Saut A H S:
...
>Pola ini memang masih terlihat di negara kita. Istilah di atas sebenarnya
>sama dengan KKN. So bagaimana kelanjutannya negara ini, tergantung pada
>sika kita pada era reformasi ini.
Yw: Soal Better Red Than Expert ini sebenernya bukan
soal KKN atau tidak. Bisa aja KKN, tapi bisa juga tidak.
Secara (manajemen) umum, ini merupakan dilema juragan
yg nggak pernah selesai-selesai...
Ilustrasi: Katakanlah, anda juragan pisang goreng yg paling
yahud se-Indonesia, terus butuh pegawai... Pegawai gimanakah
yg anda cari: apakah yg jago bin kapabel dalam goreng menggoreng
pisang dan menjualnya, atau yg loyal?
By definition, yg super loyal itu pasti nggak begitu jago
(otherwise, kalo emang beneran jago, dia nggak punya cukup
alasan utk super loyal). Demikian juga, by definition yg
super jago itu pasti nggak begitu loyal (otherwise, kalo
emang beneran sangat loyal, dia itu nggak super jago).
Many people end up having 'the bunch' (pegawai yg loyalnya
nggak seberapa, jagonya juga nggak seberapa).
Nah, akan halnya Mao (dan suharto? ;-), objektif dia adalah
melanggengkan kekuasaan, jadi dia condongnya ke yg super
loyal... The hell with capability and performance. ;-)
However, kelanggengan itu nyatanya tidak ada. Repot.
Di pihak lain, orang yg condongnya ke yg super jago,
many of them end up dipecundangi oleh anak buahnya itu.
That's life.
;-)