catatan: mas budi, saya suka sekali tulisan yang mas budi teruskan ini,
         dan saya pikir, tidak ada salahnya saya teruskan ke perwakilan
         mahasiswa indonesia di seluruh dunia <[EMAIL PROTECTED]> dan juga ke
         rekan2 pengurus PERMIAS se AS <[EMAIL PROTECTED]> dan rekan2
         pelanggan PERMIAS Net <[EMAIL PROTECTED]>.


Salam Persatuan,

Saya teruskan email tulisan yang sangat indah ini (Bpk. Sukidi, staff di
Yayasan Paramadina) ke rekan2 mahasiswa sekalian, yang mungkin hari ini
baru saja di 'bombardir' dengan masuknya berita2 mengenai pemboman di
tengah malam Natal di Indonesia.


Salam hangat dari Pantai Selatan Florida,
Dharma Datubara

---------- Forwarded message ----------
Date: Fri, 22 Dec 2000 14:53:34 -0500
From: Budi Soetjipto <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [kanisius_alumni] Koinsidensi Natal dan Idul Fitri

Koinsidensi Natal dan Idul Fitri

Oleh Sukidi


SUNGGUH di luar dugaan kita semua: perayaan Natal dan Idul Fitri di
penghujung tahun 2000 ini berkoinsidensi secara kebetulan dan berhimpitan.
Natal yang dirayakan umat Kristen jatuh pada 25 Desember, sementara umat
Islam merayakan Idul Fitri dua hari sesudahnya.
Adakah koinsidensi ini punya makna? Ataukah ia berlalu begitu saja, tanpa
sedikit pun menorehkan pesan buat kita dalam merajut kerukunan hidup
beragama? Apalagi, sejarah hubungan antar-umat Kristen dan Islam di mana
pun, selalu sarat dengan konflik dan pertikaian. Catatan sejarahnya sering
kali hitam kelabu, tanpa secercah harapan perdamaian.

Padahal, dari sudut pandang historis-teologis, baik umat Kristen maupun
Islam sama-sama bermuara pada Nabi Ibrahim, yang beristri dua, yakni Sarah
yang melahirkan Nabi Ishaq, moyang kaum Kristen, dan Hajar yang melahirkan
Nabi Isma'il, moyang kaum Muslim.

Nah, koinsidensi Natal dan Idul Fitri, sebenarnya ingin kembali mengingatkan
kita (recollection of meaning) bahwa kita berasal dari leluhur yang sama,
yakni Ibrahim sebagai "Bapak Monoteisme," "Bapak Para Nabi" (Abu al-Anbiya),
dan satu lagi, "Bapak Orang Beriman" dalam tiga tradisi agama semitik:
Yahudi (Genesis 12: 1a, 3b), Kristen (Galatia 3:29), dan Islam (Al Quran/
22:78). Dengan recollection of meaning ini, tak tersisa sedikit pun argumen
untuk menjustifikasi konflik dan pertikaian di antara kita.

Hanya saja, mengapa dalam sejarahnya umat Kristen dan Islam selalu sarat
konflik dan pertikaian? Tak luput konflik umat Kristen vs Islam di Ambon,
Maluku, dimana kedua umat beragama sudah saling menghalalkan "darah dan
nyawa" satu sama lain. Sungguh tragis: "atas nama agama dan Tuhan", satu
sama lain saling membunuh, sehingga amat sulit untuk didamaikan, apalagi
dipertemukan di antara mereka.



***
KOINSIDENSI Natal dan Idul Fitri sekarang ini, juga menyadarkan kita,
setajam apa pun konflik dan pertikaian akibat suatu perbedaan yang membuat
kita enggan untuk bertemu, pada titik-titik tertentu pasti akan bertemu.
Jika di antara kita sesama umat beragama tetap tidak mau bertemu satu sama
lain, maka Tuhan-lah yang akan mempertemukan kita, antara lain melalui
koinsidensi Natal dan Idul Fitri. "Ketika suatu koinsidensi terjadi, itu
merupakan tanda bahwa Tuhan sedang menepuk pundak kita sambil berbisik, atau
kadang malah berteriak, Aku ada di sini! Aku bersamamu!" papar Yitta dan
Judith, Small Miracle, 2000. Maka, penulis tersohor Doris Lessing
berkomentar "peristiwa koinsidensi itu merupakan cara Tuhan untuk tampil
anonim".

