Menurut Habibie, dia tidak tahu ada Bank bernama
Bank Bali. Bahkan tadinya dia menyangka Bank Bali
adanya di-Bali.

Salam,
bRidWaN


At 05:56 PM 10/12/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>Bila sampul majalah Tempo yang bergambar
>Habibie berpakaian ala Napoleon tersebut adalah
>benar bertanggal 17 Mei 1999 (rekan2 di tanah air
>bisa mencari konfirmasi), maka kasus ini jelas skandal
>besar, HABIBIE BERBOHONG SOAL BANK BALI.
>Mudah2an ada wartawan yang akan mengangkat kembali
>kebohongan yang dilakukan oleh Habibie atas
>kasus Bank Bali. Kalau dia tahu sejak bulan Mei,
>kenapa dia tidak langsung mengungkapkan hal ini,
>apa kaitan dia dengan kasus Bank Bali, dan masih banyak
>pertanyaan2 yg perlu mendapat kejelasan.
>Masyarakat dan investor baik dalam dan luar negeri
>sudah muak dengan segala kebohongan2 yg menutupi
>borok KKN di tubuh pejabat. Sudah saatnya kita sebagai
>rakyat pemilik negeri ini menyelamatkan aset negara
>dari kehancuran di tangan seorang yang dapat membahayakan
>200 juta lebih jiwa. Dasar dari semangat konstitusi negara
>adalah semangat rakyat. Jangan memakai dalih konstitusi
>negara untuk kepentingan penyelamatan pribadi/kelompok.
>Kita melakukan pemilu bulan Juni lalu adalah untuk membentuk
>pemerintahan baru dan bukan untuk melanggengkan permintahan
>orba. Bila sampai Habibie terpilih maka itulah tanda nyata
>MPR yang ada sekarang berkhianat terhadap rakyat, MPR
>sekarang bukan wakil rakyat karena memang masih ada
>anggotanya yang dipilih bukan berdasarkan hasil pemilu
>yang lalu tapi dengan pengangkatan.
>
>Silahkan simak ulasan tajam salah seorang netter yg
>emailnya tidak saya muat secara lengkap.
>Alamat artikel di Jawapos yang memuat ucapan Habibie
>seperti dikutip dalam ulasan ini dapat dilihat di:
>http://202.149.241.231/jplalu/okt99/2okt/de2j11.htm
>
>Inikah calon presiden kita pada periode mendatang yang
>penuh dengan kebusukan, kebohongan, dan KKN?
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>
>Subj:    [perspektif] Habibie Berbohong Soal Bank Bali?
>Date:   10/11/99 12:08:50 PM Eastern Daylight Time
>From:   [EMAIL PROTECTED] (DHT)
>Reply-to:   [EMAIL PROTECTED]
>To: [EMAIL PROTECTED]
>
>Kadang-kadang ketika seseorang berupaya untuk membersihkan dirinya dari
>suatu skandal, atau perbuatan lain yang tidak terpuji, tanpa sadar dia
>malah membuat orang semakin curiga bahwa dia memang terlibat di dalamnya.
>Demikian halnya yang saya tangkap ketika membaca berita pernyataan Presiden
>Habibie sewaktu mengundang pimpinan-pimpinan media massa makan siang di
>Istana Merdeka, Minggu, 1 Oktober lalu.
>
>Dalam kesempatan itu Habibie mengatakan dia sama sekali tidak terlibat
>dalam skandal Bank Bali. Bahkan mengetahui kalau ada bank yang bernama Bank
>Bali pun dia baru saja ketahui dalam sebuah sidang kabinet yang membahas
>bank-bank yang perlu direkapitalisasi. Tak lama kemudian skandal Bank Bali
>muncul. Dan Habibie mengakui bahwa dia baru mengetahui ada skandal tersebut
>dari majalah TEMPO yang sampulnya bergambar Habibie dengan pakaian
>Napoleon. "Saya langsung buang majalah itu. Itu tidak betul. Ya, saya
>buang. Sorry, ya?" Ujar Habibie sambil memandang Bambang Harimurti,
>pimpinan TEMPO, sebagaimana dikutip Jawa Pos.
>
>Saya merasa dalam pernyataan Habibie itu sarat dengan kebohongan. Pertama,
>apakah mungkin selama hidup di Indonesia ini, dia sama sekali tidak
>mengetahui keberadaan Bank Bali, yang merupakan salah satu bank terbesar
>dan mempunyai cabang di mana-mana di Indonesia? Ini bisa terjadi jika
>selama hidupnya di Indonesia, Habibie memang tidak pernah membaca
>koran/majalah, dan selama hidupnya ketika melewati jalan-jalan raya, pusat
>perkantoran/bisnis, Habibie tidak pernah menoleh keluar mobilnya, sehingga
>tidak pernah sekalipun melihat ada bank yang bernama Bank Bali itu. Saya
>tidak percaya kalau Habibie tidak tahu kalau ada bank yang bernama Bank Bali.
>
>Kedua, majalah TEMPO yang Habibie sebutkan itu adalah majalah yang beredar
>tanggal 17 Mei 1999. Majalah TEMPO bersampul Habibie berpakaian Napoleon
>itu, sama sekali tidak menyinggung skandal Bank Bali. Karena pada waktu itu
>memang skandal Bank Bali sama sekali belum diketahui publik. Skandal Bank
>Bali baru terkuak, setelah di awal Agustus lalu, pakar hukum perbankan,
>Pradjoto, mengungkapkannya dalam sebuah seminar. Yang kemudian diikuti
>dengan "catatan harian Rudy Ramli" yang menghebohkan itu. Sedangkan skandal
>itu sendiri mulai terjadi sejak Januari s.d. Juni 1999. Barangkali Habibie
>lupa bahwa meskipun skandal tersebut sudah sejak Januari mulai terjadi,
>tetapi pers dan publik baru mengetahuinya pada awal Agustus. Jadi, tanpa
>sadar dia memberitahu kepada kita bahwa setidaknya sejak Mei (pada waktu
>TEMPO edisi 17 Mei itu beredar), dia sudah tahu kalau ada skandal besar itu.
>--------akhir ulasan-----
>
>

Kirim email ke