Bung Mohammad Rosadi Yth:
     Saya kira pernyataan Anda: ".......keserakahan dan keangkuhan
para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat"
perlu dipikirkan keabsahannya.  Apakah benar krisis ekonomi Indonesia
ini disebabkan hanya oleh konglomerat keturunan cina.  Ingat kalau
konglomerat turunan Cina bisa kolusi tentu dengan pejabat pemerintah.
Yang salah dua-duanya.  Jangan gunakan kasihan atas kelemahan
diri-sendiri sebagai alasan tidak bisa menolak tawaran suap.  Lalu
bagaimana dengan BUMN yang ternyata jadi sapi perahan putra-putri
Soeharto dan para menteri.  Juga jangan lupa bahwa kurs rupiah yang
melemah gila-gilaan pertengahan tahun lalu mungkin disebabkan
penarikan modal asing walaupun juga mungkin pelarian modal dari
keturunan cina yang takut keluarganya diperkosa.  Lalu korupsi yang
sudah mengurat dan mengakar di Indonesia.  Anda akan terheran-heran
bila mendengar cerita tentang gaya hidup pejabat/keluarga pejabat yang
mondar-mandir keluar negeri untuk belanja.  Uang dari mana?  Para
menteri/pejabat tinggi yang menyekolahakan anak-anaknya di AS serta
beli rumah di AS.  Lagi-lagi tentang korupsi, ingat TKI dari Timur
Tengah yang mengirim uang ke keluarganya di Jatim lewat Bank BUMN
hanya diberi nilai 4000 rp/dollar walaupun kurs sudah 8000 rp/dollar?
Mau tahu korupsi yang lebih menyedihkan?  Pembantu rumah tangga saja
mengambil untung bila disuruh belanja.  Lalu bangaimana dengan
preman-preman yang memajaki pedagang kaki lima?  Belum lagi
preman-preman yang menetapkan harga atau memaksa nelayan menjual
ikannya pada pembeli tertentu. Lalu segala macam penjarahan, perusakan
dan segala macam anarki belakangan ini, sehingga pabrik takut
berproduksi.  Lalu kalau bilang nepotism, ini tidak relevan untuk
keturunan cina sebab mereka tidak banyak duduk di pemerintahan.
     Anda katakan bahwa beberapa etnis tionghoa dulu menindas golongan
pribumi.  Anda bisa memberikan contohnya?  Kalau kasusnya adalah
antara majikan yang tidak adil terhadap pembantu, saya percaya ini
sering terjadi.  Tetapi etnis tionghoa menindas pribumi, sulit
terjadi.  Ingat kerusuhan Solo th 1980 yang kemudian menjalar ke
kota-kota sekitarnya termasuk kota-kota di Jawa Timur?  Ini mulanya
hanya perkelahian antara anak-muda keturunan Cina melawan Jawa.  Jadi
berbicara tentang tindas-menindas, dalam kenyataan sehari-hari, orang
keturunan cina itu sangat hati-hati dalam bergaul, sangat mengalah
karena tak berdaya.  Bahkan banyak hak asasinya yang dicabut.  Mau
contoh?  Tidak diijinkannya barang cetakan beraksara cina, peringatan
imlek di larang, segala atribut-atribut berbau cina dilarang, ngomong
bahasa cina di tempat umum bisa-bisa di bunuh masa, sering di pojokan
sebagai tidak sopan, tidak tahu adat dsb.  Padahal, orang keturunan
cina di Jawa misalnya di rumah berbahasa jawa ngoko, makannya soto dan
nasi pecel walaupun juga capcai, siomay, bakso.  Ibu-ibunya banyak
yang pakai sarung.  (Cinophobia di Indonesia kelewat batas, sampai
untuk urusan dengan Cina kita barus belajar dari bule, bukan dari
orang keturunan cinanya sendiri). Bandingkan dengan cina-cina Malaysia
yang masih fasih berbahasa CIna, punya partai Cina, punya sekolah
cina, dsb.  Bandingkan orang Batak yang tinggal di Jawa misalnya,
apakah mau menjadi njawani?  Atau orang Jawa yang transmigrasi di
Sumatra misalnya, apakah mau nyumatrani?  Bukankah kita begitu bangga
bercerita bahwa orang Jawa di Surinam masih bisa bahasa Jawa. Nah
kalau konsisten, harusnya kita juga bangga dan malah mendorong orang
keturunan cina yang masih memelihara kultur cina.  Ataukan masalahnya
adalah jawa-centrisme.  Keturunan cina tidak baik karena tidak mau
jadi jawa?  Saya kira kita perlu menerapkan satu standar yang sama
bagi semua orang dalam berkehidupan bernegara.
