Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam Perubahan buat semua miliser...

Sore kemarin saya mendapatkan kesempatan berharga dan tidak terlupakan
bertemu dengan orang yang saya selalu dengar cerita nya di milis kita
ini...dari pertemuan itu saya menangkap intisari penting yang mungkin
berguna buat miliser di manapun anda berada...

Dalam beberapa kesempatan menulis di milis ini, saya tidak pernah
menyinggung sekalipun kebijakaan pola mutasi (CMIIW), karena dibalik
itu semua ada sisi positif serta negatif dan manfaat serta mudharat
yang harusnya bisa kita ungkap dengan pemikiran rasional, saya sendiri
mampu menggali semua potensi saya setelah dimutasi 3x oleh DJPB, dan
alhamdulillah semuanya bermanfaat buat saya...Saya bersyukur di milis
ini saya bisa selalu keep in touch dengan berita terbaru dari semua
Treasury Community dari seluruh wilayah Indonesia...Yang terangkut SK
mutasi, yang tidak, yang baru pulang dari LN, yang masih kuliah, yang
lagi daftar S2 bahkan yang sedang nunggu SK hijrah atau lagi mau 
pindah ke instansi lain...All the things available in here...  

saat ini semua kantor pelayanan di bawah Departemen Keuangan sedang
berbenah...Bea Cukai, Pajak, Lelang dan tidak ketinggalan
Perbendaharaan. Sebuah langkah konkret besar untuk mewujudkan
Indonesia yang lebih baik. Mereka me-random pegawai yang akan
mneneliti dokumen impor. Seratus pegawai fungsional mereka setiap hari
di-random untuk meneliti berkas-berkas dokumen impor. Jadi setiap
pegawai tidak mengerjakan dokumen satker tertentu (bahasa saya ke Pak
Saiful Islam, Meminimalisir Pofesional Kontak menjadi Personal Kontak)
Kalau anda menyimak berita-berita di koran saat ini, importir
'sedikit' mengeluh karena lebih lama dilayani oleh Bea Cukai, tapi,
mereka sendiri yang berkata :"luar biasa, nggak ada lagi tuh 'uang
jajan' untuk mengeluarkan barang kita" Pejabat BC mengatakan, ini
memang butuh waktu, akan tetapi kalau mereka sudah terbiasa, mereka
akan mampu menyiapkan dokumen yang diperlukan dengan lebih cermat,
lebih baik dan lebih profesional.

Di Pajak, wacana lebih kongkret dibuat. Perubahan KPP menjadi LTO dan
MTO dengan renumerasi dan optimalisasi peran PNS di sana boleh diakui
jempol. Tes masuk KPP modern dilakukan serentak dan diikuti oleh
seluruh pegawai DJP dari sabang sampai Merauke (dari Tanah Abang
sampai Muara Angke, M.Kobir 2007...Eh kang, nitip buku dong kang he3x)
Dari perekrutan SDM untuk mengisi kantor modern sampai pengadaan
fingerprint untuk absen yang sudah mulai diterapkan. Saya melihat
bahwa pejabat-pejabat DJP yang ingin berubah telah berupaya semaksimal
mungkin untuk melakukan sesuatu yang bisa berguna untuk mengantisipasi
tantangan global. Transparansi dan Profesional menjadi kata kunci
untuk menyongsong tantangan global.

Semua itu adalah upaya untuk menjadikan stakerholder adalah
mitra/partner yang seimbang yang harus kita layani. Dan itulah tupoksi
 kita sebagai abdi negara. Bagaimana dengan sisi internal kita,
pegawai departemen keuangan. Tentu saja, idealnya 50:50, ada
keseimbang atensi untuk melayani stakeholder dan melayani sisi
internal organisasi. Tentu hal ini juga tidak luput dari
pejabat-pejabat kita di pusat. Syukur akhirnya milis ini bisa
'sedikit' memberi pencerahan kepada kita pentingnya one click mouse
silaturahmi dan diskusi solutif dan argumentatif. 

Kalau beberapa waktu lalu ada wacana tentang Interview of Leaving
(IOL), R&D dan sebagainya yang tidak kalah penting adalah optimalisasi
Bagian Kepegawaian baik pusat maupun Kantor Perwakilan (Kanwil) di
daerah untuk 'memetakan' pegawai secara rutin. Memeriksa kondisi
psikologis pegawai baik di pusat dan daerah secara terpadu dan
berkala. Sistem Informasi Kepagawaian (SIK) yang handal sudah wajib
hukumnya untuk organisasi seperti Departemen Keuangan. Hal itu menjadi
bagian dari 'memberikan' atensi kepada sisi internal pelayan publik.
Pegawai dengan bakat ABC harus diupgrading dengan
diklat/pelatihan/seminar/GKM ABC sehingga kemampuannya optimal.
Pegawai dengan talenta XYZ harus dimonitor/dirangsang/distimulus
secara berkala sehingga kemampuan XYZ nya bisa muncul secara maksimal.
Tentu saja kemampuan pokok mengelola dan menatausahakan keuangan APBN
sudah menjadi KD (Kemampuan Dasar)bagi setiap pegawai DJPB.  

Outsourcing atau mengadakan tenaga psikolog (melalui rekrutmen S1)
bisa dilakukan sehingga setiap kanwil memiliki satu psikolog di bagian
kepegawaian. Mungkin ada yang mengatakan, psikologi bisa dipelajari
dengan membaca buku, that's definitely right! Akan tetapi seperti
seorang seniman, psikolog itu 'seni' untuk mempelajari kepribadian
orang lain dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ilmiah. Serahkan
pada ahlinya (Kalau sesutau pekerjaan tidak dilakukan oleh ahlinya,
tunggu saja kehancurannya...) Sebuah filosofi permaionan YOYO saya
dapatkan dari seorang pejabat teras DJPB. Secantik apapun mainan YOYO,
kalau anda tidak berbakat memainkannya tidak akan indah permainan itu
untuk dilihat. Sebaliknya, YOYO yang biasa saja, tetapi dimainkan oleh
pemain yang andal (bisa atraksi sambil jugkir balik dan
semacamnya)indah sekali permainan itu dilihat. Sehebat apapaun
pegawai, bila tidak ada atasan yang 'memainkan' nya maka tidak pernah
ada orang lain yang bisa menilai kemampuan pegawai yang bersangkutan.

Mumpung saat ini menjadi momen yang tepat, menjelang renumerasi
profesional diterapkan, KPPN Modern dan Transparan akan dijalankan,.
maka revitalisasi SIK yang handal dan mampu mengakomodir kebutuhan
aktualisasi internal pegawai baik di pusat maupun di daerah (Kanwil),
sehingga siapa punya potensi apa serta Fit and Proper test untuk
mengisi kebutuhan tertentu dapat memberikan jawaban yang objektif dan
apa adanya. The Man behind the gun. The Proper man with the proper
gun....hati-hati dengan sniper:) (becanda deng...) 

Mudah-mudahan bermanfaat...
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Adin-Somewhere at Gorontalo (but right now at Purwakarta) 

    

Kirim email ke