Dikutip oleh Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, California.
Dari "Waspada Medan"

http://www.waspada.co.id/berita/nasional/artikel.php?article_id=56242&PHPSESSID=fb2d019e17cfc46f3b6596ec2823535d

Waspada Online


31 Des 04 08:51 WIB
Tsunami Di Meulaboh Dua Kali
* Banyak Warga Tewas Ketika Menolong Para Korban Tsunami Pertama

Meulaboh, WASPADA Online


Meulaboh jauh lebih parah terkena amukan gempa dan tsunami. Dua kali badai yang tak bersahabat ini menyapu kota di pinggiran pantai barat NAD ini. Peluang untuk hidup tipis. Namun bila Tuhan menyelamatkan seseorang dia akan selamat.

Itulah yang dirasakan M. Selamat dan M. Zakir, karyawan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Meulaboh. Mereka bersama istrinya lolos dari maut dan berhasil keluar dari kawasan porak-poranda itu, menuju Takengon. Rabu (29/12) sore mereka berhasil menghirup udara dingin setibanya di dataran Tinggi Gayo.

M. Selamat, 45, karyawan BPD Meulaboh (foto) yang berhasil keluar dari kawasan bencan! a itu, Kamis (30/12) mengisahkan perjalanannya kepada Waspada di ruang kerja bupati, usai rapat membahas pengiriman bantuan ke Meulaboh.

Usai gempa, sebut warga asal Takengon ini yang baru bertugas empat bulan di Meulaboh, sebenarnya tidak ada tanda-tanda akan terjadinya badai tsunami. Masyarakat yang telah lari berhamburan menyelamatkan diri dari gempa, kembali tenang kendati trauma.

Saat itu walau suasana relatif tenang, dia bersama istrinya Eli Rohani dan Muzakir, serta Ida juga staf BPD, sudah mengeluarkan sepeda motor. Mereka bergerak ke arah Kota Meulaboh. Tiba-tiba di perjalanan datanglah badai tsunami yang pertama.

"Luar biasa. Arus airnya kencang sekali. Kami melarikan sepeda motor ke arah timur untuk menyelamatkan diri. Dan kebetulan anak-anak semuanya tinggal di Takengon," sebut mantan karyawan BPD Takengon ini. Alhamdulillah mereka dan masyarakat lainnya selamat, setelah berada di kawasan yang lebih tinggi. "Kami melihat air surut perlahan-lahan! kembali ke laut. Pada saat air itu surut banyak masyarakat yang telah selamat, turun menyelamatkan saudaranya yang lain," kenangnya pahit.

Ketika akan turun untuk membantu, sebutnya, tiba-tiba datang kembali tsunami yang kedua. Pada saat itu mereka melarikan sepeda motor dalam suasana yang panik. Suara gemuruh, pohon bertumbangan, pekikan dan tangis disertai jeritan minta tolong dan teriakan Allahu Akbar, benar-benar membuat semua manusia kehilangan konsentrasi.

"Kami terus berlari memacu sepeda motor. Dan terus berjalan tak tentu arah, mencari kawasan yang tinggi dan dapat dilalui sepeda motor," sebutnya yang masih nampak lelah. Sesekali dia menarik nafas dalam dan melanjutkan kisahnya. Dari ketinggian itu, istrinya yang stres dan menangis turut menyaksikan bagaimana ganasnya dua kali tsunami di Meulaboh itu.

Tidak ada yang mampu diselamatkan. Korban jiwa yang tewas cukup banyak. "Saya tidak dapat prediksikan bagaimana dan berapa jumlah yang tewas. Tetapi y! ang saya lihat sepintas, kemungkinan 60 persen lebih warga Meulaboh meninggal," sebut M. Selamat.

Korban yang meninggal, menurut warga asal Gayo ini, lebih banyak terjadi pada tsunami kedua. Karena pada tsunami kedua itu, banyak masyarakat yang turun berupaya menyelamatkan korban yang tersapu tsunami pertama. Namun hanya berselang 7 atau 10 menit tsunami kedua itu datang dan sangat luar biasa. Yang berada di kawasan rendah, di mana mereka pada tsunami pertama selamat, ketika amukan kedua itu datang semuanya disapu.

Warga Meulaboh yang lolos dari amukan tsunami itu secara serentak mengungsi di beberapa titik dan mereka berpencar di seputar kawasan pegunungan dan tempat yang relatif tinggi. Karyawan BPD ini mengungsi sekitar 15 kilometer arah timur Meulaboh. Selama di pengungsian penghidupan sangat memprihatinkan. Mereka yang sakit tidak ada obat-obatan yang memadai, makanan sangat kekurangan.

"Dua hari kami di pengungsian. Kondisi sangat memprihatinkan. Saya t! ak mampu lagi menjelaskan bagaimana. Makan tidak teratur di sana sini menangis dan mengerang kesakitan. Tidur tak menentu, nyamuk pun cukup banyak," sebutnya.

Kalau terus bertahan di pengungsian, tanda-tanda kematian semakin dekat. "Untuk itulah kami memberanikan diri keluar kawasan petaka ini. Kami keluar untuk melaporkan agar secepatnya ada perhatian bagi warga yang di sana," jelasnya.

Dengan berbekal minyak sepeda motor 1 liter mereka memberanikan diri menelusuri jalan Beutong menuju Takengon. Di perjalanan baru mereka mendapatkan bantuan makanan dan minyak kendaraan. Itu juga didapatkan dari aparat keamanan pos kamp 2 TNI dari kesatuan 623 Kalimantan.

Setelah semalam menginap di pos aparat mereka berempat (Selamat dan istrinya Eli Rohani, Muzakir dan Ida karyawan BPD Meulaboh yang akan kembali ke Langsa dan Banda Aceh), kembali melanjutkan perjalanan menelusuri hutan Beutong.

Di perjalanan ada tujuh titik badan jalan yang rawan dilalui kendaraan. ! Namun walaupun sepeda motor itu harus ditolak di daerah yang licin dan longsor, mereka sampai juga ke Takengon. Di perjalanan mereka bertemu dengan 12 sepeda motor dari Takengon yang akan menuju Meulaboh.

"Bila kita ingin membantu rakyat Meulaboh, jangan tunggu besok. Mereka yang hidup dalam keadaan kelaparan dan penyakit yang mereka dapatkan akibat tsunami belum terobati. Kita sudah bisa ke sana dari Takengon, saya sudah melaluinya," sebut M. Selamat.

Untuk membantu korban amukan tsunami Meulaboh yang selama ini tidak mampu ditembus, baik via udara dan laut, Tuhan sudah membuka peluang baru. Ruas jalan Takengon (Aceh Tengah), merupakan medan yang sangat tepat untuk Meulaboh. Adakah yang berbaik hati mau ke Meulaboh saat sekarang ini?
* Bahtiar Gayo (am)


copyright @2002 WASPADA Online - www.waspada.co.id

Diteruskan oleh w.purwinto, ab2qv, Syracuse, New York.

http://www.libertyphonecard.com


Do you Yahoo!?
All your favorites on one personal page – Try My Yahoo!

Kirim email ke