Bung, angka yang muncul di koran saat awal-awal krismon adalah $200 billion.
Tapi saya lupa siapa yang menyebutkan hal tersebut. Jadi berita $100 billion
dari Business Week itu sudah lumayan konservatif-lah. Justru saya agak kasihan
dengan Christianto Wibisono ini. Sebagai empunya PDBI (sekarang ndak tahu
masih atau tidak), CW mempunyai akses ke info-info sensitif. Musuh CW bukan
saja Suharto, Inc. tetapi bahkan para konglomerat tsb. Mungkin dengan alasan
inilah CW sampai sekarang tidak berani pulang ke Indonesia.

Sebagai gambaran mungkin posting saya 'Pergulatan raksasa-raksasa' per
Mei 17 dapat saya post lagi, daripada nulis lagi...capek. Point-point tentang
CW dapat dilihat di bagian akhir posting.

'---------->> awal posting 'pergulatan raksasa-raksasa' -------------
Peristiwa Mei masih jauh dari penyelesaian. Pengungkapannya
tentu saja ditunggu-tunggu semua pihak. Berbagai teori muncul
dari keterlibatan ABRI, sekelompok elit ABRI, sekelompok orang
suruhan Suharto, dan beberapa kembangan-kembangan kecil
dari 3 pihak yang menjadi tertuduh tersebut. Kira-kira 2 minggu yg
lalu saya menerima email dari milis gelap (saya tidak pernah
mendaftar dan tidak tahu bagaimana harus sign off), dimunculkan
teori baru.

Teori baru dimaksud adalah keterlibatan pengusaha kelas kakap
yang mencari jalan untuk melarikan modalnya ke luar negeri.
Berbagai peristiwa penjarahan (dan perkosaan) ditimbulkan sebagai
tameng sehingga kesan bahwa keselamatan jiwa yang terancam dapat
melancarkan pelarian uangnya, tanpa merasa risi terhadap pemerintahan
ORBA yang membesarkannya.

Si pengirim posting menolak keterlibatkan Probowo dengan menyatakan
bahwa dia berada di bawah komando Kodam Jaya. Tidak mungkin situasi
yang belum masak tsb dapat diambil alih oleh Kostrad ataupun Koppasus.
Safri Syarifuddin masih memegang komando di wilayah Jakarta. Mengapa
pula dikatakan situasi belum cukup masak? Si empunya cerita menjelaskan
bahwa demo mahasiswa masih berskala cukup kecil, dan militer dianggap
masih mampu menanggulanginya.

Teori yang selama ini muncul menjelaskan bahwa kerusuhan-kerusuhan
ras seperti pembakaran dan perkosaan diciptakan oleh provokator yang
dikerahkan untuk menciptakan keadaan chaos, sehingga militer mempunyai
alasan untuk mendeklarasikan keadaan darurat. Teori mereka entah
mengapa justru beranggapan yg sebaliknya. Kerusuhan-kerusuhan ini
dibilang tidak mungkin didalangi Suharto atau Prabowo karena mereka
sadar bahwa situasi yang memburuk seperti itu tidak akan pernah me-
nguntungkan mereka. Dengan asumsi tidak ada pembokongan oleh para
pengusaha kelas kakap yg makin memperburuk kondisi perekonomian,
mereka dianggap masih mampu memegang kendali kekuasaan.

Situasi berkembang memburuk justru setelah demo demi demo oleh
mahasiswa  diperkuat oleh kerusuhan ras yang tidak jelas siapa dalangnya.
Sayang email dengan alur cerita yg 'meyakinkan' tersebut sudah terhapus.

Dari email yang sudah tentu tambah bikin bingung itu, timbul beberapa
pertanyaan di kepala saya:
- Siapa yg mendalanginya? Prabowo lewat wawancara tertulis di DeTik
  bilang justru dia berusaha membantu Safri Syarifudin menenangkan
  situasi ibukota. Dia sempat melihat seorang berbaju klimis memberi
  komando penjarahan di wilayah Sabang.
- Mengapa Pak Christianto masih belum mau pulang juga? Bila masih
  merasa terancam, lalu terancam oleh siapa? Apakah terancam oleh
  Suharto? Mengapa? Data PDBI apakah mampu membuat Suharto
  ketakutan sehingga sanggup mengancam orang semacam Christianto?
  Sebagai seorang politikus, Christianto belum pernah berkiprah, apalagi
  bila dibandingkan dengan KKG. Sedangkan KKG yang jelas-jelas
  pro MS sejak masih di bawah payung PDI saja tidak perlu merasa takut
  untuk tetap ada di Jakarta.
- Apakah Christianto justru takut dengan para pengusaha kelas kakap?
  Mengapa pula? Apakah karena CW mengetahui dapur mereka terlalu
  banyak?
- Mengapa pula rumah-rumah para pengusaha kelas kakap selalu
  selamat? Apakah karena memang sudah dikecualikan oleh pelaku
  kerusuhan (Tentu di sini dengan asumsi bahwa kerusuhan didalangi
  Suharto). Ataukah justru karena mereka yang paling tahu tentang
  kerusuhan tersebut?
- Pertanyaan yg makin mengusik saya, bila skenario itu saya anggap benar,
  lalu apakah kerusuhan Mei hanya mempunyai single purpose kah?
  Ataukah ini juga bagian dari usaha mendongkel Suharto?

Ya ini dapat dipake sebagai latihan untuk berolah pikir tentang big picture.
'------------ akhir posting 'pergulatan raksasa-raksasa' -------------

'-------------------------------------
"A. Syamil" wrote:

> Salam Permias,
>
> Majalah Business Week tanggal 7 Juni 1999 yang sudah terbit hari ini memuat
> berita menarik tentang Indonesia. Salah satu isi berita adalah banyaknya
> pengusaha Indonesia yang memarkir uangnya di luar negeri. Jumlahnya sekitar
> $100 billion. Suatu jumlah yang luar biasa besarnya.
>
> Di awal krismon .. seingat saya Drs. Christianto Wibisono dari Pusat Data
> Bisnis Indonesia pernah mengungkapkan perkiraan jumlah uang pengusaha
> Indonesia yang diparkir di Singapura dan kota lainnya di luar negeri. Saya
> enggak ingat jumlah persisnya. Yang jelas dia bilang uang itu lebih dari
> cukup untuk membayar cicilan hutang perusahaan mereka .. kalau mereka mau.
>
> Sayangnya, banyak pengusaha Indonesia yang senang dengan aji mumpung:
>
> - Ketika perusahaan untung .. banyak keuntungan yang masuk ke kantong
> pribadi.
> - Ketika perusahaan buntung ... hal yang sebaliknya tidak terjadi.
>
> Jabat erat,
>
> Ahmad Syamil
> Toledo, OH

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
    defend to death your right to say it. - Voltaire

               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke