tulisan nya sangat bagus Pak Moch Kobir, mencakup segalanya, kedalaman nya , kaya akan kata kata, dan enak di baca Anda berbakat menjadi Pengarang Buku.. satu level dengan Almarhum Umar Khayam. ini serious lho.. wassalam hari ribowo
moch kobir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamualaikum Wr. Wb. Dear all, Pertama-tama, izinkan saya mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru kepada Adinda: RADITYO PUTUMAYOR dengan SANTY PUTRI DEWI yang telah melaksanakan akad nikah tanggal 18 Mei 2007 dan walimah tanggal 19 Mei 2007 kemarin di Aula Masjid Al-Furqon Bandar Lampung. Semoga kedua mempelai menjadi keluarga yang penuh barokah, sakinah, mawaddah, warrahmah. Radityo ini, penyuka sport, sering dipanggil "Ambon" oleh teman-temannya. Mungkin dia lulus DIII 2004/2005. Seangkatan Asti, Yassir, Arvi pyonk senk, Mega, Nazif, Galih_liebhert, Pandu, Avviz 007, Erick, dan Jendral. (Hey, apa kabar kalian semua? Sudah bikin list buat beli kado belum? Jangan dilupain dong teman kita, biar dia sudah pindah ke Ditjen lain...) Radityo adalah teman saya juga, dalam MOFES (apa ya kepanjangannya...pokoknya acara belajar bersama "informal" bahasa Inggris yang dimotori Mbak Sedar dan Mas Dul tiap Rabu pagi, di Gedung PA seberang jembatan. Masih ada, ndak sekarang?). Saya salut sama kamu, masih belia sudah berani menjadi "pejantan tangguh". Telah siap melaksanakan tanggung jawab "separuh dien", walaupun menurut orang lain bisa digiroposkan, eh dipersepsikan "pernikahan dini". Kita memang diperbolehkan untuk berburu-buru dalam hal menikah. Bersyukurlah. Cinta itu anugerah maka berbahagialah. Karena kita sengsara bila tak punya cinta (Iwan Fals, red.). Saya percaya, Santy "soulmate" Radityo. Kata teman saya: Apa yang telah dipersatukan Tuhan, jangan dipisahkan oleh manusia... "Kupersembahkan lagu ini, sebagai tanda cinta kasihku". Dengarkan baik-baik ya.. "Buulan madu di awan biiru, tiada yang mengganggu... Buulan madu di atas pelangii, hanya kita berduaa, nyanyikan lagu cintaa, walau seribu dukaaaa.. (pakai vibra dong suaranya..), kita tak kan terpisaah..." aaargchh!!!... "Basah, basah, basah, seluruh tubuh, ah ah ah menyentuh kalbu... "Manis, manis, manis, semanis maaduuu, ah ah ah mandi madu... "Basah diri ini, basah hati ini...baagaikan mandi maaduuu... Aiiir..aiiir...udah mulai berkeringat nih.."teriak para penonton. "Masih kuat "ngecor"? Sik sik sik...ada pesan sponsor.... "Sing mburi rokok-e opo Mas?"..Ojo lali, rokok Cempaka produksi Tulungagung.... Goyang Mang...(Emangnya "Desah Malam" RCTI..??) Eling.. Om Kobir.. Eling...(kata Om Zaenal). "Zaenaal....ho uouwow Zaenal.., lama semakin lama dirimu berubah, tak lagi kurasakan kasih sayang darimu"... Ya udah, kita ber"Nasyida Ria" saja.. "Duhai senangnya pengantin baru..(te re reng te re reng..) "Duduk bersanding bersenda gurau.. "Tersenyum simpuul, bagaikan bidadari "Duhai senangnya...menjadi pengantin baru... Maunya sih, pakai alunan musik "degung"..tapi "aku tak biasa.. (seperti Alda Risma), alah alah..nte tiasa! Dulunya sama Bapak biasa disuruh berlatih jadi orang paling keren di badan. Apaan tuh? Itu lho jadi 'Penerbang' (pener bangkek-an kalo di-ilikithik..he he..yang tidak tahu artinya tanya ke orang Jawa, jangan mudah tersungging..). 'Penerbang' bukanlah pilot seperti suaminya "Iis Dahlia". Penerbang yang saya maksud adalah PENabuh tERbang alias rebana. "Tola'al badru 'alaina minsaniiyaatil wadaa' "Wajabasyukru 'alaina..wa 'alaa lillaahi daa'.. Aduh, maaf mempelai berdua ya. Kado "goyang dombret" dari saya segini dulu. Saya takut kena "Goyang Gosip" jika kebablasan... Pesan dari Calon Bang Haji (yang bukan mantan suami Angel Elga) ini, , ingak-ingak saja selalu sayangi istri sepenuh hati, whenever wherever (kayak Coca Cola ajah). Jangan pindah ke lain hati, apalagi ke lain bodi. Pamali eta mah..otok otok otok... Fokuskan pada kelebihan-kelebihan dan kekuatan tersembunyi yang dimiliki pasangan. Bersinergilah dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Kalau istrimu wanita karier, hargailah kontribusi "shodaqoh" dia ke keluarga, jangan tuntut jadi "superwoman" yang paripurna dalam "pelayanan prima" di kantor dan di rumah. Kalau dia 'ratu rumah tangga', hargailah profesinya, pengorbanannya yang ia persembahkan untuk kita. Didik dan pimpinlah istrimu, karena kamu "Qowwamuuna alan nisaa". Dia tercipta dengan tulang rusuk yang bengkok. Jadi, luruskanlah. Jangan kamu sendiri saja yang lurus...he he he he (hus!ngawur. jangan banyak tertawa ah, mengurangi Wibawa. Biar Pak Hari Utama saja yang ber Wibawa). Namun, jangan terlalu keras meluruskannya nanti bisa patah. (Bukan "patah hati"..emangnya Edi Silitonga-Rahmat Kartolo). Buat teman-teman yang ingin segera menyusul, semoga jalan jodoh dan rejeki kalian dilancarkan. Kalau sudah punya calon yang saling mencintai dan memenuhi kriteria: Cantik, Kaya, Nashab bagus, dan Sholihah. "Stop thinking, start doing!". Kalau sudah "ngebet" tapi calon istri belum memenuhi kriteria sepenuhnya, "bismillah" saja. Jangan takut miskin. Rejeki sudah ada yang ngatur. Malah nambah. Nggak masuk akal yah? That's life! Saya juga dapat anak, dapat "rejeki rumah dinas" di Pamekasan, pangkat melompat ke III/b, dapat DIV, bisa ke Australia, juga sesudah berkeluarga. Pak Harto juga gak bakal jadi Presiden kalau gak beristri Ibu Tien, tul gak tuh?. Kalau beliau beristri Ibu Nelly Adam Malik, jadi wapres doang dong...he he he..Mau cari yang sempurna? Hmm..boleh-boleh saja, tapi..apakah kita sendiri juga sempurna?...nah lho. Jangan sampai pilih-pilih tebu, ntar malah dapet yang boleng..nyaho' deh.. Buat yang sudah pengin, tapi belum punya calon, berdoa dan berusahalah. "Ud'unii fastajib lakum", mintalah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi permintaanmu. Kalau minta sama Allah, jangan tanggung-tanggung ya..Dia suka kok sama orang yang meminta kepada-Nya..Sumpe, loe? Swear, dech! Saya dulu, kalau malam Minggu suka nonton "Gebyar BCA Indosiar" dan pengin kalau punya istri cantik dan tinggi seperti Moudy Kusnaedy (bukan Moudy Hermawan) atau para model yang jalan-jalan di catwalk itu. "Ah andai aku dapat yang seperti itu, pakai pakaian apa saja cocok, gak malu-maluin kalau jadi Ketua Dharma Wanita KPPN Blitar...hmm. Emang sih, saya gak dapat Moudy karena dia berjodoh dengan Erick Majer bule Belanda. "Maqom" saya khan pegawai negeri, jadi ya dikasih yang tingginya 172cm, cantik (kata orang sich, kata saya, bener juga..tapi dia khan gak baca milist ini...), nurut, sabar, nrimo, dan bisa menjadi "pakaian", penutup ketelanjangan saya. Oh ya, saya dulu cuma punya dua opsi kalau cari istri karena sebagai pegawai DJA/DJPB yang pindah pindah: pertama, ibu rumah tangga, karena bisa diajak kemana saja; kedua; pegawai Depkeu juga biar bisa mudah mutasi. Tapi tidak mudah mengikuti acara "Katakan Cinta" dengan pegawai Depkeu. Dulu, pernah cari yang pegawai Depkeu, biar gaji double. Tapi menggabungkan gaji double, cantik, pinter, sholihah kok ya susah.. (Ada sih,,Mbak Puspa, misalnya). Tapi orang tipe seperti ini sudah 'laris manis' tanjung kimpul, biasanya dan sudah punya tambatan hati. Banyak juga sih sesama Depkeu yang pernah naksir..ceila (siapa hayo..lupakanlah masa lalu..ingat saja kebersamaan itu..). Tapi kok ya kurang "sreg" dan saya tidak bisa "diperkosa" jika tidak cinta...Dan saya sangat bersyukur, ternyata Allah lebih Mahatahu yang "terbaik" untuk menggenapi diri saya. Pintaku telah terjawab. Buat yang belum ingin dan tidak ingin menikah, ya tak perlu ke"susu", lebih baik kesikut. PD aja lagi. Jadi jomblo juga ada enaknya. Coba berdendang lagu "Bujangan" Bang Haji atau Koes Ploes. Asal jangan nyanyi ala Sabun Cusson ' la la.. lalalala..2x cukup. Menikah itu hukum awalnya mubah, boleh. Terus bertingkat-tingkat, sunnah, wajib, dan haram, sesuai kondisi (CMIIW). Menikah bukan ajang coba-coba. Menurut saya, menikah itu ibarat orang kencing. Kalau sudah kebelet ya harus segera ke toilet, kalau ditahan-tahan bisa sakit, bengkak, menyerang fungsi ginjal, atau minimal 'anyang-anyangen'. Kalau belum/tidak kepingin kencing ya jangan dikencing-kencingkan. Ya susah keluarnya. Sakit lagi. Jadi, jangan menikah semata-mata hanya untuk menunjukkan bahwa kita sudah laku, hebat, biar tidak ditanya-tanya orang, uji ke-macho-an, atau apalah. Sebaiknya, tujuan menikah adalah untuk ibadah. Jika sudah demikian, semuanya lebih mudah diatasi jika ada masalah. Tapi masa iya, mau tidak menikah terus...? Kalau sudah 30, 40-an cuma dipake kencing doang..bisa karatan duong...he he he..Lagian khan, 'culture' kita tidak biasa hidup sendiri di panti jompo sana. Mau berprinsip 'free sex' dan suka sama suka? Apalagi sekarang chatt di mirc, yahoo, msn, etc, dengan berbagai channel global, gombal, kadal, tersedia. Fasilitas friendster, facepic, faceparty dll tinggal pilih. Ada fasilitas webcamera, free talk, dsb. Banyak situs website yang "ruarr biasa". Hari gini, nggak perlu jadi mantan menteri agama deh (Munawir Sadzali alias Munafik Sekali maksudnya..). Media yang seharusnya disyukuri untuk ajang silaturahmi malah bisa disalahgunakan jadi tools "blind date", bercinta secara terlarang dengan orang yang tak dikenal. Ya terserah kalian saja-lah, khan tanggung jawab di dunia akhirat bukan saya yang menanggung. "Lanaa a'malunaa walakum a'malukum" (amal kepunyaanku adalah tanggung jawabku, amal kepunyaanmu adalah tanggung jawabmu). Saya berkotbah "Walaa taqrobuzzinaa" Janganlah engkau dekati zina, pun mungkin masih kalian becandain. "Lho Mas Kobir, yang nggak boleh khan mendekati zina. Jadi, kalau Zina boleh dong, bo'. Analoginya, jangan mendekati KA ntar bisa ketabrak, tapi kalau naik KA khan ndak pa pa, uenak tenan." Kamu emang cerdas, tapi silogisme kamu tidak logis, bukan begitu maksudnya... Cuma, kalau boleh saya saling mengingatkan, ingat dosa besar (buat yang gak percaya, gimana kalau nanti neraka benar-benar ada? yang gak percaya akan rugi, kalau saya percaya banget kok..), ingat HIV/AIDS and other STD's (Sexual Transmitted Diseases) lainnya seperti: Gonorhoe, Sphylis, Clamidya, ingat nama baik kamu, instansi kamu, dan keluarga besar kamu..masih mending kalau jadi MBA (Married By Accident)...bagaimana kalau tidak, nasib anak yang "tidak haram" itu di panti asuhan. Boleh jadi, kalau apes bisa "diarak massa", karena budaya kita masih seperti itu...Weleh.weleh..naudzubillah mindzalik. doh-doho sing adoh ojo nurun anak putuku, nuruno anak asu. Semua karena kamu tidak Kontrol ke"malu"anmu. Tutor P4 bilang, pengendalian diri adalah pangkal tolaknya... Mau buka terus mini market alias "swalayan"? Saya bisa mengerti, secara saya pernah jadi ABG (Atas Bawah Gondrong...hihi.). Apalagi umur 17-25 th lagi 'hot-hot'-nya. Boljug, karena kata dr. Boyke, dr. Wimpie Pangkahila, dan dr Naek L. Tobing, nggak masalah (bukan kata saya, loh..). Apalagi kalau lagi "berjihad" di medan perang (termasuk berjuang di DJPB terpisah dengan keluarga) bisa saja itu jadi "emergency exit" karena darurat. Eit, tapi, masak darurat kok terus-menerus? Yang bener aja loe, ye! Lagian, garing banget ah, kalau tidak ada aksi dan reaksi...gocap kali dua, capek deh...(Taufik:2007). Benar kata Zam-Zam, kalau sudah menikah, terkadang perlu dan rindu saat-saat bisa sendiri dan ber'cengkeram'an dengan teman-teman. Apalagi, buat yang beruntung "diuji " dengan anugerah fisik dan talenta "menarik hati". Waktu bujang menjadi "Don Juan' yang dikitari siapa saja, yang sekali lirik oke sajalah. Pintar-pintarnya kita saja membagi waktu dan berkompromi dengan pasangan. Namun, satu hal yang ingin saya tekankan, dibalik semua sisi positif dan negatif menikah dan membujang, ada satu sisi positif menikah yang tak terbantahkan bahwa rejeki/penghasilan kita lebih barokah, karena kita bisa berbagi dengan "anak mertua" dan anak-anak kita, amanah yang dipercayakan kepada kita. Barokah artinya biar sedikit, tapi bisa terus bertambah-tambah. Contoh rejeki yang barokah: Kalau kita punya uang, beli ayam, ayamnya bertelur banyak dan jadi anak ayam dan terus..begitu. Contoh rejeki yang tidak barokah: punya uang, beli ayam, ayamnya tertabrak mobil yang lewat atau mati karena penyakit. Bersyukurlah, atas kehadiran mereka di sisi kita. Nikmat itu baru benar-benar kita rasakan, jika telah lepas dan hilang dari diri kita. "Harta yang paling berharga adalah keluarga" kata keluarga Cemara. Buat para bulok (Bujangan Lokal) yang banyak bergentayangan di seluruh penjuru mata angin karena "berjihad" di DJPB, ingat juga pesan saya di atas. Ada lagunya kelompok Tarantula yang dinyanyiin Camelia Malik nih. "Jaga-jaga diri, jaga diri, jaga dirimu jaga." Saya tahu, para bulok kita ini memiliki "Iman" yang kuat..terbukti sudah nikah kok..Tapi saya juga paham benar, "amin" memang kadang tidak kooperatif. Jadi, ingat juga pesan di atas, dengan tambahan catatan. Kalau sudah nikah hukuman seharusnya, menurut buku Ibadah Syariah, "dirajam mati lho". Hiii atuuut... Segitu dulu ya Khotbah Minggu ini. Mohon maaf buat yang kurang berkenan terhadap content, style, atau dampak dari tulisan saya ini. Sungguh, saya menulis ini untuk DJPB juga dan semuanya, biar Pak Kanwil dan Pak Dirjen tidak direpotkan oleh pasukannya yang mungkin berceceran. Kalah berperang bukan saja karena harta dan tahta, tetapi juga karena wanita....Beliau, para Jenderal agar terus bisa berkonsentrasi untuk perubahan yang lebih baik. Biar saya, Lettu Moch. Abdul Kobir mengingatkan dari jauh untuk seluruh pasukan, termasuk untuk diri saya sendiri pastinya.... Sekali lagi, selamat buat Radityo Putu MAYOR dan istri. Thanks a lot. Salam dahsyat untuk perubahan. Wassalam, >From Perth with love, Lettu Moch. Abdul Kobir (selevel nggak dengan daftar gaji di pekas gabrah??) ___________________________________________________________________________________ How would you spend $50,000 to create a more sustainable environment in Australia? Go to Yahoo!7 Answers and share your idea. http://advision.webevents.yahoo.com/aunz/lifestyle/answers/y7ans-babp_reg.html [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Links --------------------------------- Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. [Non-text portions of this message have been removed]