Mas Moko,
  Terima kasih banyak atas informasinya yang sangat berguna bagi kita semua.
Dan benar kalau end result and decision itu kembali kepada individual. 
  Argumen saya kepada mba' Ida, adalah tidak ada relevansi antara anti rokok
dengan orang yang melamar atau mencari orang untuk bekerja di pabrik rokok.
Kesan yang saya dapat dari e-mail mba' Ida adalah "suggestion" untuk
'memboikot" perusahaan rokok.Kalau memang alasan boikot karena rokok merugikan
kesehatan, saya bilang alkohol juga memberikan dampak yang serupa. 
   Saya yang menganut azas kebebasan (seperti anda juga), percaya kalau
individu dapat bekerja dimana saja, menjabat posisi apa saja , selama ia
mampu. Dengan catatan bahwa pekerjaan itu tidak dilarang oleh hukum negara dan
masyarakat.
   Kalau seseorang merasa berhak untuk menghirup udara bebas, hanya karena
udara disekeliling anda terpolusi dengan asap rokok, kenapa tidak memberikan
hak yang sama kepada mereka2 yang mencari atau menberi kerja di pabrik rokok?
karena toh mereka tidak terlibat langsung dengan kesehatan individu?
 
Mengenai point anda bahwa Rokok tidak bisa disamakan dengan alkohol dan bahwa
Alkohol berguna untuk kesehatan, bila di konsumsikan dalam jumlah "moderate",
menurut saya adalah kurang tepat. 
1. orang yang mati DUI related angkanya tidak lebih sedikit daripada yang mati
karena rokok. Yang membedakan adalah angka yang di rawat di rumah sakit akibat
kanker paru2 (dampak langsung dari merokok), dengan yang di rawat karena
livernya rusak (dampak pengaruh langsung alkohol).
2.Alhokol yang bagus untuk kesehatan hanya Wine merah yang diminum 1 gelas
wine/bulan untuk meningkatkan kesehatan jantung, tapi lebih dari itu effect
dari red wine sama saja dengan konsumsi alkohol lainnya. Kalau saya tidak
salah di Perancis sudah di keluarkan pil "red wine" untuk supplemen untuk
orang2 yang tidak mekonsumsi alkohol.
   
  Mengenai generasi muda... hmm kaya' nya NARKOBA jauh lebih berbahaya dari
rokok apalagi alkohol. Kekhawatiran orang tua bahwa generasi muda kita untuk
menjadi generasi perokok, saya kira jauh lebih ringan, dibanding kekhawatiran
mereka untuk putau, shabu2,dll yang sekarang sudah menjarah ke anak2 SD,
diseluruh kota2 di Nusantara. 
   Ada cerita menyedihkan (maaf kalau keluar dari subject, ini buat share
aja), anak teman oom saya, duduk di bangku kelas 3 SD, dia fanatik minum fanta
merah, pada suatu hari dia jalan2 dengan bapaknya ke Ancol, di sana oleh
bapaknya di belikan Fanta merah, karena si anak bilang merasa haus, setelah
beberapa teguk, dia bilang ke bapak-nya bahwa Fantanya tidak enak, dan dia
hanya suka Fanta merah yang disekolah.
Si bapak sudah jelas kebingungan, wong Fanta keluar dari pabrik yang sama,
selidik punya selidik, ternyata Fanta yang biasa di minum oleh anaknya itu di
masukin obat terlarang. Sekarang si anak masuk rumah sakit, tidak bisa
melanjutkan sekolahnya, karena dia dalam masa "withdrawal".
  Itulah yang dialami banyak orang tua di Indonesia, tidak rokok, tidak juga
alkohol.
  Akhir kata, saya sangat respect, dan setuju dengan hak anda untuk menghirup
udara bersih, karena itu adalah hak dasar seseorang, juga tentang biaya
"social", karena itu adalah sesuatu yang merugikan orang banyak, tapi
kesempatan untuk mecari kerja dan memberikan lapangan kerja adalah hak dasar
seseorang yang sama nilai dengan hak untuk benapas. 