     Saya setuju dengan pendapat Gus Dur bahwa kita sebagai bangsa ini
masih anak-anak.  Masalahnya adalah bisakah kita tumbuh menjadi dewasa
dan tidak mandek pertumbuhan kita.  Mampukah kita selalu keluar dari
suatu permasalahan untuk mengatasi persoalan lain yang lebih tinggi
tingkatnya.  Mampukan kita membuat hukum kita berfungsi mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara.  Mungkin banyak hukum yang di buat
Belanda perlu dirombak....apa saja kerjaan ahli hukum atau DPR yang
berwenang membuat hukum selama ini?  Dan saya rasa, kelemahan hukum
dan penegakannya inilah sumber dari segala KKN dan anarki yang membawa
Indonesia ke tingkat peradaban yang serendah/setinggi sekarang ini.
     Omong-omong tentang Adi Sasono rasis, saya kira definisi rasis
yang baik adalah yang hanya memakai ras, etnis, warna kulit, agama,
kepercayaan sebagai satu-satunya dasar pertimbangan dalam menilai,
memutuskan atau menentukan sesuatu yang tak ada kaitannya dengan ras,
agama kepercayaan tsb.  Jadi bila Adi Sasono dalam mengembangkan
ekonomi kerakyatan hanya memberi kredit pada pengusaha kecil dan
menengah keturunan pribumi, dan tidak memberi kredit pada pengusaha
kecil-menengah pribumi keturunan cina, maka beliau adalah rasis.
Dalam hal ini, isu antara pengusaha kecil vs konlomerat perlu dipahami
sebagai antara pengusaha kecil dan konglomerat yang bisa dihitung
asetnya, tanpa perlu memasukkan unsur apakah yang satu itu pribumi dan
yang lain itu keturunan.
     Mudah-mudahan hal ini sedikit memberi suatu alternatif cara
memandang bagi saudara Rosadi.

Wassalam,
Panut Wirata






---Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Allooo Ian..., gue mo nanggap balik ni. Kayaknya lo belum terima email
> diskusi gue ke bung patiwael seluruhnya. kalo udah, mestinya lo nggak
> salah tanggep(mispersepsi)seperti ini.
>
> OK..ini tanggapan gue,disimak baik-baik ya.......:)
>
>
>  Mohammad Rosadi wrote:
>
> >> Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan
> >> lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai
> rasis,saya
> >> kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya
> yang
> >> cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan
ungkapan
> >> kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan
> keangkuhan
> >> para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
> >> memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat.
>
> Ian wrote :
>
> >Adi Sasono telah mendefinisikan orang berdasarkan etnisnya
> >(race/genetics), maka ia adalah RACIST.
> >Sebagai sekjen ICMI, hal ini sangatlah ridiculuous.
> >Bukankah Allah SWT (itu kalau Adi Sasono percaya adanya Tuhan)
> menciptakan
> >orang berbeda2 berdasarkan geneticsnya ?
> >Kalau misalkan seseorang itu adalah penjahat, kenapa yang dilihat
> adalah
> >kulitnya ? kenapa bukan kejahatannya ?
>
> Aduh Ian..., sabar dong, jangan keburu nafsu. maksud gue,kita harus
> BERHATI-HATI menuduh orang rasis. Dalam masalah Pak Adi Sasono,saya
rasa
> kita mesti liat dulu kelanjutannya. Kalo nanti ternyata dalam
> tindakannya memberdayakan ekonomi rakyat beliau MEMANG
> mendiskriminasikan atau menindas etnis tionghoa (seperti halnya yang
> dilakukan BEBERAPA orang etnis tionghoa dulu kepada golongan pibumi),
> barulah kita bisa sebut rasis. kita tunggu aja deh....
>
> Mohamad Rosadi wrote :
>
> >Terus terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan
> tindak-tanduk
> >> beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang
mungkin
> >> juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh....).
>
> Ian Wrote:
>
> >Anda sangatlah racist tanpa anda sadari.
