Bung Sitorus,

Isi cerita ini memang benarloh, semua manusia itu
mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Saya jadi teringat kejadian dimana salah satu dosen
saya  nyuruh saya untuk menulis kelemahan (my
weaknesses) saya dalam satu halaman, dan dihalaman
sebelahnya saya disuruh tulis kekuatan/kelebihan saya
(my strengths).

Setelah kurang-lebih 5 menit halaman yang untuk my
weaknesses terisi penuh, tapi tak satupun my strength
yang bisa saya tulis di halaman yang satu.

Terus dosen saya ini baca dengan teliti di halaman my
weaknesses itu, lalu persis waktu beliau lihat halaman
yang kosong itu, dia cuman senyum sambil berkata
"excellent".

Gue sih malah sempat bingung, wong gue nggak nulis
apa2 kok malah dibilangin "excellent".  Akhirnya gue
nekat aja tanya maksud beliau.

Beliau hanya senyum and he told me "you know what,
realizing our weaknesses is our greatest strength"

Yah, jadi ceritanya kayak gitulah:-)

salam

Ali Simplido



--- Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bagus juga. Dapet dari seorang kawan.
> Kalau teman - teman milis tidak tertarik...nggak
> apa-apa di buang ke
> recycle bin.
> :-)
>
============================================================================
> KITA SEMUA ADALAH TEMPAYAN RETAK
>
> Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan
> besar; masing-masing bergantung pada kedua ujung
> sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada
> bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan
> tempayan yang satunya lagi
> tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu
> dapat membawa air penuh
> setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah
> majikannya, tempayan retak
> itu hanya dapat membawa air setengah penuh.
>
> Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si
> tukang air hanya dapat membawa satu setengah
> tempayan air ke rumah majikannya.
> Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa
> bangga akan prestasinya,
> karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
> Namun si tempayan retak
> yang malang itu merasa malu sekali akan
> ketidaksempurnaannya dan merasa
> sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari
> porsi yang seharusnya
> dapat diberikannya.
>
> Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
> tempayan retak itu
> berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu
> pada diri saya sendiri,
> dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
> "Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa
> malu?"
> "Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa
> setengah porsi air dari
> yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya
> retakan pada sisi saya telah
> membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan
> menuju rumah majikan kita.
> Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi," kata
> tempayan itu.
>
> Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
> dan dalam belas
> kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah
> majikan besok, aku ingin
> kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang
> jalan."
> Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan
> retak memperhatikan dan baru
> menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang
> sisi jalan, dan itu
> membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir
> perjalanan, ia kembali sedih
> karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan
> kembali tempayan retak
> itu meminta maaf pada si tukang air atas
> kegagalannya.
>
> Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah
> kamu memperhatikan adanya
> bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak
> ada bunga di sepanjang
> jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak
> itu? Itu karena aku selalu
> menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya.
> Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang
> jalan di sisimu, dan setiap
> hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu
> mengairi benih-benih itu.
> Selama dua tahun ini aku telah dapat
> memetikbunga-bunga indah itu untuk
> menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana
> kamu ada, majikan kita
> tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."
>
> Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita
> sendiri. Kita semua
> adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan
> akan menggunakan
> kekurangan kita untuk menghias meja-Nya. Di mata
> Tuhan yang bijaksana,
> tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan
> kekuranganmu. Kenalilah
> kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana
> keindahan Tuhan. Ketahuilah,
> di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan
> kita.
>
> --- Pengarang tidak diketahui -
>
===========================================================================
> SALAM
>

_________________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

Kirim email ke