ichal


>Dear Netters,
>
>Bincang-bincang soal rokok antara Ida dan Rizal diatas (sehubungan dengan
>pengumunan recruitment dari pabrik rokok Sampoerna) sebetulnya sangat
>penting dan perlu direnungi. Kebetulan Summer yang lalu saya menulis
>essay (op-ed) di mailing list saya sehubungan dengan topik serupa.
>Berikut ini adalah essay tersebut, yang saya edit kembali khusus untuk
>mailing list ini. Selamat merenungi -- Moko/
>
>
>                    To Smoke Or Not To Smoke ...
>                 (that's NO LONGER the question!)
>
>    Membandingkan rokok dengan alkohol saya rasa kurang tepat. Konsumsi
>alkohol yang "moderate" justru bermanfaat (menurunkan kemungkinan
>serangan jantung), sedangkan asap rokok dalam jumlah sekecil apapun
>merugikan kesehatan. Penelitian akan bahaya merokok ini sebetulnya sudah
>dilakukan oleh pabrik rokok di Amerika sejak 1950-an, tetapi hasilnya
>tidak disembunyikan dari mata  publik -- mudah dimengerti bahwa 'ulterior
>motive' nya adalah bisnis, yaitu mencari untung sebanyak-banyaknya.
>
>    Memang kelihatannya "tidak relevan" juga untuk mengaitkan kampanye
>anti rokok (karena bahaya rokok) dengan hak dan kesempatan kerja di
>pabrik rokok. Masalahnya memang tidak hitam-putih, tetapi kita selalu
>bisa mencoba melihat issue ini secara rasional. Dari sisi pengaruh
>adiksinya, berbagai studi telah menunjukkan bahwa nikotin adalah senyawa
>yang sangat adiktif, dan adiksinya setingkat atau lebih berat ketimbang
>adiksi yang ditimbulkan oleh heroin dan kokain. Survey di koran New York
>Times melaporkan bahwa 45% pemakai cocaine merasa dorongan merokok lebih
>besar atau sekuat dorongan untuk menggunakan cocaine. Demikian pula di
>kalangan pemakai heroin, 38% merasa dorongan merokok lebih kuat dari
>dorongan pada heroin. Untuk para alkoholik, 50% merasa dorongan merokok
>lebih kuat daripada keinginan minum alkohol. (Philip J. Hilts, "Is
>Nicotine Addictive? Depends on Whose Criteria You Use", NYT, August 2,
>1994).
>
>    Seandainya nikotin sendiri tidak 'harmful', adalah adiksi yang
>ditimbulkan yang membuat orang ketagihan dan susah berhenti, seperti
>halnya kalau orang kecanduan heroin atau cocaine. Data yang diberikan
>oleh FDA Commissioner menunjukkan bahwa setiap tahun ada 17 juta yang mau
>berhenti merokok, yang tidak berhasil ada 15,000,000. [Sumber: "Statement
>on Nicotine Containing Cigarettes" by David A. Kessler, M.D.,
>Commissioner of Food and Drugs before
>the Subcommittee on Health and the Environment, U.S. House of
>Representatives, March 25, 1994.]
>
>    Padahal dalam rangka memenuhi adiksi nikotin ini, segala macam racun
>yang ada dalam asap rokok ikut terhisap ke dalam tubuh si perokok (juga
>oleh secondary smoker di sekitarnya). Berikut ini adalah daftar
>carcinogens (penyebab kanker) dalam asap rokok yang sudah dapat
>diidentifikasi oleh ilmu modern:
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    |                   | 11 various compounds with known      |
>    | polyaromatic      | animal carcinogenicity, including    |
>    | hydrocarbons      | benzo(a)pyrene, a "probable" human   |
>    |                   | carcinogen.                          |
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    | aza-arenes        | four known animal carcinogens        |
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    | N-nitrosaminenine | known animal carcinogens             |
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    |                   | three known carcinogens, including   |
>    | aromatic          | 2-naphthylamine and 4-aminobiphenyl, |
>    |                   | both known human carcinogens.        |
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    |                   | three known carcinogens including    |
>    | aldehydes         | formaldehyde, a suspected human      |
>    |                   | carcinogen.                          |
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    | miscellaneous     | six carcinogens, including benzene   |
>    | organic compounds | and vinyl chloride, both known       |
>    |                   | human carcinogens.                   |
>    +-------------------+--------------------------------------+
>    | inorganic         | seven carcinogens, including arsenic,|
>    | compounds         | chromium, and polonium-210, all      |
>    |                   | known or suspected human carcinogens.|
>    +-------------------+--------------------------------------+
>Inilah daftar 'ingredients' yang seharusnya dicetak pada bungkus rokok
>yang dijual kepada publik, seperti halnya daftar 'nutrition facts' yang
>diwajibkan oleh FDA (Food & Drug Administration) untuk dicantumkan pada
>bungkus makanan yang kita beli di toko atau supermarket. Publik berhak
>tahu apa yang dimasukkan kedalam tubuhnya, apakah itu ditelan kedalam
>perut, atau dihisap oleh paru-paru.
>
>                                *****
>
>    Jadi, apa bedanya rokok dengan kokain/heroin? Itu cuma soal legalitas
>saja. Yang pertama dilegalkan, sedangkan yang kedua termasuk zat
>terlarang (controlled substance). Ini menjelaskan kenapa tidak ada satu
>company pun, yang memproduksi kokain/heroin, secara terang-terangan
>mengumumkan aktivitasnya, bahkan mengadakan 'recruitment' di New York,
>Chicago, San Fransisco.
>
>    Dunia akademis sebetulnya sudah menyimpulkan adiksi nikotin yang
>efeknya mirip 'narkoba' (psychoactive derugs). Dalam paper ilmiahnya,
>"Cigarette smoking and addiction" (Clin. Chest Med., Dec 1991), Cohen,
>Pickworth, dan Henningfield menulis:
>
>  "Tobacco use is a form of drug addiction, as shown by studies
>  assessing the abuse liability of tobacco and nicotine in humans and
>  animals. Tobacco experimentation frequently leads to daily use,
>  which is characterized by a highly consistent pattern of drug
>  intake. Such a pattern is controlled by the biologic concentrations
>  of nicotine, a psychoactive constituent of tobacco smoke."
>
>    Delapan tahun sebelumnya (1988), The Surgeon General (lembaga resmi
>Amerika dalam kesehatan) telah membuat pernyataan tentang adiksi nikotin
>sbb:
>
>  1. Cigarettes and other forms of tobacco are addictive.
>  2. Nicotine is the drug in tobacco that causes addiction.
>  3. The pharmacologic and behavioral processes that determine tobacco
>     addiction are similar to those that determine addiction to drugs
>     such as heroin and cocaine.
>
>    Tentu saja bakal ada yang 'argue', bahwa merokok adalah kebebasan
>pribadi, yang seharusnya tidak usah dilarang. Saya setuju ... ada batas
>dimana pemerintah dan masyarakat sebaiknya tidak mencampuri kebebasan
>pribadi. Tetapi kebebasan pribadi ini juga harus mengacu pada kebebasan
>pribadi orang lain, misalnya dampak "secondary smoking" (passive
>smoking). Perlindungan pada non-smokers. mereka yang juga punya hak
>pribadi untuk "menghirup udara bersih" ini dinyatakan dalam undang-undang
>atau ordinansi yang membatasi dimana orang boleh merokok. Di Amerika saat
>ini, daerah bebas rokok termasuk gedung-gedung publik, fasilitas
>transportasi umum (bis, kereta, pesawat terbang). Kebanyakan rumah makan
>tidak memmbolehkan pengunjungnya merokok, atau kalau akan mengijinkan,
>restoran tersebut harus menyediakan ruang khusus dengan sistim sirkulasi
>udara yang terpisah sama sekali.
>
>    Argumen yang kuat dari sisi anti-rokok adalah *biaya sosial*.
>Disamping kerugian karena kehilangan jam kerja, usia produktip yang lebih
>pendek, biaya
>pengobatan pribadi, dan harga rokok itu sendiri (yang rata-rata
>$3/bungkus), pemerintah Amerika setiap tahunnya harus mengeluarkan biaya
>sebesar 50 milyard dollar (melalui Medicare) untuk pengobatan penyakit
>yang berkaitan atau disebabkan oleh tembakau (rokok dan tembakau kunyah).
>Ini sama sekali tidak
>seimbang dibandingkan dengan 'keuntungan' yang diterima dari pajak rokok.
>Bahkan 'settlement' sebesar 131 milyard dollar yang dimenangkan dalam
>class action suit oleh 50 negara bagian, tidak akan menutup kerugian yang
>sudah dan akan terus menumpuk itu. Apakah ini realistik?
>
>    Bisa dibilang dalam satu-dua dekade terakhir ini, di Amerika sudah
>tidak ada lagi public official, apalagi pekerja medis atau yang
>berhubungan dengan kesehatan, yang mendukung merokok secara publik.
>Bahaya merokok sudah menjadi pengetahuan umum. Karena itu saya sangat
>kecewa ketika membaca pernyataan Habibie yang diliput Bali Post (10 Mei
>1999)
>
>    Presiden BJ Habibie mengingatkan kepada pabrik rokok nasional
>    agar siap-siap menghadapi informasi yang tidak menguntungkan,
>    seperti slogan "merokok mengganggu kesehatan", "manusia di masa
>    depan", dan gerakan LSM asing yang makin kritis dan vokal
>    terhadap bahaya merokok.
>    "Menghadapi tekanan itu, pabrik rokok nasional tidak boleh diam,
>    tetapi harus pandai mempertahankan industri rokok dalam negeri.
>    Karena industri rokok ini strategis mengingat menyerap tenaga
>    kerja sebanyak enam juta orang lebih. Bahkan menyumbang pajak
>    cukai yang sangat besar," ungkap Habibie saat temu wicara dengan
>    pengusaha rokok kretek di Kediri.
>
>    Sungguh sedih membaca statement pejabat paling tinggi di negeri kita
>ini ... seolah-olah bangsa kita ini sudah menjadi buta atau rakus oleh
>kemilau laba (pemasukan pajak) -- laba yang sesungguhnya tidak seimbang
>dengan kerugian sosial yang diakibatkan oleh merokok.
>
>    Kalau kita membiarkan trend merokok ini seperti di Amerika
>pertengahan abad ini (atau di Indonesia saat ini) -- misalnya romantisasi
>dan glorifikasi merokok a la Hollywood tahun 1950-70 an, iklan radio, TV,
>media cetak, billboard -- maka musibah yang lebih besar akan datang,
>yaitu generasi muda perokok. Biaya sosial yang begitu tinggi dan
>menurunnya produktivitas manusia secara kolektip, akan menjadi hambatan
>besar dalam usaha kita mengangkat diri dari reruntuhan krisis ekonomi
>saat ini. Yang lebih mengerikan lagi adalah rokok dan iklannya yang
>memikat --yang di Amerika sudah dilarang untuk ditargetkan kepada
>golongan muda-- akan "mengungsi" ke negara-negara berkembang, yang
>umumnya masih "lemah peraturan." Bisa ditebak dengan mudah, dunia ketiga
>bakal menjadi target pemasaran rokok pada millenium mendatang.
>
>    Judul tulisan ini menyiratkan bahwa keputusan terakhir berada di
>tangan individu masing-masing. Harapan saya ketika menyusun tulisan ini
>adalah untuk membagikan informasi sebaik mungkin kepada publik, sehingga
>keputusan yang diambil --baik yang menyangkut diri sendiri pribadi,
>maupun policy untuk banyak orang-- adalah 'informed decision'. Keputusan
>yang sudah dilandasi pertimbangan masak dan informasi yang lengkap.
>
>
>Madison, Fall 1999
>
>Moko/
>
>        "To cease smoking is the easiest thing I ever did,
>     I ought to know because I've done it a thousand times."
>           -- Mark Twain (who smoked cigars profusely)
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com


____________________________________________________________________
Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.

Kirim email ke