> >(anda telah melihat keetnisan/kesukuan/genetics/race sebagai salah
satu
> >faktor. Kalau anda tidak racist, anda akan bilang :
> >'saya muak dengan penjahat2, saya muak dengan orang2 yang
menghalalkan
> >segala cara dalam berbisnis, saya muak dengan para koruptor, dll'
tanpa
> >harus menambahi dengan embel2 : cina, jawa, black, etc..
> >Anda telah melanggar kehendak Tuhan anda sendiri
> >(banyak juga lho orang2 yang mengaku beragama fanatik padahal mereka
> >sendiri itu adalah pelanggar nilai2 agama mereka sendiri yang palibng
> >utama)
>
> Ya nggak gitu dong ian. lo musti INGAT dan TAU dong kalo tulisan gue
> diatas itu merupakan TANGGAPAN atas tulisan bung patiwael yang
menyoroti
> Pak Adi Sasono yang dianggap menyebarkan rasa permusuhan rasial kepada
> ETNIS TIONGHOA....ingat Ian...ETNIS TIONGHOA yang dibicarakan oleh
bung
> patiwael..lebih SPESIFIK dari hanya sekedar penjahat. Karena bung
> Patiwael menyoroti masalah Pak Adi Sasono dan ETNIS TIONGHOA, ya gue
> juga menanggapinya SEBATAS itu dong. Lagian gue kan cuma muak melihat
> kelakuan BEBERAPA orang etnis tionghoa...BUKAN semuanya. Dan sorry ya
> Ian.., gue nggak pernah bilang kalo gue FANATIK...,itu kan cuma
persepsi
> lo sendiri. Gue cuma mau bersikap JUJUR saja, bahwa selama  ini memang
> ADA perasaan MUAK pada sebagian besar masyarakat Indonesia,termasuk
> gue(gimana rekan-rekan lain..,mo ngakuin nggak..???) melihat kelakuan
> BEBERAPA etnis tionghoa, ITU SAJA!!!
> Gue nggak mau SOK menjadi pembela dan pahlawan hak asasi manusia
> KESIANGAN (Yang baru bersuara lantang..ketika banyak orang
> membicarakannya). Gue lebih suka menempatkan suatu persoalan pada
> proporsi yang sebenarnya. Bagi gue, siapa saja yang TERBUKTI salah
HARUS
> dikatakan salah, Walaupun SELURUH DUNIA menganggapnya benar. INSYA
> ALLAH, guepun akan MEMBELA etnis tionghoa(CINA) di Indonesia jika
mereka
> diperlakukan semena-mena, karena menurut ajaran agama
gue(ISLAM),SANGAT
> DIWAJIBKAN membela hak-hak kaum yang tertindas dan HARAM hukumnya
> menyakiti orang yang lemah. Di dalam ajaran Islam, KEMULIAAN manusia
> terletak pada tingkat KETAKWAANNYA, BUKAN pada jenis kulit,suku
> bangsa,kecantikkan,status sosial,kecerdasan,dsb.
>
>
> Mohamad Rosadi Wrote:
>
> >Jujur saja  kadang dulu  saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata
> seperti "CINA BRENGSEK" atau "DASAR CINA", karena kelakuan oknum-oknum
> Tionghoa yang  angkuh dan selalu menghalalkan berbagai cara dalam
> berbisnis.
>
> Ian Wrote:
>
> >ini bukti lagi bahwa anda memang racist.
> >We do not need people like you in Indonesia. Indonesia sudah fucked
up
> >already, tidak perlu ditambah dengan para racist yang hanya akan
> >menghancurkan negeri ini.
>
> Ckkk..ckkk..Ian..Ian...,nggak bisakah lo sabar dikit, melihat suatu
> masalah dengan pikiran jernih..??? sabar dulu dong mas.Dalam tulisan
> diatas gue cuma mo bilang, bahwa kata-kata umpatan kepada etnis
tionghoa
> diatas sudah MENDARAH DAGING dalam bahasa pergaulan di Indonesia
> sehari-hari(lo boleh tanya sama semua orang di Indonesia,khususnya
> Jakarta...,gue rasa sebagian besar dari mereka pernah mengatakan
> kata-kata yang mirip itu, bahkan lebih parah mungkin). Sering kali
orang
> di Indonesia mengucapkan kata-kata itu TANPA BERMAKSUD menyebarkan
rasa
> permusuhan kepada Etnis Tionghoa, hanya sekedar pengungkapan rasa
> jengkel saja. Kalo lo benar-benar menyimak diskusi gue dengan bung
> patiwael,lo pasti baca tulisan gue yang menagatakan bahwa kata-kata
> umpatan kepada etnis tionghoa seperti diatas itu sebenarnya nggak
pantas
> diucapkan, tapi untuk menghapuskannya dari "bahasa" pergaulan
> sehari-hari di tanah air perlu waktu yang cukup lama.(makanya disimak
> dong diskusinya, jangan langsung emosi dulu...., BE COOL MAN !!!!!).
> Tentang rasis..,kita liat saja nanti siapa SEBENARNYA yang rasis.....
>
>
> Mohamad Rosadi Wrote:
>
> >Namun apa lantas saya juga bisa disebut sebagai seorang RASIS karena
> mengucapkan kata tersebut..???? belum tentu dong,karena dalam
> kenyataannya saya juga  punya banyak temen dari kalangan etnis
tionghoa,
> baik di lingkungan tempat tinggal,kampus, dan lingkungan tempat
bekerja
> di  Jakarta.
>
> Ian Wrote:
>
> >FYI,
> >Di amerika banyak racists yang bilang 'Im not a racist because I have
> some black friends'
> >Anda mempunyai teman dari race lain karena keadaan situasi saja,
karena
> >sudah terbukti dari ucapan2 anda bahwa anda mempunyai preferance on
the
> >basis of genetics, which is, may I say, VERY DISGUSTING!
> >enggak beda ama Nazi, enggak beda ama orang Arab jaman Jahiliyah yang
> >membunuhi anak2 perempuan.
>
> Itu mah terserah lo...mo bilang gue apa kek..itu hak lo! Cuma gue mo
> kasih tau satu hal sama lo..., jadi orang jangan cepat emosi....karena
> akan berakibat fatal bagi diri lo(kesehatan lo) dan orang
lain(fitnah).
> Bagi gue.., cukuplah ALLAH menjadi saksi atas diri gue..., apa gue
rasis
> apa nggak...apa gue menyalahgunakan Islam apa nggak...., ALLAH lah
saksi
> gue..., dan hal itu akan gue pertanggungjawabkan dan buktikan di
akherat
> kelak.
>
> Mohamad Rosadi:
>
> >Kata-kata umpatan saya kepada Oknum-oknum tionghoa itu BUKAN
> >> berarti saya benci kepada Etnis Tionghoa, tapi karena kebencian
saya
> >> pada tindak-tanduk mereka.Lah wong temen saya yang etnis tionghoa
> saja
> >> kalau benci sama orang-orang seetnisnya sendiri juga bilang "CINA
> >> LO"..., lucu khan..?
> >
> >Tidak lucu sama sekali.
> >Kebencian ama tindak tanduk tapi kok bawa2 warna kulit ?
> >logika dari mana ini ?
> >hanya karena warna kulit lebih mudah dilihat ?
>
> >Salam
> > Ian
>
> Ian..Ian..., bingung gue sama lo, emosional banget seh..,padahal gue
> udah berusaha keras menyampaikan sikap jujur gue dengan bahasa yang
gue
> anggap cukup SOPAN. Gini ya Ian..., maksud gue LUCU itu, karena
ternyata
> kata-kata umpatan kepada Etnis tionghoa..JUSTRU juga diucapkan oleh
> orang Etnis Tionghoa sendiri. Ini kan salah satu bukti bahwa kata-kata
> umpatan tersebut sudah MENDARAH DAGING dan menjadi BIASA dalam bahasa
> pergaulan (TIDAK HANYA DIUCAPKAN oleh orang pribumi saja).Makanya gue
> bilang, penyebutan rasis kepada seseorang itu tidak bisa hanya
> berdasarkan kata-kata yang dia ucapkan, tapi harus kita liat dulu
> TINDAKAN yang dilakukannya. Masakkan lo akan mengatakan teman gue yang
> etnis tionghoa itu sebagai rasis, karena mengucapkan kata-kata "CINA
LO"
> kepada temannya sesama etnis tionghoa..???
>
>
> Salam
>
> Mohamad Rosadi...,yang katanya seorang RASIS...:)
> Virginia
>
> PS. Nanti akan gue kirimin lo hasil diskusi gue dengan bung
> patiwael(kalo lo memang belum terima)..agar lo bisa sedikit
> tenang...sehingga bisa melihat suatu persoalan dengan jernih.
>
>
>
> ______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

_________________________________________________________
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

Kirim email ke