Koinsidensi Natal dan Idul Fitri, seakan menegaskan hal itu. Tidak saja
Tuhan tampil anonim, tetapi juga hadir, bahkan mengawasi segala gerak-gerik
kita. Kesadaran Natal bagi umat Kristiani merupakan kesadaran-diri
(self-awareness) akan kehadiran Yesus dalam kehidupan ini, yang membebaskan
manusia dari kegelapan zaman sekaligus menebarkan rasa cinta dan kasih
sayang sesama kita, umat Tuhan. Demikian pula pesan Idul Fitri, selain
menorehkan kesadaran ketuhanan (God-consciousness, 'idul fitri sebagai
pengalaman kesucian umat Islam) akan hadirnya Tuhan dalam keseharian hidup
kita, juga memberikan semangat kemanusiaan: empati kepada sesama,
kebersamaan, dan saling memaafkan satu sama lain.

Baik Pesan Natal maupun Idul Fitri yang jatuh secara koinsiden, seakan ingin
menegaskan apa yang oleh ahli hikmah terkemuka Khalil Gibran diproklamirkan
sebagai: "Jikalau Anda ingin dekat Tuhan, maka dekatilah rakyat". Persis
seperti pesan Rasulullah kepada istrinya; "wahai Aisyah, dekatilah
orang-orang yang miskin, cintai mereka, niscaya Allah akan dekat dengan
kamu."

Koinsidensi Natal dan Idul Fitri hendak memperbarui komitmen kemanusiaan
primordial kita yang paling dalam, yang diterpa krisis-diri, sehingga
menyebabkan tragedi kemanusiaan. Pesan Natal untuk saling mengasihi kepada
sesama, dilanjutkan Idul Fitri untuk saling memaafkan kepada sesama, jelas
menunjukkan kontinuitas ajaran dan pesan kemanusiaan dari agama Kristen
kepada agama Islam.

Maka, ketika merayakan Natal dan Idul Fitri, sudah sepantasnya kita tebarkan
salam perdamaian dan saling memaafkan antarkita, apa pun agama dan latar
belakangnya, dengan menyantuni yang tidak mampu, menolong yang lemah dan
sekaligus membebaskan yang menderita.


***
ETIKA kemanusiaan semacam ini, sudah seharusnya selalu melekat dalam hati
sanubari kita dalam merayakan Natal dan Idul Fitri. Jika saudara kita umat
Kristen di Ambon, misalnya sedang menderita kesusahan dan kelaparan, maka
umat Islam tanpa kecuali wajib menolong mereka sesama umat Tuhan. Begitu
pula sebaliknya, umat Kristen wajib hukumnya menolong umat Islam yang
diterpa bencana dan penderitaan krisis. Bukankah kata ahli sufi asal Sri
Lanka, MRB Muhaiyaddeen dalam Islam and World Peace: Explanations of a Sufi
(1990), "semua umat manusia merupakan keturunan Nabi Adam, keluarga besar
Nabi Ibrahim, dan saling bersaudara".

Dengan semangat persaudaraan, perdamaian, dan kebersamaan yang lahir dari
rahim Natal dan Idul Fitri, kita akan mampu keluar dan mengeluarkan diri
dari kubangan krisis multidimensional, yang sebenarnya akibat dari sikap
kita yang rendah political trust-nya, sehingga rentan konflik dan
permusuhan.


* Sukidi, Staf di Yayasan Paramadina.
_________________________________________________________________
Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com

Kirim email ke