.

Menurut saya Himbauan dan Tulisan dibawah ini sangat
menarik, dan terkesan bahwa si-Penulis mengerti sedikit
atas apa yang sesungguhnya tengah terjadi pada saat
ini di-Indonesia.

Sebaliknya saya juga tidak anti dengan apa-apa yang ada
dibenak Rekan2 yang lain, karena dengan cara itulah
kita bisa tahu apa yang ada dalam isi hati masyarakat
Indonesia. Silahkan saja terus berpolemik....:)

Yang paling perlu digaris bawahi dan jangan dilupakan,
bahwa Gus Dur adalah PEMIMPIN Organisasi Islam terbesar
di-Indonesia, dan diyakini bahwa Gus Dur tidak mungkin
'tidur' didalam mengikuti peristiwa yang terjadi
di-Maluku dan didaerah lainnya.

Saya beragama Islam, dan pada saat ini saya sangat
yakin dengan kepemimpinan Gus Dur, baik sebagai
Pemimpin BANGSA maupun sebagai Tokoh ISLAM.

Yang saya khawatirkan adalah pada saat ini yang
tengah berlangsung di-Maluku bukanlah perang antar
Agama, melainkan perang antar kita sendiri.
Bahkan ada yang mencurigai ini adalah perang
antar Agama 'sendiri'. Kita lihat nanti.

Saya hanya ingin menghimbau, agar kita tidak
terpancing begitu saja dengan berita2 yang menyesatkan.

Contoh yang baik adalah yang ditulis oleh sdr. Faran,
yaitu berupa pengumpulan Dana bagi masyarakat Maluku.
Bukankah ini lebih realistis ?


Salam,
bRidWaN

--------------------------------------------------
At 09:06 AM 1/14/00 -0800, Bonar Mangunsong wrote:

Ya ampun, ya gusti,ya semuanya.....

Inikah yang disebut mahasiswa yg notabene kaum intellectual 'in the making' bangsa Indonesia?

Inikah mereka yang akan meneruskan tonggak kepemimpinan rakyat?

(Geleng geleng kepala)... Bukan main melihat interchange yang saya baca. Satu kubu dengan geram menyerang 'the lone ranger' yang bersusah payah memaparkan perimbangan data2 yang selama ini disodorkan. The lone ranger (TLR) ini pun mulai memijakkan pada pasir dimana ujung2 ombak menyapu datang menepi. TLR ini tergoda akan buaian ombak, dan semoga ia ingat akan bahaya lautan yang bergejolak... dapat menenggelamkan.

Gus Dur (GD), seorang muslim piawai, (atau seorang karpov, kasparov dalam catur), mengerti akan ganasnya lautan itu. Ia mengerti untuk tidak bermain2, walaupun hanya ditepi pantai. Apalagi membawa bangsa Indonesia ini kelautan, jauh sekali dari pikiran GD.

GD bijak? Coba anda pikirakan, resapkan segala ucapannya, tanpa menghiraukan ucapan Ahmad Sumargono, Hamzah, Amien, dll..... Coba cerna, apakah GD termasuk teledor dalam memimpin?

GD adalah seorang kiayi..... dapatkah ia menyengsarakan umatnya? Adakah dia tidak memikirkan masa depan umatnya..... (dalam hal ini saya minta umatnya, tanpa perlu mengikutsertakan pengikut agama lain).

Ambon perang agama? Tyasno Sudarto (detik.com) mengiyakan ada oknum TNI yang mengadu domba antar umat.

GD seorang kiayi (NU organisasi Islam terbesar di Indonesia) menyerukan agar jangan orang muslim mengorbankan sesama muslim demi kepentingan politik. Juga mengatakan aksi sejuta umat adalah usaha partai2 minoritas mendikte mayoritas. (Untuk kata2 yg lebih jelas baca detik/kompas.com).

Pertanyaan sekarang ialah bukan bagaimana menghindari bangsa Indonesia dari perpecahan, tetapi bagaimana menghindari bangsa Indonesia dari kehancuran total. Karena pertentangan yang ada bukan dilihat dari konteks bangsa Indonesia lagi, melainkan dari konteks kepentingan kelompok dimana masing2 kita berada.

Jika kita beragama A, selalu yang dipikirkan keselamatan A, lebih parah lagi yang dipikirkan ialah kehancuran agama B, supaya A dapat hidup undisturbed dengan tidak adanya agama B. Ego ingin menang sendiri ini membuat premature hipotesa tersendiri yaitu kelangsungan kehidupan agama A dapat berjalan dengan hancurnya agama B.

Sungguh..... Jaman kegelapan terulang kembali di Indonesia.

Agama A dan B sekarang bertikai. Padahal agama A dan B sudah puluhan tahun hidup berdampingan dan mempunyai hubungan erat dalam Pela dan Gandongnya. Haruskah kerukunan ini sirna sekarang?

Posisi apa yang kita harus ambil? Ikut menyerukan aksi menghancurkan B atau A?

Haruskah kita mengambil clurit, golok, pisau, pistol, granat.... untuk memutuskan masa depan kita?

Lalu apa yang harus kita katakan kepada korban2/penderita Orba/militeris? Sabar? hahahaha...... Bangsa kita tak punya hutang moral kepada mereka. Penderita adalah warganegara kelas dua. Kelas pertama adalah mereka yang masih hidup, yaitu opportunist, yang sedang merebut kekayaan, kekuasaan, kehormatan, yang sekarang bisa dikerjakan.

Hai mahasiswa Indonesia. Ingat, jika kita pulang ke tanah tercinta kita hanya akan menjadi jongos2 pihak asing. BUMN2 sekarang dalam proses di gadaikan.... pemiliknya adalah orang2 asing. Redistribusi aset program telah merampas kepemilikan perusahan2 yang telah lama berusaha. Paling tingi kita hanya akan menjabat managerial position. Toh memang mental kita (baca: bangsa Indonesia) masih belum profesional.

(Untuk pemilik/pengusaha2 freeport, caltex, mobil oil, dll yang mengisap darah dari nadi bumi pertiwi saya mengucapkan semoga makmur, karena kita tidak akan mengutak atik kehidupan kalian. Yang kami utak atik sekarang adalah sesama kita sendiri).

Entahlah......

Bonar Mangunsong
(sedih memikirkan masa depan para mahasiswa kita)

Kirim email ke