai ideal dalam ’warisan 
kata-kata’ membutuhkan respons konkret dalam perilaku keseharian. Budaya 
harus ditafsirkan sebagai kata kerja, bukan kata benda," kata Edy Utama, 
yang mantan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat.

Edy menjelaskan, sebetulnya orang Minang sudah lama mengenal konsep 
revitalisasi, tercermin dari ungkapan adat yang usang-usang diperbarui 
sehingga bisa kembali berarti dalam masyarakat. Masalahnya sekarang, apakah 
yang perlu direvitalisasi dari kebudayaan Minangkabau.

Menurut Edy, yang paling penting adalah merevitalisasi paradigma berpikir 
yang menganggap Minangkabau adalah suatu bentuk kebudayaan yang sudah 
selesai. "Hilangkan paradigma yang ingin mempertahankan status quo. Dinamika 
kebudayaan Minangkabau tidak mungkin tumbuh melalui pendekatan sentralistik 
karena pada hakikatnya kebudayaan Minangkabau mengakui dan mengakomodasi 
individu sebagai penyumbang perkembangan kebudayaan," ujarnya.

Sejarawan Mestika Zed mengatakan, selama puluhan tahun komunitas 
Minangkabau-di kampung dan rantau-telah lama menyesatkan diri sendiri 
sebagai komunitas bangsa. Orang Minang cenderung suka membangga-banggakan 
masa lalu. Bahkan, orang Minang masih suka menghitung-hitung tokoh Minang 
yang jadi menteri. "Orang Minang tidak berusaha membangun kemuliaan baru," 
ujarnya.

Panelis lain, St Sularto yang Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, berbicara 
tentang keragaman kedaerahan, globalisasi, dan tantangan media massa. 
Menurut dia, pandangan kebudayaan suku sebagai subkultur kebudayaan 
Indonesia dapat dibenarkan sejauh terbatas pada sistem nilai dan kaidah yang 
berlaku dalam bidang kenegaraan. Sebaliknya, pandangan pluralitas mengenai 
ratusan suku yang masing-masing merupakan kesatuan sosial sendiri haruslah 
dijiwai oleh semua warga dalam setiap suku.

"Dalam suasana diversitas, setiap kelompok diberi kebebasan mengikuti 
kebudayaannya sendiri. Persoalannya, sejauh mana kelompok-kelompok 
pluralitas itu saling berhubungan? Multikulturalisme menjadi semacam respons 
kebijakan baru terhadap keragaman, karena konsep multikulturalisme 
memberikan kontribusi nyata terhadap agenda demokratisasi dan agenda 
nondiskriminatif," katanya.

Runtuhnya budaya Minangkabau, menurut antropolog dari Universitas Gadjah 
Mada Sjafri Sairin pada hari pertama (22/11), tak lepas dari terjebaknya 
masyarakat dalam situasi yang sering disebut instant culture, menjadikan 
sesuatu gagasan begitu saja menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat tanpa 
proses.

Dampak negatifnya sudah terasa seperti hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) 
tahun 2003, di mana siswa di Sumbar hanya berada di atas hasil siswa Papua. 
Tercatat pula sejumlah balita yang malnutrisi di daerah ini karena ibu-ibu 
enggan menyusui. Belum lagi 43 dari 45 orang anggota DPRD Sumbar yang 
dipidana karena terkait kasus korupsi.

"Jelas sekali peristiwa ini berkaitan dengan proses globalisasi yang tengah 
melanda jantung kehidupan masyarakat, yang menjadi pemicu bagi menguatnya 
instant culture," ujarnya. (nal)






Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================



____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________



--------------------------------------------
Sekuntum bunga itu sedang merana
Disambar petir, diterjang gempa
Waktunya kita membuktikan persaudaraan itu
Persaudaraan setaman bunga

Bantulah korban gempa Sumatera Barat
visit: www.west-sumatra.com
============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment tidak dianjurkan, sebaiknya melalui jalur pribadi.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >300KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-config
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke