Ramadhan Pohan wrote:

> Saya menyesalkan komentar Anda di atas. Anda mesti sensitif terhadap
> isu agama
> dan  sosial. Imajinasi, apa bedanya itu dengan salman Rushdie? Anda
> boleh
> menyamakan diri Anda dengan Muhammad SAW, tapi jangan SEKALI-KALI
> secara
> serampangan menggunakan istilah "manusia biasa seperti kita semua".

Menurut kaca mata saya, tulisan saya memang betul.Muhammad SAW adalah
seorang manusia biasa yang dipilih Tuhan untuk menyebarkan agama
Islam.Dia adalah manusia biasa yang menghirup udara di bumi ini.
Pekerjaan dia adalah berdagang yang juga merupakan pekerjaan normal
dalam ekonomi di bumi ini.

Setuju?

Itulah sifat khusus agama Islam yang tidak pernah mendewakan nabinya
sendiri.
Dan, tanpa merendahkan agama lain, Islam menjadi lebih manusiawi dalam
penerapan akhlaknya.
Sifat manusiawi tsb. betul2 memudahkan proses pengajaran nilai agama.

Setuju?

Apa tambah kecewa?

> Anda menyamakan diri Anda dengan Muhammad, yang Rasulullah. Masya
> Allah. Anda
> siapa?
>

Di dunia filosofis bumi ini, Anda masih juga mengambil kesimpulan
semudah itu?

Saya manusia biasa berumur 23 tahun yang bernapas udara jenis yang sama
seperti nabi muhammad dan Ramadhan Pohan.
Muhammad itu sama juga seperti Anda dan saya dalam beberapa hal. Dia
mempunyai rasa takut seperti Anda; ingat cerita waktu dia diminta untuk
"Iqra" oleh Malaikat di gua tsb.? Ingat waktu dia betul ketakutan pada
saat pertama kali melihat malaikat?

Hanya Tuhan yang tahu kelebihan Nabi Muhammad dari manusia lainnya dan
karena itu kita harus bersyukur bahwa Tuhan telah memilih manusia biasa
sebagai penerima utusannya.

Why?

Because it would be easier for us to relate the "akhlak" aspect of
Muhammad.
That is how Allah SWT is able to teach human the truth at that time. We
are supposed to emulate the goodness of Muhammad's heart and therefore
if we think of him as a normal human we could always be willing to
emulate his goodness. Do you see what I am getting at?

If you start to open your heart a little bit more and understand this
you will be very thankful.

I am not angry at your conviction. I am glad that you brought yourself
to this level; To challenge me to speak for myself and not for all
Muslims.
Love and Fear and Anger and Passion...that is what makes you and I so
human.

Do you now agree with me?

The reason why we could not create any images of Allah SWT nor Mouhammad
SAW was because the Islam religion is meant for all humans and creatures
in the Universe. It is a rule that is intended to prevent anybody from
making either one of them look more like Asians, or more like Europeans.
By preventing the imagery of such entities by a certain group, the
Universal goal of Islam will hopefully be achieved.

Again, if one made a mistake by creating an image of either one of the
entities, that would probably due to the image creator's unawareness
about the Universal goal of Islam.

Let us be NOT so narrow minded when learning about this fantastic
religion.
It all depends on the willingness to "see our with our hearts" (and not
just merely with the eyes).

> Marilah kita jaga kerukunan antar ummat beragama. Tidak perlu lewat
> upaya
> keras yang tengah diakrabi bung Pattiwael, bung Leo, bung Mohamad
> Rosadi dll.
> Yang perlu Anda lakukan, cukup tidak bersikap "menyepelekan".
>

Kerukunan bukan hanya diciptakan dengan kata2, namun juga dengan
perasaan di hati.

> dari saya,
> ramadhan pohan

dari saya,

INDI

Kirim email ke