Rekan-rekan, Terlampir adalah email seorang rekan di Yogya. Mari sisihkan rejeki kita untuk membantu saudara kita yang menderita.
Semoga Tuhan meridhai usaha kita. Amin. Jabat erat, Ahmad Syamil Arkansas http://www.clt.astate.edu/asyamil/ =========== From: - dihapus - Subject: Korban butuh bantuan bukan ucapan... Korban bencana betul2 butuh bantuan dari Saudara2nya.. Ucapan bela sungkawa, rasa prihatin dan sebagainya tidak bisa membuat perut mereka kenyang, tidak bisa menghangatkan badannya di dalam tenda (jika punya tenda) di malam hari apalagi waktu hujan, bahkan mereka sama sekali tidak pernah membaca ucapan dan rasa prihatin itu. Saya tidak antipati terhadap berbagai bentuk rasa prihatin rekan2, tetapi yang lebih mereka butuhkan adalah: tenda, beras, minyak, telur, susu, serta berbagai jenis mie instant dan tentu saja obat2an. Hidup berbulan2 (entah sampai kapan) dalam tenda seperti itu dan dengan menu makanan yang sangat terbatas dan tergantung dari uluran tangan sesamanya, tentu dapat menurunkan daya tahan tubuh yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit dalam waktu tidak lama lagi. Betapa tidak, ada tenda pengungsi ukuran 5 X 10 meter yang digunakan oleh 80 (baca: delapan puluh) KK (hanya bisa untuk duduk), mereka makan sehari 2 kali dan menghabiskan beras 35 kg tiap harinya. Belum lagi di sebelah Utara Jogja (Gunung Merapi yang akan meletus) masih menunggu dengan harap2 cemas "pepunden'nya Mbah Marijan... Akankah Jogja hanya dibanjiri dengan berbagai macam ucapan keprihatinan? Oleh karena itu, kami menghimbau wujudkanlah kepedulian Anda dalam bentuk apa pun melalui dompet bencana . Sisihkan sebagian rizqi yang Anda miliki untuk mereka..!.. Tiap hari kami keliling mencari pasien, bawa tim medis, bawa obat2an serta sembako untuk dibagikan kepada mereka, terutama yang belum terjamah bantuan. Banyak lokasi bencana menuliskan butuh bantuan macam2. Bahkan ada yang sempat menuliskan sbb: "Kami korban bencana dan BUKAN TONTONAN!" Di radio banyak dihimbau agar lokasi bencana jangan dijadikan tontonan atau sebagai obyek turis, yang hanya datang melihat, memandang, heran, memotret, dan tidak menyumbang..!. Mereka kini semakin lapar dan makin mengganas. Banyak bantuan logistik yang dijarah di tengah jalan meskipun dikawal. Bahkan menurut Kol. (Pnb) Ras Rendro, Dan Wing Dik AU, mereka bahkan tidak takut ditembak, demi perut..!.. Banyak helicopter mendistribusikan logistik guna mengantisipasi penjarahan, meski akhirnya distribusi itu menjadi barang rebutan di darat, setelah sang heli berhasil menerbangkan tenda2 darurat para pengungsi... Bantuan miliaran yang kita dengar itu sampai saat ini adanya cuma di TV dan di media, entah kapan sampai ke mereka. Lihat saja korban meninggal tiap hari yang selalu bertambah... Akankah Anda bergeming saja?... Nah, selamat menyumbang atau mencarikan sumbangan. Kami senantiasa siap menyalurkan bantuan Anda... Insya Allah.