Salam Persatuan Mahasiswa Indonesia,

Tepat sembilan hari lagi, kita semua bertemu dan berkumpul di Chicago
memperingati Hari Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh kakek-nenek kita,
tanpa melalui online registration -boro2 komputer, wong mesin ketik aja
mungkin belum 'lahir'-; tanpa melalui teleconference call -boro2 telepon,
wong kentongan aja belum ''go public'-; tanpa melalui live show -boro2
televisi, wong lukis diri aja belum 'menyebar merata'-; dan tanpa melalui
"Pertemuan Mahasiswa Indonesia se Dunia di Luar Negeri", karena kakek dan
nenek kita sudah bisa bersyukur, kalau saat itu, 'kompeni' mengijinkan
mereka untuk 'mencicipi' bangku sekolah rakyat.

Ternyata, tujuh puluh dua tahun kemudian, gaung "satu nusa, satu bangsa,
dan satu bahasa, yaitu Indonesia" mulai mengalami pemudaran 'alami' dan
digantikan dengan gaung abad milenium baru "satu celurit, satu senapan,
dan satu bom, yaitu Indonesia Baru".

Dan sialnya, gaung baru ini menyebar dengan cepatnya ke seantero dunia dan
jadilah bangsa kita memiliki julukan baru, bangsa 'barbar' di abad modern
dan tanpa kita sadari, perlahan tapi pasti, kita sedang mewarisi kebencian
dan dendam kepada anak dan cucu kita. Tragis.

Akankah Sumpah "Satu Celurit, Satu Senapan, dan Satu Bom" menjadi langkah
awal kita bertemu di Chicago?

Ataukah Sumpah "Satu Celurit, Satu Senapan, dan Satu Bom" menjadi rumusan
baru kita untuk melangkah bersama dari Chicago?

Mumpung kita masih diberi waktu oleh Yang Maha Kuasa untuk bertemu di
Chicago, mari kita manfaatkan waktu yang hanya sehari itu bukan untuk
"Menyelamatkan Negara-Bangsa Indonesia" (kalau kata orang bule, BS itu
dapat dilakukan dalam satu hari), tapi sama-sama menyadari bahwa kita,
terutama sekali anak dan cucu kita kelak, telah berada di titik yang
membahayakan, mulai dari bahaya tawuran, bahaya demonstrasi yang tidak
terkontrol, bahaya narkoba, bahaya penyakit seksual, hingga bahaya yang
tragis, yaitu dibunuh dan dibakar hidup-hidup, karena hanya kebetulan
memiliki latar belakang sosio-budaya yang berbeda.

Dengan menyadari bersama, maka sebagai MAHAsiswa, kita dapat berpikir
jernih untuk melakukan sesuatu, tapi pesan Mahatma Gandhi, "Act, but seek
not the fruit of your actions", karena apa yang akan kita lakukan nanti,
"...is just a drop in the ocean, but that ocean would be less without that
drop" (Mother Teresa).

Selamat mempersiapkan Pandangan Perwakilan Mahasiswa Indonesia yang akan
anda wakili, dan jangan lupa, 5 menit akan sangat berarti, apabila kita
masih menginginkan anak dan cucu kita menikmati bangku kuliah, tanpa rasa
takut terbantai, tertembak, dan tubuh mereka tercerai-berai oleh bom.

Di Chicago kita bertemu, dan melangkah bersama demi masa depan Indonesia
yang lebih baik.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberkati kita semua
dan menyertai perjalanan kita menuju Chicago. Amin.


Salam hangat dari Pantai Selatan Florida,
Dharma Datubara
Anggota SC SIP 2000
untuk Pertemuan Mahasiswa Indonesia se Dunia

Kirim email ke